logo2

ugm-logo

Blog

Banjir Afrika Selatan Tewaskan 49 Orang, Salah Satu Bencana Cuaca Terburuk!

Liputan6.com, Cape Town - Setidaknya 49 orang dipastikan tewas pada hari Rabu (11/6) saat banjir melanda salah satu provinsi termiskin di Afrika Selatan, dan pihak berwenang mengatakan jumlah korban diperkirakan akan bertambah karena lebih banyak jenazah ditemukan dalam pencarian orang hilang.

Banjir melanda Provinsi Eastern Cape yang sebagian besar pedesaan di tenggara negara itu pada Selasa (10/6) pagi, setelah badai cuaca yang sangat kuat membawa hujan lebat, angin kencang, dan juga salju di beberapa bagian.

"Saat kita berbicara di sini, jenazah lainnya ditemukan," Premier Eastern Cape Oscar Mabuyane mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan, seperti dikutip dari Associated Press (AP), Kamis (112/6/22025).

Mabuyane menambahkan bahwa itu adalah salah satu bencana terkait cuaca terburuk yang pernah dialami provinsinya. "Saya belum pernah melihat yang seperti ini," katanya.

Korban tewas termasuk enam siswa sekolah menengah yang hanyut ketika bus sekolah mereka terjebak dalam banjir pada hari Selasa (10/6) di dekat sungai dekat Kota Mthatha, yang sangat terdampak dan menjadi pusat banjir Afrika Selatan terbaru yang terburuk. Empat siswa lainnya termasuk di antara yang hilang, kata Mabuyane.

Pihak berwenang menemukan bus sekolah pada hari Rabu (11/6) , tetapi bus itu kosong. Tiga siswa diselamatkan pada hari Selasa (10/6) ketika mereka ditemukan berpegangan pada pohon dan berteriak minta tolong, kata pemerintah provinsi.

Seorang pengemudi dan orang dewasa lain yang berada di dalam bus bersama anak-anak sekolah termasuk di antara korban tewas.

Operasi pencarian dan penyelamatan akan terus berlanjut untuk hari ketiga pada hari Kamis (12/6), kata pihak berwenang, meskipun mereka tidak memberikan perincian tentang berapa banyak orang yang mungkin masih hilang. Mereka mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan keluarga untuk mencari tahu siapa yang masih belum diketahui keberadaannya.

Tim tanggap bencana telah diaktifkan di Provinsi Eastern Cape dan provinsi tetangga KwaZulu-Natal setelah hujan lebat dan salju melanda beberapa bagian Afrika Selatan bagian selatan dan timur selama akhir pekan. Mabuyane mengatakan juga ada laporan tentang tanah longsor.

Belasungkawa Presiden Afrika Selatan

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan Pusat Manajemen Bencana Nasional juga bekerja sama dengan otoritas setempat di Eastern Cape, provinsi yang menanggung beban terberat dari front dingin ekstrem yang menurut para peramal cuaca akan segera terjadi minggu lalu. Ada hujan salju yang luar biasa besar di beberapa bagian Eastern Cape, KwaZulu-Natal, dan provinsi Free State di pedalaman Afrika Selatan.

Ramaphosa menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak di Eastern Cape dalam sebuah pernyataan dari kantornya dan menggambarkan situasi tersebut sebagai "kehancuran."

Adapun pemadaman listrik telah memengaruhi ratusan ribu rumah di Eastern Cape dan KwaZulu-Natal.

Pejabat pemerintah provinsi Eastern Cape mengatakan ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal dan berada di tempat penampungan sementara di provinsi tersebut setelah rumah mereka hanyut atau hancur, sementara sedikitnya 58 sekolah dan 20 rumah sakit rusak akibat banjir, yang sebagian besar memengaruhi Mthatha dan distrik sekitarnya.

Rumah-rumah lainnya terendam air. Mobil dan puing-puing yang terbawa banjir berserakan di tumpukan saat hujan berhenti dan air mulai surut.

Sebagai informasi, Afrika Selatan rentan terhadap badai cuaca kuat yang bertiup dari Samudra Hindia dan Samudra Selatan. Pada tahun 2022, lebih dari 400 orang meninggal akibat banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang berkepanjangan di kota pesisir timur Durban dan daerah sekitarnya.

Daerah miskin dengan perumahan informal sering kali menjadi yang paling terdampak dan menjadi tempat sebagian besar kematian terjadi.

