logo2

ugm-logo

BMKG Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi Akibat Kemarau Basah

Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat fenomena kemarau basah yang sedang terjadi. Masyarakat juga didorong untuk memantau informasi melalui kanal digital BMKG.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, menjelaskan kemarau basah merupakan kondisi musim kemarau yang masih diselingi hujan. Namun penyebarannya tidak merata.

“Wilayah Indonesia sebenarnya sudah memasuki musim kemarau sejak April, tetapi tidak merata karena luasnya wilayah kita,” ujar Guswanto, dikutip dari Metro Siang Metro TV, Kamis, 22 Mei 2025.

Menurut Guswanto, musim kemarau penuh diprediksi akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025.  Puncaknya diprediksi pada Agustus. 

Saat ini, Indonesia masih berada dalam masa pancaroba yang ditandai dengan hujan durasi singkat tetapi lebat, disertai kilat, petir, serta potensi puting beliung dan hujan es. BMKG juga mengingatkan masyarakat di daerah tertentu untuk mewaspadai potensi longsor. 

Fenomena kemarau basah ini terjadi karena tingginya kelembaban udara yang masih bertahan di beberapa wilayah. Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG guna mengantisipasi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi selama masa transisi musim ini.

sumber: https://www.metrotvnews.com/play/KvJCLy7g-bmkg-peringatkan-potensi-bencana-hidrometeorologi-akibat-kemarau-basah

BNPB: Bencana hidrometeorologi dominasi Indonesia 24 jam terakhir

Jakarta (ANTARA) - Bencana hidrometeorologi masih mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia dalam 24 jam terakhir, berdasarkan laporan harian Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima di Jakarta, Kamis malam.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya mengatakan hingga pukul 07.00 WIB, tercatat 42 kejadian bencana, dengan 16 diantaranya masuk kategori menonjol, karena berdampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur.

"Dominasi bencana hidrometeorologi menjadi indikator penting akan tingginya kerentanan wilayah terhadap faktor cuaca ekstrem dan perubahan iklim," kata dia.

Enam kejadian baru yang dilaporkan mencakup angin puting beliung di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, yang berdampak pada 16 kepala keluarga (KK) dan merusak 16 rumah, serta banjir di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan 242 KK terdampak dan tinggi muka air (TMA) mencapai 150 centimeter.

Banjir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dengan tinggi muka air 30–100 centimeter berdampak pada 152 KK. Status siaga darurat telah ditetapkan dan upaya penanganan terus dilakukan, mulai dari kaji cepat, evakuasi, hingga pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.

Kejadian puting beliung juga terjadi di Kuantan Singingi, Riau, berdampak pada 72 jiwa. Sementara itu, banjir di Cirebon berdampak luas dengan 5.276 jiwa terdampak meski saat ini air telah surut dan status darurat diberlakukan.

Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, tanah longsor menyebabkan 6 jiwa mengungsi dan 10 rumah rusak. Pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan logistik, makanan, serta alat berat untuk penanganan material longsoran.

Abdul menambahkan bahwa selain kejadian baru, BNPB mencatat 10 kejadian lanjutan, termasuk banjir yang masih berlangsung di Bulungan, Kalimantan Utara, dan Grobogan, Jawa Tengah, yang berdampak pada ratusan keluarga.

Di Trenggalek, Jawa Timur, dua bencana terjadi bersamaan, yakni banjir dan tanah longsor. Enam warga dinyatakan hilang dan satu orang meninggal dunia. Tim gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi.

Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau masih berlangsung. Total lahan terbakar sejak awal tahun mencapai 106,08 hektare, dengan tambahan 11 hektare dalam beberapa hari terakhir. Satgas darat dan udara terus melakukan upaya pemadaman.

BNPB mengingatkan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana berulang, serta mengajak masyarakat agar tetap waspada dan tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Personel BNPB telah diterjunkan ke sejumlah wilayah terdampak untuk mendampingi penanganan dampak bencana," kata Abdul.

sumber: antara

More Articles ...