REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengatakan sebagian besar wilayah NTB tergolong rentan bencana.
"Dari 14 jenis potensi bencana di Indonesia, 11 di antaranya terdapat di wilayah NTB. Penyebabnya kondisi geologis NTB terutama di wilayah pegunungan dan pesisir pantai, mulai dari barat sampai timur rawan bencana," ujar Amin saat membuka rapat koordinasi peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam penanganan bencana di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Selasa (8/8).
Amin menyampaikan mengantipasi kerentanan bencana tersebut, tidak hanya membutuhkan program penanganan secara komprehensif dan terintegrasi, tetapi juga menyiapkan masyarakat agar tangguh bencana.
Menurut Amin, kejadian bencana sudah pasti akan menurunkan bahkan melumpuhkan tingkat produktivitas masyarakat. "Misalnya, tidak sedikit lahan yang tadinya bisa ditanami ketika datang bencana banjir akan rusak, dan juga infrastrukturnya rusak," ucap Amin.
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, Amin mengingatkan, penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah Daerah.
Pria kelahiran Sumbawa, NTB, berharap dalam menjalankan amanah konstitusi tersebut, perlu disusun suatu konsep penangulangan bencana yang terencana, terkoordinasi dan menyeluruh, mulai dari tahap pra-bencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana.
Amin meminta pemerintah daerah dan semua pihak terkait untuk menyatukan langkah-langkah taktis yang cepat dan tepat untuk meminimalisir dampak bencana sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi resiko bencana di masa depan.
"Sebagai langkah preventif, saya meminta BPBD NTB selaku leading sector penanggulangan bencana lebih mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar menjadi masyarakat tangguh bencana," kata Amin.
Asisten Seputi Tanggap Cepat Bencana Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Joko Yuwono berharap hasil rakor ini memperoleh masukan-masukan dan pemikiran serta komitmen lebih jauh lagi agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan kebencanaan.
"Untuk selanjutnya dapat dirumuskan berbagai langkah upaya penanggulangan melalui keterpaduan kebijakan dan perencanaan khususnya dalam pengurangan resiko bencana," ucap Joko.
Asisten Deputi Pengurangan Resiko Bencana Kemenko PMK Herbin Manihuruk mengatakan berdasarkan hasil indeks resiko bencana 2014, dari 478 kabupaten/kota, 77 persen wilayah Indonesia merupakan risiko tinggi rawan bencana. Untuk NTB, lanjut Herbin, 88 persen wilayah di NTB menjadi lokasi prioritas.
Herbin melanjutkan, dalam mengantisipasi terjadinya bencana perlu ada sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah. Herbin juga mengungkapkan gagasannya tentang upaya mewujudkan ketangguhan bencana di setiap desa. Artinya, ketika terjadi bencana, pihak pertama yang bisa menyelamatkan masyarakat, bukan BPBD atau Tim SAR tetapi masyarakat itu sendiri.
"25 persen bisa selamat karena diri sendiri, maka dari itu masyarakat harus kita internalisasikan bagaimana upaya-upaya penyelamatan diri. Jadi program pembentukan Desa Tangguh Bencana menjadi prioritas yang perlu kita sukseskan bersama," ungkap Herbin.
Nepal Fatcsheet: Community-Based Disaster Risk Management (CBDRM)
This project aims to strengthen local capacity for emergency preparedness through a Community-Based Disaster Risk Management (CBDRM) approach and to increase the resilience of livelihoods through the prevention of landslide disasters and establishment of safer agricultural livelihood strategies. Prevention of landslide disasters in the targeted watershed areas reduces the loss of life and livelihoods related to such hazards.
