logo2

ugm-logo

Pembangunan rumah rusak berat akibat gempa Bengkulu di mulai

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan pembangunan kembali kembali rumah warga yang mengalami kerusakan berat akibat gempa bermagnitudo 6,3 di Kota Bengkulu, dimulai hari ini, Senin.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan pembangunan ini merupakan bagian dari percepatan pemulihan dampak bencana yang sudah dimulai sejak hari ketiga setelah gempa terjadi. Rumak rusak di Perumahan Rafflesia Asri, Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, menjadi fokus utama pembangunan.

"Sudah ada komitmen dari pemerintah daerah untuk membangun rumah bagi warga terdampak, khususnya yang rusak berat. Ini adalah komitmen yang sangat kuat dan patut diapresiasi," kata Raditya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurut data BNPB, terdapat tujuh rumah rusak berat yang menjadi prioritas untuk dibangun ulang. Selain itu 40 rumah yang mengalami kerusakan sedang dan ringan juga akan direhabilitasi secara bertahap.

Sebelum pembangunan dimulai, proses demolisi atau pembongkaran rumah yang rusak berat telah dilakukan pada Minggu (25/5) dengan dukungan alat berat dan personel gabungan dari Brimob, Korem 041/Gamas, BPBD, Dinas PUPR, Basarnas, serta instansi lainnya.

"Proses berlangsung lancar tanpa penolakan warga," kata dia.

Dia memastikan warga menyambut baik langkah tersebut karena rumah mereka telah tidak layak huni dan membutuhkan perbaikan segera. Pemerintah daerah menargetkan pembangunan rumah rusak berat dapat selesai dalam waktu satu bulan, menggunakan berbagai sumber pendanaan, seperti APBD, CSR, Baznas, serta bantuan kepala daerah se-Provinsi Bengkulu.

BNPB juga merekomendasikan agar rumah yang dibangun kembali menggunakan spesifikasi Rumah Tahan Gempa (RTG). Koordinasi akan dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan dinas terkait agar hasil pembangunan lebih tangguh terhadap bencana ke depan.

Selain pembangunan fisik, BNPB turut memberikan dukungan berupa dana tunggu hunian, stimulan, logistik, dan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan pemerintah daerah agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan bantuan.

Pemkot Bengkulu Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa

Bengkulu - Gempa berkekuatan magnitudo 6,3 terjadi di Bengkulu pada Jumat (23/5/2025) pukul 02.52 WIB. Pemerintah Kota Bengkulu kini sudah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi.

Status tanggap darurat ini berlaku selama 7 hari, terhitung sejak 23-29 Mei 2025. Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah, Sabtu (24/5/2025).

"Pemerintah Kota Bengkulu telah menetapkan surat Keputusan (SK) penetapan status tanggap darurat bencana gempa bumi. SK dengan nomor 110 tahun 2025 ini berlaku selama tujuh hari, terhitung sejak 23 Mei hingga 29 Mei 2025," kata Khristian.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa Bengkulu mengakibatkan sebanyak 255 rumah warga rusak.

Khristian menyebut berdasarkan data ter-update memang ada sebanyak 255 unit rumah rusak yang tersebar di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Rumah rusak di Kota Bengkulu berjumlah 206 unit, delapan di antaranya dengan kategori rusak berat. Ada juga 6 fasilitas umum juga mengalami kerusakan, yaitu masjid 2 unit, kantor camat 2 unit dan sekolah 2 unit," kata Khristian.

 

Khristian menjelaskan, sebaran kerusakan di Kota Bengkulu terdapat di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Selebar, Gading Cempaka, Singara Pati, Sungai Serut dan Kampung Melayu, sedangkan wilayah Bengkulu Tengah, sebanyak 49 rumah dan 4 unit sekolah rusak karena guncangan gempa.

"Sebaran dampak gempa berada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Kelapa, Pondok Kubang dan Talang Empat," jelas Khristian.

Khristian merincikan, di Kota Bengkulu ada 792 jiwa terdampak, di Kabupaten Bengkulu Tengah 49 KK. Namun dia memastikan tidak ada warga yang mengungsi.

"Tidak ada warga yang mengungsi. Mereka memilih untuk berada di sekitar rumah dan enggan meninggalkan rumah karena faktor kenyamanan dan keamanan," tukasnya.

More Articles ...