Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga di kota itu agar melakukan mitigasi bencana dalam menghadapi anomali cuaca yang terjadi saat ini.
Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Rabu, mengatakan, mitigasi bisa dilakukan mulai dari tingkat lingkungan dan diri sendiri di sekitar pekarangan rumah.
"Masyarakat harus memastikan saluran atau drainase yang ada di sekitar berfungsi, bebas dari sampah, dan sejenisnya," katanya.
Hal itu dimaksudkan, agar ketika tiba-tiba terjadi hujan deras dengan intensitas lama tidak menimbulkan luapan air yang bisa memicu genangan bahkan banjir.
Menurutnya, biasanya pada Mei-Juni sudah masuk musim kemarau basah yang artinya kemungkinan terjadi hujan masih ada, dan jika sudah lewat jadwal maka disebut anomali cuaca.
Sementara kondisi saat ini memang terjadi anomali cuaca, karena cuaca sekarang tidak bisa diprediksi. Pada pagi cerah bahkan panas, tetapi begitu siang langsung gelap dan hujan deras.
"Kondisi tidak menentu itu, tidak bisa diprediksi juga akan terjadi angin kencang, petir, angin puting beliung, serta potensi bencana lainnya," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, kondisi Kota Mataram saat ini jauh lebih baik dibandingkan wilayah bagian timur. Seperti di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat ada yang mengalami banjir hingga ketinggian satu meter.
Begitu juga di Pulau Sumbawa, kondisinya saat ini masih disebut sebagai cuaca ekstrem.
"Kendati Mataram masih aman, tapi harus tetap waspada sebab dampak banjir di hulu bisa turun ke Mataram yang menjadi wilayah hilir," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai potensi bencana selama musim perubahan cuaca.
"Termasuk juga nelayan, kami mengimbau agar waspada terhadap potensi perubahan gelombang pantai," katanya.