Bencana Kebakaran Meningkat di Aceh Tenggara, Bupati: Pembakar Hutan Dihukum Penjara 15 Tahun Salinan

ACEH TENGGARA - Bupati Aceh Tenggara, H. M. Salim Fakhry mengingatkan masyarakat agar tidak membuka atau membersihkan lahan pertanian dan perkebunan dengan cara membakar. Tindakan tersebut berisiko besar pada kebakaran dan lahan yang dialami Aceh Tenggara pada tahun 2025 ini.

"Siapapun yang sengaja membakar hutan akan dikenakan sanksi hukuman penjara 15 tahun dengan denda 15 miliar rupiah. Untuk pembakar lahan perkebunan dipidana tiga tahun penjara dan denda 10 miliar rupiah," kata Salim Fakhry, Kamis, 12 Juni 2025. Pernyataan tersebut disampaikan Salim menyikapi maraknya bencana kebakaran di Aceh Tenggara pada tahun 2025. Dia bahkan mengeluarkan surat imbauan waspada dan antisipasi bahaya kebakaran yang ditujukan kepada para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), pimpinan instansi vertikal dan stakeholder, camat dan penghulu kute di wilayah Aceh Tenggara. Baca Juga Lima Tahun Terakhir, Kebakaran Hutan di Aceh Meningkat 275 Persen Bupati menjelaskan ketentuan pidana itu merujuk pada Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Di sisi lain, Salim juga mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang menyebabkan kebakaran. Masyarakat bahkan diminta untuk mencabut dan mematikan aliran listrik peralatan elektronik, seperti televisi, kipas angin, pendingin ruangan, pompa air dan charger hp saat meninggalkan kantor ataupun rumah. Warga juga diingatkan agar berhati-hati dalam penggunaan lilin, obat nyamuk bakar, lampu minyak, dan korek api. Selain itu, warga juga diminta memastikan agar api benar-benar padam saat membakar sampah di perkarangan rumah. Baca Juga Terbukti Korupsi, Suhendri dan Zulfikar Dihukum 9 Tahun Penjara "Jika terjadi kebakaran, baik di rumah maupun lahan jangan panik. Segera berkoordinasi dengan pemerintah kute, kecamatan dan petugas BPBD dengan (melalui) nomor 082138804880 untuk cepat ditindaklanjuti," kata dia.***

Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/.

BNPB paparkan pentingnya tata kelola bencana profesional dan inklusif

Kupang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya tata kelola penanggulangan bencana yang profesional dan inklusif sebagai respons terhadap tingginya intensitas kejadian bencana di Indonesia.

"Indonesia mengalami rata-rata 10 kejadian bencana setiap hari sepanjang 2024, dengan total 3.472 kasus bencana tercatat sepanjang tahun tersebut," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati dalam keterangan yang diterima di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis.

Ia menjelaskan risiko bencana tertinggi saat ini berasal dari kejadian yang disebabkan oleh perubahan iklim, yang memicu cuaca ekstrem, banjir, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

BNPB mengharapkan situasi tersebut semakin memperkuat urgensi perbaikan sistem penanggulangan bencana secara menyeluruh oleh seluruh kepala daerah, tak terkecuali di Indonesia bagian timur.

Dalam kegiatan coaching clinic yang diinisiasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/6), Raditya mengingatkan seluruh pemerintah daerah di daerah kawasan timur Indonesia agar mendorong sinkronisasi perencanaan yang berpedoman pada Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044.

"Agar sistem kebencanaan di daerah juga lebih adaptif, inklusif, dan terintegrasi," kata dia.

Menurut dia, tantangan kebencanaan ini bersifat kompleks dan multidimensi. Posisi geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik menjadikan negara ini rawan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, serta karhutla.

Berdasarkan World Risk Index 2024, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia setelah Filipina. Indeks tersebut menilai bahaya bencana, tingkat keterpaparan, serta kapasitas masyarakat dalam merespons bencana.

Raditya menilai tingginya frekuensi bencana tidak hanya berdampak pada keselamatan jiwa, tetapi juga berpotensi menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.

"Karena itu perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penguatan ketangguhan bangsa terhadap bencana," ucapnya.

UNP Jadi Tuan Rumah Talkshow Bencana Geologi BNPB

KBRN,Bukittinggi; Sesuai dengan program dari Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB yang bekerjasama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dan Departemen Fisika FMIPA UNP berupa dukungan terhadap Guru Besar Ilmu Geologi Dunia, Prof Ron Harris untuk berbagi ilmu kebumiannya dalam Studium Generale, pada Jumat (13/6/2025).

