logo2

ugm-logo

Pemkab Gunungkidul Tetapkan Siaga Bencana Kekeringan, 1.000 Tangki Air Bersih Siap Disalurkan

WILAYAH terdampak kekeringan di Gunungkidul meluas. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Purwono menyampaikan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan air bersih ke lima kapanewon atau bagian wilayah di Panggang, Saptosari, Tepus, Girisubo, dan Rongkop.

"Dari seribu tangki yang disiapkan, kami sudah terdistribusi 288 tangki ke lima kecamatan. Dari 1.000 tangki kita perkirakan persediaan cukup sampai Oktober," kata dia.

Selain seribu tangki bantuan air bersih tersebut, 13 kapanewon di Gunungkidul, dari 18 kapanewon yang ada, telah memiliki anggaran bantuan distribusi air bersih. 

Selain itu, berbagai unsur juga siap membantu terkait bantuan air bersih yang saat ini berstatus siaga bencana kekeringan, seperti TNI-Polri, Tagana, hingga Dinas Pertanian.

Pemkab Gunungkidul sudah menetapkan status siaga bencana kekeringan pada 1 Juni dan akan berakhir 31 Agustus 2024. Pihaknya akan memantau situasi yang terjadi.

"Ketika di bulan Agustus berakhir dan kondisi masih seperti ini (tidak turun hujan), kita akan perpanjang status siaga bencana," tutup dia. (AT)

11 Kecamatan di Gorontalo Banjir Parah, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Bencana

Gorontalo, Beritasatu.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul peristiwa banjir yang terjadi di 11 kecamatan di wilayah tersebut.

Langkah itu diambil Pemkab Gorontalo karena bencana banjir yang menimpa masyarakat di wilayahnya terbilang parah. Puluhan ribu jiwa di daerah tersebut terdampak banjir.

“Kami juga daerah sudah menetapkan status tanggap darurat banjir di Kabupaten Gorontalo, untuk itu kami terus memberikan bantuan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial,” kata Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo, seusai mengunjungi korban banjir, Minggu (14/7/2024)

Untuk itu Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo memohon kepada masyarakat dan instansi lainnya kiranya dapat membantu warga korban banjir.

“Kami memohon kepada seluruh masyarakat dapat membantu, makanan, air, makanan siap saji, sarung atau selimut kemudian popok untuk balita,” harap bupati

Nelson juga menjelaskan dalam perhitungannya bahwa banjir di daerah bantaran Danau Limboto ini akan surut dalam waktu 1 bulan jika cuaca baik atau tidak hujan lagi.

“Kita melihat banjir atau rendaman yang ada disekitar Danau Limboto ini kelihatannya butuh waktu untuk airnya surut. Semoga cuaca akan membaik dan banjir akan segera surut, tetapi perhitungan kami air akan surut dalam waktu satu bulan,” jelasnya.

Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo Udin Pango menambahkan bahwa tanggap darurat banjir di Kabupaten Gorontalo itu akan berlangsung selama 14 hari. Namun, jika setelah 14 hari masih ada warga yang terdampak banjir maka pengguna  akan dilanjutkan selama 3 bulan.

“Pak Bupati mengeluarkan SK tanggap darurat, jangka waktunya selama 14 hari. Jika setetelah 14 hari masih ada penanganan dan masih ada yang terdampak bencana itu akan dikeluarkan SK transisi kurang lebih 3 bulan, dan jika setelah 3 bulan masih ada yang terdampak maka akan diperpanjang lagi sampai dengan habis masa penanganan terhadap korban banjir,” kata Udin Pango.

Data dari BPBD Kabupaten Gorontalo bahwa ada 35 kelurahan di 11 kecamatan di Kabupaten Gorontalo yang terdampak banjir. Sebanyak 4.855 rumah dan 24.016 jiwa atau 7.181 keluarga terendam banjir termasuk bayi/balita sebanyak 3.674 jiwa, ibu hamil 72 jiwa, lansia dan disabilitas 1.077 jiwa.

Wilayah terparah terdapat di Kecamatan Tilango. Dari 8 desa ada yang ada di sana, 7 desa terendam banjir dengan ketinggian air saat ini mencapai 2,5 meter.

More Articles ...