logo2

ugm-logo

Koordinir Seluruh Unsur, TRC Diharapkan Berperan Efektif Tanggulangi Bencana

Koordinir Seluruh Unsur, TRC Diharapkan Berperan Efektif Tanggulangi Bencana

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Guna dapat sesegera mungkin melakukan tindakan terhadap bencana alam yang melanda Samarinda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang isinya terdiri dari seluruh unsur warga dan lembaga.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Syahrir, pada Focus Group Discussion (FGD), yang diselenggarakan oleh tim Kuliah Kerja Lapangan Dalam Negeri (KKLDN) Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) LV Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), yang dilaksanakan di aula Kodim 0910/Smd.

Syahrir menilai, keterlibatan TNI dalam giat tanggap bencana sangat dibutuhkan.

Guna dapat mengakomodir seluruh personil gabungan yang ada, pihaknya membentuk TRC, guna dapat menentukan langkah untuk mengurangi resiko terjadi bencana alam.

"Di TRC tersebut, seluruh unsur kami libatkan, mulai dari TNI, polisi, relawan, dan unsur SAR lainnya," tuturnya, Selasa (25/7/2017).

Lanjut dia menjelaskan, operasional kerja dari TRC seluruhnya ditanggung oleh BPBD, bahkan pihaknya mendapatkan anggaran senilai Rp 5 Miliar.

"Pendanaan sudah ada di BPBD, kalau kurang kita bisa minta bantuan ke BPBD Provinsi, dan kalau masih kurang lagi, bisa ke BNPB. Jadi, apa yang diperlukan, laporkan ke BPBD," ungkapnya.

Sementara itu, Dandim 0901/Smd, Letkol KAV M Arifin menilai, sinergi antara TNI dengan Pemkot Samarinda dalam penanggulangan bencana sudah berjalan baik.

"Selain melakukan operasi militer, TNI juga berkewajiban untuk membantu pemerintah jika terjadi bencana alam. Kita siap dalam tanggulangi terjadinya bencana alam," tegasnya. (*)

Hujan Deras Picu Banjir di Istanbul, Selat Bosphorus Sempat Ditutup

Hujan Deras Picu Banjir di Istanbul, Selat Bosphorus Sempat Ditutup

Istanbul - Hujan deras yang terus melanda kota Istanbul, Turki memicu banjir di jalanan yang mengganggu transportasi publik. Mobil-mobil terjebak dan lalu lintas air di Selat Bosphorus sempat terhenti sementara.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (19/7/2017), warga kota Istanbul terpaksa menembus genangan banjir di jalanan, setelah banjir bandang membuat mobil-mobil terjebak. Bahkan layanan trem di kota itu harus dihentikan sementara


Berbagai foto yang diunggah ke media sosial dan tayangan televisi Turki menunjukkan banjir menggenangi stasiun kereta metro. Warga setempat terpaksa menggunakan perahu karet untuk menyelamatkan diri. Bahkan di beberapa ruas jalanan, seperti ditayangkan televisi Turki, terlihat warga nekat berenang menerjang banjir.

Di distrik Uskudar, yang terletak di sisi Asia kota Istanbul, arus deras dari perairan Selat Bosphorus meluap hingga ke jalanan. Sejumlah kapal milik otoritas Istanbul harus diikat kuat ke dermaga, agar tidak hanyut di tengah hujan deras dan angin kencang yang berhembus dengan kecepatan 80 kilometer per jam.


Otoritas Istanbul memperingatkan warga untuk tidak menggunakan mobil pribadi, kecuali sangat mendesak. Terowongan Eurasia yang baru dibuka tahun lalu, ikut ditutup sementara untuk satu arah.

Hujan deras yang terus mengguyur dan jarak pandang yang buruk memicu kepadatan pada jalur transportasi air di Selat Bosphorus, yang merupakan jalur ekspedisi internasional penting untuk minyak dan gandum. Aktivitas di Selat Bosphorus sempat dihentikan sementara pada Selasa (18/7) pagi pukul 08.30 waktu setempat hingga siang hari

Otoritas Turki juga menutup sementara Selat Dardanelles yang ada di wilayahnya, dengan melarang kapal tanker yang berukuran panjang lebih dari 200 meter untuk melintas. Penutupan ini dilakukan setelah sebuah kapal tanker karam saat berlayar di tengah hujan deras dan angin kencang. Selat Dardanelles telah dibuka kembali pada Selasa (18/7) siang waktu setempat.

"Apa yang kita alami adalah bencana alam," sebut Menteri Transportasi Turki, Ahmet Arslan, seperti dikutip CNN Turk


CNN Turk melaporkan, lebih dari 6.700 petir menghujani Istanbul dalam waktu hanya 2 jam. Otoritas Istanbul menyebut, hujan dengan curah 65 milimeter mengguyur wilayah itu. Menteri Pengelolaan Air Veysel Eroglu menyebut hujan deras diprediksi akan terus berlanjut hingga Rabu (19/7).

Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, juga menyebut situasi ini sebagai 'bencana'. "Dalam waktu singkat, hujan dengan curah yang tidak biasa turun. Namun Wali Kota dan Gubenur (Istanbul) bekerja sama untuk mengatasi situasi ini dengan cara terbaik," tegasnya. PM Yildirim menyebut tidak ada korban jiwa akibat bencana ini.

More Articles ...