logo2

ugm-logo

Trenggalek Darurat Bencana, Banjir & Longsor Renggut Nyawa 7 Warga

TRENGGALEK, bioztv.id – Trenggalek diterjang musibah beruntun. Tujuh warga meninggal dunia akibat bencana alam dalam beberapa hari terakhir. Enam korban tewas tertimbun longsor, sementara satu anak hanyut terseret arus sungai.

Data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Enam korban ditemukan meninggal dunia setelah pencarian selama enam hari. Sementara itu, seorang anak berusia enam tahun berinisial MH dilaporkan tewas setelah terseret arus sungai di Kecamatan Munjungan.

“Alhamdulillah, berkat kerja keras tim SAR gabungan, semua korban longsor sudah ditemukan dan dimakamkan. Korban anak di Munjungan juga sudah ditemukan pihak keluarga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, Selasa (27/5/2025).

Enam korban longsor merupakan satu keluarga: Misinem (82), Yatemi (65), Yatini (50), Tulus (65), Nitin (36), dan balita bernama Torik (2). Tim menemukan dua jenazah pertama pada hari keempat pencarian, sementara empat lainnya ditemukan di hari keenam.

Triadi menambahkan, bencana hidrometeorologi di Trenggalek masih berpotensi terjadi. BMKG memprediksi Jawa Timur, termasuk Trenggalek, mengalami fenomena kemarau basah. Ini berpotensi memicu banjir, tanah longsor, dan bencana alam lain.

“Kami meminta masyarakat tetap waspada. Jika ada tanda-tanda seperti retakan atau gerakan tanah, segera mengungsi ke tempat aman, bisa ke balai desa atau fasilitas umum yang tersedia,” tegas Triadi.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek melaporkan hingga kini 34 titik longsor di 19 desa serta 19 titik banjir di 16 desa pada enam kecamatan.

Triadi juga mengungkapkan tim ahli dari Universitas Brawijaya telah menguji laboratorium kondisi tanah di lokasi bencana. Namun, hasilnya masih dalam proses analisis.

“Titik longsor tersebar dan sporadis, jadi proses penelitian memerlukan waktu. Hasilnya nanti akan menjadi acuan langkah mitigasi ke depan,” jelasnya.

BPBD Trenggalek bersama relawan, TNI-Polri, dan pemerintah desa setempat terus melakukan sejumlah langkah antisipasi. Mereka meminimalkan risiko korban jika bencana susulan terjadi.(CIA)

Kolaborasi Pentahelix Pilar Ketangguhan Bencana di Indonesia

KBRN, Yogyakarta: Indonesia merupakan salah satu negara dengan resiko bencana alam tertinggi, karena secara geografis terletak di kawasan Cincin Api Pasifik. Berbagai potensi bencana yang sangat mungkin terjadi seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir hingga tanah longsor.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada tahun 2024 terjadi 3.274 bencana alam di Indonesia. Sehingga, lembaga kebencanaan nasional itu menerapkan strategi pentahelix lintas sektor dalam penanggulangan bencana, sekaligus membangun ketangguhan masyarakat menghadapi resikonya.

”Pentahelix mengintegrasikan lima unsur utama dalam penanggulangan bencana: pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media,” kata Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein, dalam forum UMY-NUS Global Student Forum on Disaster Management and Resilience di UMY, Kamis (22/5/2025).

Saat ini, pemerintah telah menetapkan tujuh target ketangguhan bencana. Antara lain pemukiman warga, sekolah, pelayanan kesehatan, tempat ibadah, pasar tradisional, gedung pemerintahan, dan fasilitas kritis lainnya.

Salah satu program unggulan yang telah diimplementasikan di berbagai daerah adalah Katana (Keluarga Tangguh Bencana). Yaitu setiap anggota keluarga perlu memahami risiko bencana di lingkungan sekitar, kemudian mengenali struktur rumah yang aman.

”Termasuk memahami sistem peringatan dini, yang kini tersedia melalui ponsel, dan mampu melakukan evakuasi mandiri saat bencana terjadi,” ucap Rahmawati. (r-ws)

More Articles ...