The Gorkha Earthquake of April 25, 2015 in Nepal triggered thousands of landslides, affecting the lives and livelihoods of communities in rural areas where landslides are already frequent and serious hazards. The devastating earthquake not only impacted land productivity due to loss of mountain landmass and topsoil, but also affected settlements, resulting in loss of lives, properties and assets. Agriculture is the main source of food security, livelihood, and employment in the rural areas which are badly affected by natural calamities, such as earthquakes and landslides. As such, Nuwakot is one of six severely earthquake affected districts where risks due to landslides and erosion have increased and exacerbated the vulnerability of rural, agriculture-dependent farmers.
Consequently, the Department of Soil Conservation and Watershed Management (DSCWM) under the Government of Nepal (GoN) Ministry of Forests and Soil Conservation (MoFSC) has initiated an effort to harmonize landslide inventory methods and standardize landslide hazard, vulnerability, and risk-mapping methodologies. In response to these concerns, the UN Food and Agriculture Organization (FAO)—with support from USAID’s Office of U.S. Foreign Disaster Assistance (USAID/OFDA) is providing technical assistance to the DSCWM, supporting slope stabilization and landslide mitigation with proven technologies and experience. The project is a pilot initiative, demonstrating appropriate landslide treatment and mitigation techniques using the bi-engineering approach to reduce crisis in watershed areas.
PROJECT OVERVIEW
The MoFSC and the Ministry of Finance (MoF) have endorsed the project working modalities in December 2016. The DSCWM has formed a Project Steering Committee (PSC) with Focal Person for this program at the national level. The District Soil Conservation Office (DSCO) has nominated Focal Person as instructed by the DSCWM at local levels. The project team, along with Focal Persons, visited and finalized the priority sites for landslide treatment and mitigation together with livelihood support activities through Focused Group Discussion (FGD) among the direct beneficiaries.
PROJECT ACTIVITIES
-
Received endorsement of the project from the MoF and MoFSC with the nomination of Focal Persons at national and district levels. The GoN focal persons, together with the FAO team, had a joint visit to the project sites and finalized a list of critical landslide areas for immediate treatment and mitigation, as well as several livelihood support activities.
-
Selected a local NGO Service Provider based on a competitive basis in line with FAO Standard Procurement Guidelines.
-
Provided training on nursery management and expects to produce 50,000 saplings of different species suitable for soil conservation and fodder trees.
-
Developed user-friendly Agricultural Hazard and Vulnerability Mapping (AHVM) Tool Kit and short video as base line information.
-
Mobilized the Community Forest User Groups (CFUG) in all three Village Development Committees (VDCs) and formed sub-groups within the CFUG for implementation of project activities.
-
Completed the detailed survey, estimates, and designs in all three critical landslide areas for treatment and mitigation works.
7. Other regular ongoing activities include:
-
Support for landslide treatment and mitigation using suitable bio-engineering approach
-
Support local agriculture-based livelihood activities identified during the Focus Group Discussion
-
Regular nursery management and community plantation (CFUG)
-
Regular coordination among the government agencies, communities, and other relevant stakeholders working in landslide treatment and mitigation
-
Capacity building of beneficiaries and government officials on the bio-engineering approach in landslide treatment and mitigation and Early Warning System (training, exposure visits, and orientation etc.)
-
Develop community level “Watershed Management Plan” (Darkhukhola sub-watershed Level) Develop the Early Warning Systems at local level
-
Regular reporting and documentation of lessons learned and success stories
RESULTS ACHIEVED
The expected result of the project is to support earthquake-affected communities of 3 VDCs in Nuwakot’s Darkhukhola sub-watershed with appropriate technologies on landslide treatment and mitigation, and bolster safer livelihood activities to reduce loss of life and livelihoods due to landslide-related hazards.
More Articles ...
- Peduli Lingkungan Tekan Risiko Bencana
- Mitigasi Bencana Tsunami dan Gempa Perlu Menyesuaikan Konteks Wilayah
- Sinabung Meletus Lagi, DPR Minta BNPB Turun Tangan
- Kementerian Sosial Targetkan 540 Kampung Siaga Bencana
- 90% Bencana di Indonesia Hidrometeorologi, BNPB Gelar Sekolah Sungai
- Mataram Gandeng Jerman Bikin Sistem Mitigasi Bencana
- Ini Upaya Pemerintah Kota Pontianak Cegah Bencana Akibat Karhutla
- Ketua BPK: Penggunaan Dana Bencana Alam Bisa Luwes, Syaratnya...
