logo2

ugm-logo

Sinabung Meletus Lagi, DPR Minta BNPB Turun Tangan

Foto dengan teknik long exposure menujukkan lava pijar Gunung Sinabung yang kembali meletus, Rabu (2/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kembali meletus dengan melontarkan abu setinggi 4,2 kilometer. Letusan tersebut juga meluncurkan awan panas sejauh 4,5 kilometer ke arah tenggara dan timur pada Rabu (2/8) sekitar pukul 10.00 WIB.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis, meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat menolong para penduduk terdampak.

"Sejauh ini berdasarkan laporan diketahui letusan itu membuat ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (2/8).

Menurut Iskan, para penduduk terdampak itu sudah pasti membutuhkan suplai masker agar tidak tidak mengalami gangguan pernapasan. Dia menyebut, beberapa wilayah di sekitar kaki Gunung Sinabung bisa dikatakan mengalami dampak bencana yang parah. Hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.

"Kondisi itu membuat warga membutuhkan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. Apalagi berdasarkan laporan diketahui, di Desa Perbaji jarak pandang saat ini hanya tinggal 20 meter karena tertutup abu tebal," ujar politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Untuk itulah Iskan meminta BNPB dan BPBD segera melakukan kordinasi penanggulangan bencana meletusnya Gunung Sinabung. "Perlu dipikirkan langkah-langkah antisipatif, sehingga dapat meminimalisir terjadinya korban pascaterjadinya bencana," kata dia.

Kementerian Sosial Targetkan 540 Kampung Siaga Bencana

Kementerian Sosial Targetkan 540 Kampung Siaga Bencana

TEMPO.CO, Amuntai - Direktur Perlindungan Sosial dan Bencana Alam Kementerian Sosial Adhy Karyono mengatakan Kementerian Sosial menargetkan pembentukan 540 kampung siaga bencana (KSB) pada 2017.

Menurut dia, keberadaan KSB sangat mendesak untuk menekan risiko korban makin tingginya bencana alam dan nonalam di sejumlah daerah.

“Sampai sekarang sudah terbentuk 497 KSB, dan akan dibentuk lagi 540 KSB dalam tiga bulan ke depan. Kalimantan Selatan sudah dibentuk 19 SKB,” kata Adhy Karyono di sela pembentukan KSB Danau Lestari di Desa Danau Terati, Kecamatan Banjang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Kamis, 27 Juli 2017.

Adhy terus menyiapkan masyarakat yang punya kemampuan mitigasi dan evakuasi saat menghadapi bencana. Menurut dia, pembentukan SKB mesti lolos assessment dan daerah rawan bencana alam, seperti Desa Danau Terati yang kerap disapu banjir.

“Apalagi tahun 2017 kan anomali cuaca. Wilayah Aceh, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan mulai muncul titik api dan tanah longsor,” ujar Adhy.

Menurut dia, Kementerian Sosial cuma sanggup mengalokasikan dana Rp 100 juta per SKB. Adapun pemerintah provinsi juga punya keterbatasan anggaran. Itu sebabnya, Adhy mendorong pemerintah kabupaten responsif atas pembentukan SKB di setiap kabupaten.

“Tanpa harus menunggu bantuan provinsi dan pusat sudah melakukan tindakan sendiri. Kami juga mendorong ada shelter-shelter bencana karena ada 233 kabupaten harus waspada bencana alam,” ucap Adhy sambil menambahkan, bahwa Kemsos sedang berfokus membentuk gugus tugas menghadapi bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Fokusnya di Riau, Kaltim, Kalteng, Aceh, Papua, dan Maluku Utara.”  

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan masyarakat desa mesti tanggap ketika datang musibah bencana. Ia berharap pembentukan SKB meningkatkan keahlian masyarakat dalam mitigasi dan evakuasi bencana alam dan nonalam.

“Bapak-bapak harus siap menghadapi segala bencana. Mohon bantuan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya mengantisipasi bencana dan membantu korban,” kata Menteri Khofifah.

More Articles ...