logo2

ugm-logo

Dewan: Penanggulangan Bencana Harus Satu Komando

Dewan: Penanggulangan Bencana Harus Satu Komando

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU – Penanggulangan bencana di Riau selama ini dinilai masih sangat jauh dari harapan. Walau ada Perda yang mengatur hal tersebut, yakni Perda tentang penanggulangan bencana alam yang sudah diproduksi pada tahun 2013 lalu, namun tidak terlaksana sampai sekarang, dan belum ada Pergubnya.

Oleh karena itu, pihak DPRD Riau kemudian menginisiasi agar Perda tersebut bisa direalisasikan, dengan mengajukan kembali perda tersebut, namun dengan perubahan, yakni menjadi Perda tentang Penanggulangan Bencana, dan tidak ada kata alam di dalamnya, sehingga sifatnya lebih umum.

“Dalam Perda yang kita ajukan ini, tidak ada kata alam di dalamnya, sehingga bencana yang ditanggulangi tersebut tidak hanya bencana alam, tapi juga yang lainnya, termasuk bencana karena ulah tangan manusia,” kata Yusuf Sikumbang, Senin (10/7).

Tidak hanya perubahan judul yang dilakukan, menurut Yusuf pihaknya juga melakukan perubahan dalam materi Perda tersebut, misalnya penekanan pada pengkoordian, kemduian koordinasi, dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak Badan Penanggulangan Bendacana Daerah (BPBD).

“Dalam undang-undang jelas disebutkan bahwa ada 11 instansi terkait dan terlibat dalam tim penanggulangan. Selain itu, juga ada dilibatkan masyarakat secara langsung dalam tim tersebut. Kalau selama ini yang berjalan kan masing-masing saja. Harusnya satu komando, sehingga bencana bisa cepat ditanggulangi,” imbuhnya.

Dia menambahkan, dari kunjungan pihaknya ke DKI Jakarta yang sudah lama membentuk tim tersebut, menurut Yusuf sebanyak 50 orang yang tergabung dalam tim setiap kelurahan sudah terlatih dalam penanggulangan bencana. Sehingga masyarakat tidak perlu bingung jika terjadi bencana di sekitarnya.

“Kalau buat kita, setidaknya di kawasan rawan bencana dulu diterapkan, dibentuk tim terpadu yang terlatih khusus dan siaga di lapangan,” tuturnya.

Ditambahkannya, khusus untuk bencana kebakaran hutan dan lahan, tidak masuk dalam Perda tersebut, karena sudah ada Perda khusus yang dibuat sebelumnya. “Karhutla ada Perda khusus, karena penanganannya juga khusus,” ulasnya. (*)

Banjir dan Tanah Longsor di Jepang Menewaskan 18 Orang

Asakura, HanTer - Regu penyelamat Jepang melanjutkan pencarian mereka terhadap korban hujan lebat yang memicu banjir dan tanah longsor di Jepang barat daya. Bencana tersebut menewaskan sedikitnya 18 orang dan menyebabkan ratusan lainnya mengungsi.
 
Pihak berwenang memperingatkan akan kembali datang hujan yang lebat di kemudian hari yang memungkinan danya longsor susulan. Hujan lebat tersebut disebabkan udara bertekanan rendah di Samudera Pasifik, yang memasok udara hangat dan lembab ke garis awan hujan Jepang.
 
Media penyiaran NHK pada Minggu (9/7/2017) melaporkan bahwa sekitar 1.900 polisi dan tentara dengan menggunakan alat berat menerjang hujan, bergulat dengan potongan kayu dan lumpur yang memutus jalan.
 
Daerah Fukuoka dan Oita, menjadi daerah yang paling parah terkena bencana itu, di mana 18 orang tewas dan 14 lagi luka berasal dari daerah tersebut, NHK pun menyebut sekitar 570 orang terkucil dan lebih dari 20 orang belum diketahui keberadaannya.
 
"Menimbang perasaan orang-orang yang keluarganya hilang lantaran bencana ini, saya ingin menyelamatkannya sesegera mungkin," tutur Kiyoharu Kawano yang merupakan salahsatu anggota pasukan pertahanan.
 
Sementara itu warga setempat menangani upaya pembersihan dengan penuh perjuangan. "Ini sulit, ini sulit," kata pria tua, yang menarik gerobak dorong ketika hujan deras, membawa lumpur keluar dari restoran mie "ramen" tua yang terbuat dari kayu.
 
Seperti diketahui, Kota Asakura dilanda hujan hingga lebih dari 600 milimeter sejak Rabu, dan Hita digempur hujan hingga hampir 450 milimeter pada waktu yang sama, menurut badan meteorologi.
 
"Cuaca diperkirakan membawa 120 milimeter curah hujan ke wilayah Kyushu utara pada Senin siang dan 100 milimeter di wilayah Chugoku, Jepang barat," kata badan meteorologi itu.

 

(Hermansyah)

More Articles ...