logo2

ugm-logo

Banjir Melanda Hunggaluwa-Bolihuangga Terparah Selama 24 Tahun

KBRN, Gorontalo - Banjir bandang akibat luapan air Danau Limboto yang merendam rumah-rumah warga di beberapa lingkungan yang ada di Kelurahan Hunggaluwa dan Bolihuangga, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, disebut merupakan peristiwa terparah yang pernah terjadi selama 24 tahun.

Diana Lasaleng, salah satu korban banjir di Kelurahan Bolihuangga mengatakan pada tahun 2000 silam, banjir parah pernah melanda dua kelurahan di Ibu Kota Kabupaten Gorontalo tersebut. Namun menurutnya, banjir yang terjadi beberapa hari lalu, lebih nahas dibanding sebelumnya.

"Tahun 2000 pernah terjadi banjir besar disini. Tapi untuk yang sekarang ini lebih parah," ungkap Diana, Jumat (12/07/2024).

Diana mengatakan, tingkat keparahan banjir kali ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, ketinggian air yang sudah mencapai dada hingga leher orang dewasa. Kedua, area yang terdampak banjir tahun 2024 ini menjadi lebih luas dibanding tahun 2000 lalu.

"Rumah-rumah warga yang sebelumnya tidak terkena banjir, sekarang sudah ada beberapa yang terendam, dan itu ketinghian airnya juga lumayan," jelasnya.

Akibat banjir yang terjadi, kata Diana, masyarakat khususnya di lingkungan empat Kelurahan Bolihuangga mau tidak mau harus mengungsi karena sudah tidak bisa bertahan di rumah masing-masing. Sebagian kini tinggal di posko pengungsian, sebagian lainnya berada di rumah keluarga.

"Tidak hanya mengungsi, kami juga tidak bisa mencari (bekerja mendapatkan nafkah rumah tangga). Tapi alhamdulillah bantuan makanan siap saji terus diberikan kepada kami yang menjadi korban," tandasnya.

Banjir dan Longsor Gorontalo, Sejumlah Infrastruktur Publik Rusak

GORONTALO, KOMPAS.TV - Sejumlah infrastruktur publik rusak akibat banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Gorontalo.

Di Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, sebuah jembatan menuju pasar ambruk akibat luapan air sungai.

Sementara itu, di Ayumolingo, pelat duicker ambruk karena curah hujan tinggi di ruas jalan Ayumolingo - Puncak Dusun Malahu.

Kemudian, di Telaga Biru, juga terjadi longsor di Desa Dulamayo Barat dan Dulamayo Selatan yang menyebabkan jalan tidak dapat dilalui untuk sementara waktu.

“Di Kecamatan Telaga Biru sebuah jembatan penghubung Dusun I dan Dusun II ambruk tidak bisa dilewati kenderaan roda dua,” kata Haris Tome Asisten Administrasi Umum Kabupaten Gorontalo, Minggu (14/72024).

Kerusakan akibat curah hujan tinggi juga terjadi di Kecamatan Bongomeme, tepatnya di Desa Tohupo yang menghubungkan Desa Upomela, serta jembatan Tuhiyango di ruas jalan yang menghubungkan Desa Liyoto ke Otopade.

Selain itu, jembatan di Hepuhulawa, Hutuo, dan sebuah tanggul di Hungaluwa juga mengalami kerusakan. Tanggul ini mengalami kerusakan sepanjang 15 meter. Di Kecamatan Tibawa, jembatan Alopohgu juga rusak, termasuk pelat duicker di ruas jalan Asimbuylu Towado di Batudaa.

“Infrastruktur lainnya yang rusak adalah jembatan putus di Desa Limehe Kecamatan Tabongo,” ujar Haris Tome.

“Sebuah rumah tertimbun material luapan Sungai di Desa Pangadaa Kecamatan Dungaliyo,” tutur Haris dikutip dari Kompas.com.

Sebelumnya, banjir dan longsor di Provinsi Gorontalo mengakibatkan sekitr 40 ribu jiwa mengungsi, termasuk anak-anak. Sejak Jumat (12/7/2024), jumlah pengungsi terus bertambah, seiring banjir yang belum juga surut di sejumlah titik.

“Sejak kemarin, tim tanggap darurat bencana kami terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan mitra lokal untuk mempersiapkan distribusi bantuan khususnya pada anak-anak dan keluarga di pengungsian,” ujar Fadli Usman, Direktur Humanitarian & Resiliensi Save The Children, organisasi non-pemerintah yang mengurusi perbaikan kehidupan anak-anak.

“Dari hasil pemantauan tim di lapangan, rata-rata di setiap titik pengungsian ada sekitar 30% jumlah anak, misalnya di salah satu pengungsian yang kami datangi ada 140 jiwa, 40 jiwa di antaranya yaitu anak-anak termasuk bayi dan balita.”

Secara keseluruhan, ada 11 kecamatan di Kabupaten Gorontalo yang terdampak banjir akibat curah hujan yang lebat.

Dari 11 kecamatan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo mencatat ada sebanyak 20.904 jiwa atau 6.152 kepala keluarga dan 4.061 rumah yang terdampak banjir.

Data sementara BPBD Provinsi Gorontalo mencatat, banjir juga melanda di beberapa kota dan kabupaten, di antaranya Kota Gorontalo dengan total 14,564 jiwa terdampak, Kabupaten Bone Bolango total 7.808 jiwa terdampak, dan Kabupaten Gorontalo dengan total 18.739 jiwa terdampak. Total, sebanyak 41.111 jiwa terdampak akibat banjir ini.

More Articles ...