logo2

ugm-logo

Penambangan Ilegal di Sungai Alolonggo Riung Marak. Warga Diminta Waspada Kerusakan Lingkungan Hidup dan Bahaya Banjir

KBRN, Ngada : Sungai Alolonggo yang berada di Kecamatan Riung kini terancam mengalami kerusakan parah akibat penambangan illegal yang dilakukan masyarakat dengan mengeruk pasir serta batu tanpa seijin dinas terkait.

Penambangan ilegal semakin marak terjadi di sungai Alolonggo Kecamatan Riung akibat ketiadaan kesadaran masyarakat akan bahaya kerusakan lingkungan yang dapat mengancam keselamatan warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai walau sering ditegur oleh aparat Polsek dan babinsa yang bertugas di Riung.

Saat ini terlihat bekas penambangan illegal dengan mengeruk pasir dan batu dari sungai yang tidak terkendali sehingga lebar sungai yang kering di saat musim kemarau ini semakin lebar dan akan membahayakan lingkungan dan pemukiman warga ketika saat musim penghujan tiba nanti. Jika kondisi ini dibiarkan dikwatirkan dapat merusak jembatan dan lingkungan serta pemukiman warga lainnya yang berada di sekitar bantaran sungai Alolonggo.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ngada Emanulel Kora mengatakan kerusakan yang ditimbulkan akibat penambangan ilegal sangat memprihatinkan dan merusak lingkungan hidup di sepanjang bantaran sungai. Dirinya berharap agar ada koordinasi bersama semua dinas terkait termasuk pihak kepolisian untuk melakukan pencegahan dengan melarang aksi tambang illegal.

“Kalau ini tidak dihentikan maka akan terjadi bencana. Ada pengambilan material secara illegal oleh masyarakat. Dinas Lingkungan hidup juga sudah memberi teguran kepada pelaku tapi samapi saat ini kegiatan atau aktivitas pengambilan material berupa pasir dan batu masih terus dilakukan,”kata Emanuel.

Pengehentian penambangan illegal sangat penting demi menjaga keselamatan lingkungan hidup serta warga agar tidak terjadi musibah akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari aksi penambangan illegal oleh sejumlah masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Topan Yagi Sudah Tewaskan 226 Orang di Vietnam, Lebih dari 100 Lainnya Hilang

HANOI - Topan Yagi yang menerjang Vietnam telah memicu tanah longsor dan banjir bandang. Korban tewas hingga Kamis telah meningkat menjadi 226 orang dan lebih dari 100 lainnya dinyatakan hilang.

Lonjakan jumlah korban tewas tersebut diumumkan badan bencana pemerintah Vietnam, yang menyatakan banjir bandang mulai mereda di ibu kota; Hanoi.

Negara Asia Tenggara telah terguncang akibat dampak Topan Yagi—badai terkuat yang melanda Asia tahun ini—yang menerjang pantai timur laut Vietnam sejak Sabtu lalu.

Menurut badan bencana Vietnam, selain lebih dari 100 orang masih hilang, sekitar 800 orang lainnya terluka.

Beberapa distrik di Hanoi masih terendam banjir pada hari Kamis, tetapi badan cuaca pada sore hari mengatakan tekanan banjir telah mereda.


Kendati demikian, banjir bandang dan tanah longsor terus melanda berbagai wilayah di Vietnam utara.

Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya telah mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.

"Banyak kesedihan di kota ini dan ada banyak kekhawatiran hingga malam hari," kata salah satu CEO Blue Dragon Children's Foundation, Skye Maconachie.

"Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun telah kehilangan segalanya," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2024).

More Articles ...