- Koordinir Seluruh Unsur, TRC Diharapkan Berperan Efektif Tanggulangi Bencana
- Hujan Deras Picu Banjir di Istanbul, Selat Bosphorus Sempat Ditutup
- Dua Kecamatan di Belitung Timur Terisolasi karena Banjir
- Kominfo Usul Frekuensi 700 MHz untuk Radio Bencana
- Tajikistan Aims to Better Protect People and Property from Natural Disasters and Climate Change
- Bring disaster preparedness down to communities – DILG exec
- Dewan: Penanggulangan Bencana Harus Satu Komando
- Banjir dan Tanah Longsor di Jepang Menewaskan 18 Orang
- DPR Anggap BNPB Lamban Peringatkan Bencana Dieng
- Mudik Lebaran, BPBD Siapkan Posko Khusus Bencana
- Ini Faktor Banyaknya Angka Kematian Saat Mudik
- Bencana Longsor di Bangladesh, 134 Tewas
- Gunung Marapi Meletus 19 Kali
- Pasca-gempa di Barat Boyolali, Terjadi 13 Guguran di Gunung Merapi
- Banjir Padang, BPBD Tetapkan Tanggap Darurat Bencana 7 Hari
- Beberapa Desa di Cilacap sudah Mulai Dilanda Kekeringan, Begini Solusi dari BPBD
- Gempa Bumi 5,0 SR Terjadi di Maluku Tenggara
- Kodim Minahasa Latihan Penanggulangan Bencana Alam
- Korban Banjir, BPBD Bulukumba Evakuasi 55 KK
- Aceh Diguncang Gempa 5 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
- Setiap Detik, Satu Orang Mengungsi Akibat Konflik dan Bencana
- PENANGGULANGAN BENCANA KESEHATAN : PEDOMAN UNTUK EVALUASI DAN PENELITIAN
- BPBD Sekadau Beri Pelatihan Dasar Tangani Kondisi Darurat ke Masyarakat
- Cegah Korban Bencana, Pemprov Jateng Minta Kabupaten/Kota Bentuk PSC 119
- Mensos Pastikan Gizi dan Nutrisi Korban Bencana Alam Terpenuhi
- Mensos: Segera Relokasi Warga di Zona Merah Bencana
- Optimalisasi Tim Respons Untuk Antisipasi Korban Bencana
- BNPB Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana
- Kemhub-BMKG Tingkatkan Deteksi Bencana dan Prediksi Cuaca
- DIY Tambah 3 Lumbung Sosial dengan Rp189 Juta
- Mantap! BPBD Babel Latih Kepala Desa Tanggulangi Bencana
- DPD RI Kaji Urgensi Asuransi Bencana
- BPBD: Titik Bencana Dikhawatirkan Meluas
- Bencana Alam Terjang 3 Kabupaten, 9.705 Warga Aceh Jadi Korban
- Peneliti Bencana ITS : Cegah Longsor, Tutup Retakan dengan Tanah dan Padatkan
- Terus Bantu Dalam Penanggulangan Bencana
- Simulasi Dianggap Penting Karena Malang Masih Rawan Bencana
- Pemkab Bangun Penampungan Pengungsi di Ring Satu Lokasi Bencana
- BPBD Banjarnegara Siapkan Relokasi Warga Terdampak Bencana
- Belajar Longsor Ponorogo, Pemprov Jatim Petakan Daerah Bencana
- Sejak Januari, Bencana di Indonesia Tewaskan 133 Orang
- BPBD Tangerang Belum Terima Laporan soal Kerusakan Akibat Puting Beliung
- Sejak 1 Januari, Jumlah Bencana di Indonesia Dekati 1.000 Kasus
- Ini 3 Wilayah Terluas Rawan Longsor di Bali, Perlu Mitigasi Bencana
