logo2

ugm-logo

BPBD Sumenep Ingatkan Tiga Ancaman Bencana Alam

KBRN, Sumenep : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep resmi mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja. Tiga ancaman utama yang menjadi fokus adalah angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Ach. Laili Maulidy, mengatakan, peringatan ini bukan sekadar prediksi, melainkan hasil pemantauan intensif berdasarkan pola cuaca dan kejadian dalam tiga tahun terakhir.

“Setiap masa peralihan musim, tiga jenis bencana ini selalu muncul. Ini bukan lagi kemungkinan, tapi pola yang berulang. Ini ancaman nyata,” ujarnya, Senin (26/5/2025).

Dalam laporan, sejumlah wilayah di Sumenep telah terdampak puting beliung merusak permukiman warga, banjir terjadi akibat saluran air yang tersumbat dan longsor kecil mengancam wilayah perbukitan dan lahan miring. Tidak hanya itu, kondisi ini diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat, termasuk kebiasaan membuang sampah sembarangan.

“Banjir bukan hanya karena hujan deras, tapi karena saluran mampet akibat ulah manusia. Ini soal kesadaran kolektif,” paparnya.

Sebagai langkah antisipatif, BPBD terus menjalin koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan, serta menyebarkan peringatan dini melalui berbagai kanal informasi. Edukasi kebencanaan juga digencarkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

“Masyarakat tidak bisa hanya menunggu bantuan. Keselamatan dimulai dari diri sendiri. Ini tanggung jawab bersama,” tuturnya.

Laili juga mendorong sinergi lintas sektor, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga lembaga pendidikan, untuk membentuk budaya sadar bencana di kalangan masyarakat.

“Bencana memang tidak bisa dicegah, tapi dampaknya bisa diminimalkan jika semua pihak bergerak bersama,” katanya.

Di tengah kondisi iklim yang semakin tidak menentu dan ancaman baru seperti fenomena kemarau basah, BPBD mengimbau masyarakat untuk bersikap lebih proaktif dalam menghadapi potensi bencana.

sumber: https://www.rri.co.id/daerah/1542167/bpbd-sumenep-ingatkan-tiga-ancaman-bencana-alam

Banjir di Malinau Mulai Surut, Status Tanggap Darurat Bencana Berakhir Besok, Selasa 27 Mei 2025

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Bencana banjir di sejumlah wilayah Malinau Kalimantan Utara terpantau mulai surut dan aktivitas kembali normal, Senin (26/5/2025).  

Pantauan TribunKaltara.com, banjir di sejumlah daerah terpantau surut. Hanya masih terdapat sejumlah wilayah RT di perkotaan yang masih tergenang.

Dengan kondisi banjir yang mulai surut, status tanggap darurat bencana banjir akan berakhirbesok, Selasa (27/5/2025) dan Pemkab Malinau bakal tinjau ulang.

Diketahui, Pemkab Malinau telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama tujuh hari mulai 21 hingga 27 Mei 2025. Penetapan status tanggap darurat bencana Banjir Malinau ditetapkan melalui SK Bupati Bupati 360/K.266/2025

Sekretaris Daerah (Sekda) Malinau, Ernes Silvanus mengaku, penetapan tanggap darurat bencana banjir ini telah dua kali diterbitkan Pemkab Malinau yaitu banjir besar pada 23 September tahun  2023 dan 21 Mei tahun 2025 ini. 

"Ini merupakan yang kedua kalinya setelah banjir besar September 2023 lalu. Ini tidak serta-merta bisa kita tetapkan kecuali keadaan memaksa, seperti mengganggu aktivitas pelayanan publik dan masyarakat, adanya kerusakan hingga bencana berkepanjangan," ucap Ernes Silvanus. 

Sementara itu, BPBD Malinau mencatat banjir di Malinau terjadi sejak 19 hingga 25 Mei 2025. Selama satu pekan terakhir tercatat ada 3 kali banjir meluas di 7 kecamatan terdampak dalam kurun waktu sepekan. Mulai dari Kecamatan Pujungan, Sungai Tubu, Malinau Selatan Hilir, Mentarang, Malinau Barat, Malinau Kota hingga Malinau Utara.

More Articles ...