logo2

ugm-logo

Gunung Berapi Shinmoedake Meletus Jelang Bencana Besar yang Diramalkan Baba Vanga Jepang

JAKARTA – Sebuah gunung berapi di Jepang selatan meletus mengirimkan awan abu setinggi 2.800 meter ke langit. Letusan itu terjadi sehari sebelum tanggal yang ditetapkan oleh sebuah ramalan terkait bencana besar di Jepang.

Badan Meteorologi Jepang kini bersiap menghadapi jatuhnya batuan vulkanik dan aliran piroklastik dalam radius hampir dua mil (3,2 km) dari Gunung Shinmoedake. Pihak berwenang juga telah memperingatkan penduduk untuk tetap berada di dalam rumah sementara bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Hal ini terjadi setelah gempa bumi berkekuatan 5,5 skala Richter tercatat di lepas pantai gugusan pulau Tokara pada Kamis, (3/7/2025).

Bencana alam besar telah diprediksi oleh seniman manga Ryo Tatsuki, yang membuatnya disamakan dengan peramal buta Bulgaria Baba Vanga. Dalam bukunya, "The Future I Saw", yang berdasarkan 'mimpi kenabiannya', Tatsuki memperingatkan bahwa bencana akan terjadi pada 5 Juni 2025.

Setelah ramalannya menjadi viral di media sosial, terjadi penurunan signifikan dalam pemesanan tiket pesawat ke negara tersebut.

Meskipun sang seniman sendiri telah memperingatkan orang-orang agar tidak terlalu banyak membaca prediksinya, hal itu cukup menimbulkan kepanikan.

Letusan Gunung Shinmoedake, bagian dari jajaran gunung berapi Kirishima di Pulau Kyushu, meletus tepat setelah pukul 3:30 sore waktu setempat pada Rabu, (2/7/2025). Letusan tersebut menutupi sebagian prefektur Miyazaki dan Kagoshima dengan abu tebal.

selengkapnya https://news.okezone.com/

Pemkab Sinjai Perpanjang Status Darurat Bencana Hidrometeorologi

Sinjai: Pemerintah Kabupaten Sinjai memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi setelah wilayah itu dikepung yang terparah, lantara dikepung bencana, mulai dari angin puting beliung, longsor dan banjir. Angin puting beliung menerjang Pulau Burung Lohe, Desa Pulau Buhung Pitue, Kecamatan Pulau Sembilan.

Lalu longsor membuat akses Jalan Poros Sinjai-Malino terputus di Desa Gantareng, Kecamatan Sinjai Tengah. Longsor terjadi akibat hujan deras di lokasi tersebut. Tidak hanya itu, Kepala BPBD Sinjai Budiaman mengatakan, sejumlah wilayah di Sinjai juga diterjang banjir. Banjir terjadi di Kecamatan Sinjai Utara yang merendam Kelurahan Balangnipa, Bongki, Lappa, dan Biringere. Banjir juga terjadi di Desa Panaikan, Kecamatan Sinjai Timur Desa dan Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan. 

"Wilayah terdampak yakni Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, Sinjai Barat, Borong dan Bulupoddo. Sebanyak dua orang mengalami luka berat pada kejadian ini. Sekretaris Daerah, BPBD Kabupaten Sinjai bersama Instansi terkait melakukan penanganan di lokasi kejadian," sebut Budiaman.

Pengerahan alat berat dilakukan pada wilayah yang terisolir akibat longsor. Pemerintah setempat menetapkan perpanjangan status tanggap darurat yakni Keputusan Bupati Sinjai Nomor 419 Tahun 2025 tentang Perpanjangan Kedua Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 15 Juli 2025.

Selain Sinjai, bencana juga terjadi Bantaeng di Bantaeng yang mengakibatkan 1.295 kepala keluarga (KK) terdampak dan masih dalam pendataan, kerusakan mencangkup 1.295 unit rumah, dua unit tanggul sungai, dua akses jalan serta lahan pertanian warga turut terdampak dari kejadian ini. 

Banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Bulukumba, akibat intensitas hujan yang tinggi, mengakibatkan meluapnya air sungai ke pemukiman warga. Lokasi terdampak yakni Kecamatan Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang dan Bulukumpa. Tercatat 1950 KK terdampak.

Lalu di wilayah Kabupaten Bone. Dan berdampak pada sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Palakka, Mare, Ponre, Awangpone, Tonra, Kahu, Ulaweng, Tanete Riattang Timur dan Patimpeng. Sebanyak 500 KK dan 500 unit rumah terdampak, termasuk tiga jembatan, satu bendungan. 

Akibat kejadian bencana itu, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir bandang dan tanah longsor terutama saat atau setelah curah hujan tinggi berdurasi lama.

"Bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor seperti lereng bukit, tebing curam, atau bantaran sungai diminta untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika hujan lebat mengguyur wilayah lebih dari satu jam disertai perubahan warna air sungai maupun suara gemuruh dari wilayah lereng atau perbukitan. Ikuti arahan petugas di lapangan dan tidak mengikuti informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari

More Articles ...