logo2

ugm-logo

Menjaga Kesehatan di Saat Banjir

Banjir tidak hanya membawa kerusakan fisik, tetapi juga berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Saat air meluap dan merendam pemukiman, penyakit mulai mengancam, terutama yang disebabkan oleh air kotor dan lingkungan yang tidak higienis. Oleh karena itu, menjaga kesehatan di saat banjir menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat tetap selamat dan terhindar dari penyakit.

Salah satu langkah utama dalam menjaga kesehatan selama banjir adalah memastikan ketersediaan air bersih. Air yang terkontaminasi bisa menjadi sumber penyakit seperti diare, kolera, dan leptospirosis. Masyarakat disarankan untuk selalu merebus air sebelum dikonsumsi atau menggunakan air dalam kemasan yang terjamin kebersihannya. Selain itu, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci menggunakan sabun juga dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Selain penyakit yang ditularkan melalui air, banjir juga meningkatkan risiko penyakit akibat gigitan serangga, seperti demam berdarah yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, menghindari genangan air dan menggunakan kelambu atau obat nyamuk sangat dianjurkan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.

Makanan yang dikonsumsi selama banjir juga perlu diperhatikan. Hindari makanan yang sudah terpapar air banjir karena kemungkinan besar telah terkontaminasi kuman atau bahan berbahaya. Pastikan makanan dimasak dengan baik dan disimpan di tempat yang aman agar tidak mudah rusak atau terkontaminasi.

Bagi mereka yang terpaksa tinggal di tempat pengungsian, menjaga kebersihan lingkungan menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya serta memastikan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan.

Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu diperhatikan selama banjir. Perasaan cemas, stres, dan trauma sering kali dialami oleh korban banjir, terutama anak-anak dan lansia. Oleh karena itu, dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan agar kondisi psikologis tetap stabil.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat tetap menjaga kesehatan mereka meskipun dalam kondisi darurat seperti banjir. Kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana ini dengan lebih baik.

Kepala BMKG: Anggaran Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dan Bencana Akan Dipertahankan

KABARMEGAPOLITAN.com – Kepala BMKG: anggaran peringatan dini cuaca ekstrem dan bencana akan dipertahankan. Di tengah efisiensi anggaran, Komisi V DPR RI mendukung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam mempertahankan anggaran terkait pengelolaan hingga peringatan dini cuaca, gempa, dan tsunami.

“Terkait dengan perawatan early warning system, misalnya, kemudian hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan publik, pelayanan publik, informasi cuaca, kemudian peringatan dini itu memang tidak boleh disentuh,” ujar Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus pada Rabu, 12 Februari 2025.

Larasus menilai, bahwa efisiensi anggaran terkait hal-hal tersebut di BMKG memang harus dipertahankan, demi memastikan keselamatan masyarakat dari dampak bencana alam maupun cuaca ekstrem.

“Dengan demikian, BMKG tetap dapat memberikan informasi-informasi penting dalam rangka keselamatan kita semua, manakala terjadi bencana dan seterusnya, peringatan cuaca dan seterusnya,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, bahwa anggaran pengelolaan gempa dan tsunami tetap dipertahankan di tengah adanya kebijakan efisiensi anggaran.

“Di sini, dalam poin pengelolaan gempa bumi dan tsunami Rp41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan, termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi,” tutur Dwikorita.

Selain itu, anggaran pelayanan publik lainnya juga akan dipertahankan, seperti layanan informasi iklim terapan BMKG sebesar Rp70.800.000.

itekankan oleh Dwikorita, bahwa efisiensi anggaran di BMKG tidak berdampak pada gaji serta tunjangan kinerja dan tetap sesuai dengan pagu awal, yaitu sebesar Rp847.243.319.

Baca Juga: BMKG Rilis Peringatan Dini Gelombang Tinggi Perairan Indonesia, Apakah Daerahmu Termasuk?

Diketahui, rincian anggaran belanja BMKG pada tahun anggaran 2025 adalah sebesar Rp2.826.897.302.000.

Kemudian, dengan adanya kebijakan efisiensi, ditargetkan pemotongan sebesar Rp1.423.397.000.000, sehingga pagu anggaran BMKG setelah efisiensi bernilai Rp1.403.500.302.000.

Dwikorita berharap, dengan adanya dukungan Komisi V DPRI RI, rekonstruksi akan segera disahkan secara hukum.

“Semoga saja dengan dukungan Bapak/Ibu (Komisi V DPR RI), rekonstruksi itu akan segera disahkan secara hukum dan bahkan ditambah,” pungkasnya.***

More Articles ...