MANGUPURA, NusaBali - Sejumlah pesisir di wilayah Bali berpotensi mengalami banjir pesisir (rob) pada 25 Agustus 2025. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan informasi tersebut karena adanya fenomena fase bulan baru pada 23 Agustus 2025 yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho mengatakan berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Bali. Di antaranya Pesisir Selatan Kabupaten Jembrana, Pesisir Selatan Kabupaten Tabanan, Pesisir Kabupaten Badung, Pesisir Kota Denpasar, Pesisir Kabupaten Gianyar, Pesisir Selatan Kabupaten Klungkung, dan Pesisir Selatan Kabupaten Karangasem. “Potensi banjir pesisir atau rob ini berbeda waktu baik hari dan jam di tiap wilayah,” ujar Cahyo Nugroho pada, Minggu (24/8).
Dia melanjutkan, banjir rob tersebut secara umum akan berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat. “Kami mengimbau masyarakat selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” jelasnya.
Selain informasi banjir pesisir, pihaknya juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan Bali. Cahyo Nugroho menyebutkan tinggi gelombang 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di Selat Badung, Selat Bali Bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Bali, hingga Selat Lombok Bagian Selatan. Tak hanya itu, tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter juga dikatakan berpeluang terjadi di Perairan Utara Pulau Bali dan Selat lombok Bagian Utara.
Sementara, pola angin di wilayah perairan utara Bali umumnya bergerak dari tenggara ke selatan dengan kecepatan berkisar antara 4 hingga 30 knot, sedangkan wilayah perairan selatan Bali umumnya bergerak dari timur ke selatan dengan kecepatan berkisar antara 4 hingga 25 knot. “Waspada terhadap peningkatan kecepatan angin di perairan utara Bali. Bagi perahu nelayan juga waspada apabila angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Terakhir untuk kapal ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelmbang mencapai 2,5 meter,” pungkasnya