- Desa Wisata Perlu Terapkan Mitigasi Bencana di Objek Wisata
- 2.335 KK di Bantul Berada di Zona Merah Bencana
- Hujan, Sebagian Daerah Yogyakarta Banjir
- Hujan Deras Akibatkan Longsor dan Banjir di Sleman
- Denpasar Diguncang Gempa 6,4 SR, Warga Berlarian ke Luar Rumah
- KBB Akan Menyiapkan Upaya Tanggap Darurat Bencana Alam Tingkat RW
- BPBD Garut: Bencana Mengancam pada Musim Hujan
- Bupati Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan Bencana
- DPKPB Purwakarta Inventarisasi Ulang Daerah Rawan Bencana Alam
- Tangani Bencana Alam, Kemensos Gandeng RAPI
- Pemda Diminta Punya Dana Tak Terduga untuk Bencana Alam
- Magelang Dilanda Sejumlah Bencana, Dua Orang Tewas
- Gempa 5,6 SR Terjadi di Dekat Pembangkit Nuklir Fukushima
- Ini Upaya Efektif Tangkal Banjir di Jakarta
- Banjir Bandang di Bandung Barat, Dua Jembatan Rusak
- Banjir Jakarta di 5 Tahun Terakhir
- Study reveals thousands of buildings in Victoria at risk of earthquake destruction
- Relokasi Korban Bencana Ditarget Tuntas Empat Bulan
- 10 Geolog Asal Jepang Tertarik dengan Gempa Bumi yang Melanda Kota Medan
- Drones could save your life in a natural disaster
- Mensos Kofifah Tinjau Lokasi Bencana di Desa Songan
- Data Bencana di Jakarta pada Januari 2017
- Pemprov NTB Imbau Warganya Waspadai Bencana Banjir
- Warga Sukabumi Diminta Waspadai Bencana
- BPBD Pangkep: Waspada Bencana Alam
- Bencana Alam di Sukabumi Telan Kerugian Rp 48,9 Miliar
- How technology can help disaster response
- OJK Terbitkan Kebijakan Khusus Perbankan di Daerah Terdampak Bencana
- Dana Bencana untuk Majalengka Sulit Diakses
- Dana Dinas Gubernur Maluku Utara Rp20 M, Dana Bencana Rp3 M
- Semua Daerah belum Penuhi Dana Bencana
- Banjir Menerjang Enam Desa di Kabupaten Kuningan
- Sungai Cijangkelok Meluap, 6 Desa di Kuningan Banjir Satu Meter
- Gempa 8 SR Guncang Papua Nugini, Berpotensi Tsunami
- Pemerintah Kabupaten/Kota Harus Segera Bergerak Ketika Terjadi Bencana
- Damkar Depok Kini Juga Urusi Penyelamatan Warga Terkena Bencana Alam
- Akibat Bencana Alam, Kodim Utamakan Jaringan Irigasi
- Komisi IX DPR RI Apresiasi Alasan Gowa Keluar dari BPJS Kesehatan
- Siaga Bencana, Aceh Utara Bentuk Tim Terpadu
- Bencana Lagi, Kita Bagai tak Punya Antisipasi
- Bencana Alam Repotkan Berbagai Daerah di Awal Tahun
- PLN pastikan jaringan listrik di Bima hampir normal pascabanjir
- Bangunan dengan RISHA Teruji Tahan Gempa
- Kemenag Gandeng BAZNAS Bantu Korban Gempa Aceh
- Banjir Bima, BPBD : Tidak Ada Korban Jiwa, Kalau Ada Itu Hoax
- Kemensos Terus Kembangkan Tagana
- Gempa Aceh: Lafarge Cement Kirim Truk Angkut Reruntuhan
- Alat Berat Bergerak di Pidie Jaya, Korban Gempa Aceh Dilarikan ke RS