logo2

ugm-logo

Cuaca Ekstrem Tolitoli, Warga Diminta Siaga Bencana

KBRN,Tolitoli: Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Tolitoli belakangan ini, dengan kondisi yang cepat berubah dari panas terik menjadi hujan deras, memicu kekhawatiran masyarakat terhadap potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolitoli, Asnawir, mengimbau masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan. 

Menurutnya, berbagai bencana dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, terutama saat kondisi cuaca tidak menentu seperti sekarang.

“Aspek kewaspadaan sangat penting, terutama terhadap potensi bencana seperti banjir, angin kencang, dan longsor saat hujan deras melanda. Sedangkan saat cuaca panas ekstrem, potensi bencana kebakaran juga perlu diantisipasi,” ujar Asnawir, Rabu (14/5/2025).

Ia menyarankan, masyarakat untuk memanfaatkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai langkah awal dalam mitigasi risiko. 

“Pemantauan cuaca secara mandiri melalui kanal resmi BMKG bisa membantu masyarakat mengetahui apakah cuaca hari ini akan hujan atau panas,” ucapnya.

Asnawir, berharap tingkat kewaspadaan masyarakat Tolitoli semakin meningkat agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana, warga sudah siap dan bisa melakukan evakuasi secara mandiri dengan aman.

“Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama dalam mengurangi risiko bencana,” pungkasnya.

Dukung Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, BMKG Lakukan Pengembangan Radar Cuaca Non-polarimetrik

Yogyakarta, 24 April 2025 – Di tengah meningkatnya intensitas bencana hidrometeorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendorong percepatan pengembangan radar cuaca non-polarimetrik sebagai solusi teknologi yang dapat memperkuat jaringan pengamatan cuaca nasional. Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang merupakan bagian dari program Riset Inovasi Produktif (RISPRO) yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). FGD tersebut dilaksanakan pada Kamis, (24/04). Acara yang berlangsung secara luring ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Utama BMKG, Guswanto.

Kegiatan ini memasuki tahun ketiga pelaksanaannya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan sistem peringatan dini di Indonesia. FGD turut dihadiri oleh Direktur Meteorologi Publik BMKG, Kepala Biro SDM BMKG, Kepala UPT BMKG di wilayah Yogyakarta, Tim riset dari BRIN dan BMKG, serta mitra industri. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengulas kemajuan riset radar cuaca non-polarimetrik dan menyusun strategi keberlanjutan pengembangannya.

Dalam laporan kegiatan, Plt. Kepala Pusat Standardisasi Instrumen MKG, Rahmat Triyono menyampaikan bahwa riset radar ini telah dimulai sejak tahun 2020 dan kini telah mendekati Technology Readiness Level (TRL) atau Tingkat Kesiapan Teknologi level 7. Fokus utama ke depan adalah menyelesaikan proses sertifikasi, termasuk Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan sertifikasi sistem. “Target di tahap ketiga ini adalah menjadikan sistem radar berjalan secara utuh, konsisten, dan siap dioperasionalkan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Guswanto menekankan pentingnya dokumentasi menyeluruh terhadap seluruh proses riset. “Setiap capaian maupun kendala dalam proses riset ini harus terdokumentasi dengan baik,” jelasnya.

Ia juga mengapresiasi kinerja tim periset yang dinilai telah menunjukkan hasil memuaskan. Radar ini diharapkan dapat melengkapi jaringan pengamatan radar cuaca BMKG dalam mendukung pencapaian Rencana Strategis (Renstra) BMKG 2025–2030.

Usai pembukaan FGD, Sestama BMKG bersama jajaran, termasuk Plt. Kepala Pusat PSIMKG, Direktur Meteorologi Publik, Kepala Biro SDM, serta para Kepala UPT Yogyakarta, melakukan kunjungan lapangan ke PT. Solusi 247. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung prototipe radar yang tengah dikembangkan serta memperkuat sinergi antara BMKG dan mitra industri dalam meningkatkan kapasitas teknologi radar nasional.

Radar cuaca yang dikembangkan ini menjadi riset radar cuaca yang masih berjalan setelah sebelumnya riset radar nasional sempat terhenti. Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah penggunaan komponen dalam negeri yang tinggi, selaras dengan upaya kemandirian teknologi nasional.

Kendati prototipe telah menunjukkan progres signifikan, radar ini masih memerlukan serangkaian uji lanjutan guna memastikan kesesuaian terhadap spesifikasi operasional BMKG. Setelah seluruh pengujian dan sertifikasi berhasil dilalui, radar ini akan memasuki tahap hilirisasi untuk siap dikomersialisasikan. Diharapkan, produk ini akan membawa dampak positif dalam pengurangan risiko bencana sekaligus memperkuat industri teknologi dalam negeri.

Sebagai penutup rangkaian FGD, telah disusun dokumen target output dan timeline pengembangan dari setiap indikator yang telah ditetapkan. Melalui forum ini, BMKG berharap kolaborasi antara lembaga riset, industri, dan pemerintah dapat terus dipererat guna mempercepat pengembangan radar cuaca yang efektif dan efisien dalam mendukung mitigasi bencana hidrometeorologi di Indonesia.

More Articles ...