JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya 13 gempa susulan usai gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang mengguncang Kabupaten Bekasi, Rabu (20/8/2025) pukul 19.54 WIB. Hal ini disampaikan oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pada Kamis (21/8/2025) pagi. BMKG mencatat, gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 3,9 dan magnitudo terkecil M 1,7. Adapun kejadian gempa tersebut dirasakan sekali. Baca juga: Saat Jakarta Pernah Rusak Diguncang Gempa Besar 1780 dan 1834
"Jumlah event susulan 13. Magnitudo terbesar M 3,9 dan magnitudo terkecil M 1,7," kata Daryono, dalam keterangan yang diterima, Kamis. Mengapa Gempa Kecil di Kota Bogor pada Kamis Malam Merusak Bangunan? Artikel Kompas.id Sebelumnya, Daryono menuturkan, gempa magnitudo 4,9 di Kabupaten Bekasi dipicu oleh pergerakan sesar naik busur belakang Jawa Barat. "Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust)," kata Daryono, dalam keterangannya, Rabu malam.
Episenter gempa utama berada di koordinat 6.52 LS dan 107.25 BT, tepatnya di darat sekitar 19 km tengara Kabupaten Bekasi dengan kedalaman 10 km. Sejumlah wilayah seperti Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang juga turut merasakan gempa utama. Bekasi: III – IV MMI (getaran terasa nyata dalam rumah, jendela dan pintu berderik, dinding berbunyi). Purwakarta, Cikarang, Depok: III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, seakan ada truk berlalu). Baca juga: Ketika Bekasi Diguncang Gempa M 4,9: Warga Panik, KRL Tertahan Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi Timur: II – III MMI (benda ringan bergoyang, getaran terasa dalam rumah). Tangerang, Pandeglang, Cianjur, Pelabuhanratu, Lebak: II MMI (benda ringan bergoyang). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat menghindari dan menjauhi bangunan yang retak ataupun yang berpotensi roboh. "Jauhi kaca dan segala jenis benda yang dapat melukai jika terjatuh akibat guncangan gempa bumi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu malam.