Hal itu dikatakan Dr. Hamdi, MSi, selaku panitia talkshow tersebut, Rabu (11/6) kepada wartawan di Padang.

Penyampaian informasi resiko bencana oleh Guru Besar Ilmu Geologi Dunia, Prof Ron Harris yang difasilitasi oleh BNPB itu, dikatakan Dr Hamdi, dengan tema “Seismic Gap Tour (SGT): Bridges Over Troubled Waters: Experiments with Full-spectrum Geohazard Risk Reduction in Indonesia”. 

Dikatakannya, bertempat Gedung Aula FMIPA UNP,  tepat pukul 08.00 WIB, acara talkshow atau perbincangan yang mengupas mitigasi resiko bencana untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana dan cara menghadapinya.

Menurut Hamdi bahwa dalam talk show yang akan dihadiri Gubernur Sumbar dan Walikota Padang ini, peserta akan memahami upaya mengurangi risiko bencana dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana serta strategi untuk mengurangi risiko bencana

"Sebagai panitia pelaksana undangan telah disampaikan kepada  Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Walikota Padang, lingkungan kampus yakni UNP, UNAND, 11 PT Negeri dan PTS yang tergabung dalam LPPM dan Riset Center Universitas di Sumbar, 6 Kepala BPBD, 5 institusi BMKG, 8 Kepala OPD, 11 lembaga non pemerintah dan kalangan media publikasi lainya," jelas Hamdi.

Ia berharap, karena pentingnya acara ini, besar berharap kepada peserta yang diundang dapat hadir tepat waktu dan mendukung kegiatan di maksud. 

"Bila ada yang membutuhkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami, Hamdi (+6282174345569) dan Trevi Jayanti Puspitasari (+628111994527).

Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih," pungkas Hamdi.(Agusmardi)

Australia Dukung Program Penanggulangan Bencana di Sumbawa

LombokPost - Program SIAP SIAGA yang merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia dalam manajemen risiko bencana akan hadir di Kabupaten Sumbawa.

Tujuan dari program ini memperkuat sistem kelembagaan BNPB dan BPBD dalam pengelolaan risiko bencana yang lebih baik serta memperkuat kapasitas pengelolaan risiko bencana dan ketangguhan masyarakat.

Program ini akan hadir di Kabupaten Sumbawa pada 2025 – 2027.

“Program di Kabupaten Sumbawa ini dirancang bersama dengan para pemangku kepentingan di Provinsi NTB yang kemudian telah disepakati melalui diskusi dengan kementerian/lembaga terkait serta perwakilan Department of Foreign Affair and Trade (DFAT) Pemerintah Australia,’’ kata DRM Area Manager - Program SIAP SIAGA NTB Anggraeni Puspitasari dalam peluncuran program di Sumbawa, Rabu (11/6).

Program SIAP SIAGA di Provinsi NTB telah melaksanakan kegiatan sejak tahun 2021 dan telah membangun kemitraan yang strategis dengan para multi-pihak, baik pemerintah daerah, NGO, akademisi atau perguruan tinggi.

Program ini dibangun berdasarkan pencapaian sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan pulih dari bencana, serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam isu-isu kemanusiaan regional.

Pada fase II, Program SIAP SIAGA akan lebih mempromosikan penerapan prinsip-prinsip GEDSI dan menggabungkan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI), Pengurangan Risiko Bencana (PRB), dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke dalam intervensi ketangguhan masyarakat pada level desa dan supra desa.

 Fokus dari pelaksanaan Program SIAP SIAGA di Kabupaten Sumbawa mereplikasi pembelajaran dari implementasi program guna mendukung ketangguhan.

Program SIAP SIAGA ini juga mendukung program unggulan pemerintah kabupaten Sumbawa dalam upaya penanggulangan bencana.

“Praktik baik yang pernah dilaksanakan sebelumnya akan direplikasi sebagai upaya penguatan sistem kelembagaan melalui optimalisasi kolaborasi dan kemitraan multi-pihak serta mendukung pengawasan, evaluasi, dan pembelajaran untuk mendukung ketangguhan,’’ katanya Angga.

Dalam proses pelaksanaan program, perlu adanya kerja sama yang terlembaga dan terkoordinasi antara organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Sumbawa dengan Program SIAP SIAGA.

selengkapnya https://lombokpost.jawapos.com/pulau-sumbawa/1506129587/australia-dukung-program-penanggulangan-bencana-di-sumbawa#google_vignette