logo2

ugm-logo

Blog

Pernyataan Kemenkes tentang HMPV yang Merebak di Cina, Berbahayakah Virus Ini?

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan saat ini di Indonesia belum ada laporan kasus penyakit pernafasan Human Metapneumovirus (HMPV), yang kini tengah merebak di Cina. Namun masyarakat diingatkan untuk waspada, tidak panik dan melakukan langkah-langkah preventif.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 4 Januari 2025, Juru Bicara Kemenkes, Widyawati menyebutkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, terdapat pemberitaan tentang HMPV di Cina.

Virus ini menyebar dengan sangat luas dan cepat, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah Cina bagian utara.

Cina Dihebohkan Wabah Virus Mirip Covid-19: Mengenal Virus Influenza A, HMPV, dan Akankah Pandemi?

Hal tersebut, kata Widyawati, menjadi perhatian global. Oleh karena itu, pemerintah mengingatkan sejumlah langkah preventif, seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit tersebut.

Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain, dan langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

Apa itu HMPV yang Mewabah di Cina? Ketahui Gejala dan Cara Mencegahnya
HMPV: Gejala Terinfeksi dan Mengenali Jenis Virus Ini

“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” katanya.

Dia menjelaskan HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tetapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, gangguan pernapasan atau penyakit jantung.

Reuters melaporkan, otoritas pengendalian penyakit Cina mengatakan pada hari Jumat, 27 Desember 2024, bahwa mereka sedang menguji coba sistem pemantauan untuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya, dengan kasus beberapa penyakit pernapasan diperkirakan akan meningkat selama musim dingin.

Langkah untuk membangun sistem khusus ini ditujukan untuk membantu otoritas menyiapkan protokol untuk menangani patogen yang tidak diketahui, berbeda dengan tingkat kesiapan yang lebih rendah lima tahun lalu ketika virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 pertama kali muncul.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Cina akan menetapkan prosedur bagi laboratorium untuk melaporkan dan bagi badan pengendalian dan pencegahan penyakit untuk memverifikasi dan menangani kasus, televisi pemerintah CCTV melaporkan, mengutip seorang pejabat pemerintah pada konferensi pers.

Data untuk penyakit pernapasan akut menunjukkan tren peningkatan infeksi secara keseluruhan pada 16 hingga 22 Desember 2024, menurut pernyataan resmi yang dirilis pada hari Kamis.

Cina kemungkinan akan terkena berbagai penyakit infeksi pernapasan pada musim dingin dan semi, Kan Biao, pejabat lainnya, mengatakan pada konferensi pers.

Dia mengatakan tanpa merinci bahwa jumlah keseluruhan kasus tahun ini akan lebih sedikit daripada tahun lalu. Kasus terkini yang terdeteksi meliputi patogen seperti rhinovirus dan human metapneumovirus (HMPV), dengan kasus human metapneumovirus di antara orang di bawah usia 14 tahun menunjukkan tren peningkatan, terutama di provinsi utara.

Belum Ada Vaksin untuk HMPV

Hingga saat ini, katanya, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, Widyawati menilai perawatan suportif, seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

Icosavax tengah mengembangkan kandidat vaksin kombinasi yang menargetkan RSV dan human metapneumovirus (HMPV). RSV merupakan penyebab utama pneumonia pada balita dan lansia, sedangkan HMPV menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang sangat mirip.

Apa Itu HMPV

Mengutip Independent, Human metapneumovirus atau HMPV adalah virus pernapasan yang menyebabkan gejala mirip dengan flu biasa dan influenza. Meskipun penyakit ini biasanya ringan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi parah seperti pneumonia, terutama pada bayi, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Virus ini bukanlah virus baru tetapi telah menarik perhatian di tengah lonjakan kasus, terutama pada anak-anak di bawah 14 tahun di Cina utara.

Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, HMPV adalah virus RNA untai tunggal yang menyebar melalui droplet pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Infeksi ini sebelumnya telah diidentifikasi di berbagai negara, termasuk Inggris Raya.

Gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan kelelahan, dengan masa inkubasi tiga hingga enam hari. Tidak seperti Covid-19, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk HMPV; pengobatan utamanya melibatkan penanganan gejala.

Meningkatnya kasus HMPV di Cina

Lonjakan kasus bertepatan dengan cuaca yang lebih dingin dan peningkatan aktivitas dalam ruangan, kondisi yang biasanya memicu penyebaran virus pernapasan. Pejabat kesehatan menekankan bahwa lonjakan ini konsisten dengan tren musiman.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Cina baru-baru ini melaporkan peningkatan infeksi pernapasan, termasuk HMPV, selama musim dingin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menandai situasi tersebut sebagai darurat kesehatan global, tetapi peningkatan kasus telah mendorong pihak berwenang untuk memperkuat sistem pemantauan.

Sebuah program percontohan telah diluncurkan untuk melacak pneumonia yang tidak diketahui asalnya, memastikan laboratorium dan badan kesehatan melaporkan dan mengelola kasus secara lebih efektif, demikian laporan penyiar negara CCTV, mengutip seorang pejabat pemerintah dalam sebuah konferensi pers.

Menurut kantor berita Bernama, di Malaysia pada 2024, terdapat 327 kasus HMPV, meningkat dari 225 kasus di 2023. Namun Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan bahwa infeksi HMPV tidak memerlukan pelaporan wajib berdasarkan Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 karena ini bukanlah jenis penyakit baru.

Malaysia Temukan 327 Sampel Positif Virus hMPV di 2024, Warga Diimbau Pakai Masker

Malaysia, VIVA – Kementerian Kesehatan Malaysia mendeteksi 327 sampel positif human Metapneumovirus (hMPV) pada tahun 2024.  

Berdasarkan data dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan laboratorium rumah sakit Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), angka infeksi hMPV tahun 2024 meningkat dibandingkan tahun 2023, di mana ditemukan 225 sampel positif.

Dalam pernyataan resminya, KKM menjelaskan bahwa infeksi hMPV bukanlah penyakit baru di Malaysia. Meski demikian, infeksi ini tidak termasuk dalam kategori yang wajib dilaporkan berdasarkan Undang-undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 1988 (UU 342).

Human Metapneumovirus (hMPV) adalah salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan, yang berasal dari keluarga virus Pneumoviridae. KKM mengingatkan bahwa infeksi saluran pernapasan seperti ini akan terus ada di masyarakat dan memerlukan kewaspadaan.

Masyarakat diimbau untuk proaktif menjaga kesehatan dan mencegah penularan, terutama di tempat tertutup atau keramaian, termasuk saat merencanakan perjalanan ke negara-negara berisiko.

Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan KKM meliputi: Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Menerapkan etika batuk dengan menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau masker.

Menggunakan masker, terutama bagi individu dengan gejala atau berisiko tinggi tertular, terutama di ruang tertutup atau tempat ramai.

KKM juga menyarankan masyarakat yang mengalami gejala berkepanjangan atau memburuk untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, baik milik pemerintah maupun swasta.

KKM mencatat bahwa peningkatan infeksi saluran pernapasan akut pada akhir dan awal tahun adalah fenomena yang umum terjadi. Hal ini juga dilaporkan di negara-negara lain, terutama yang memiliki musim dingin seperti China.

Untuk mengendalikan penyebaran infeksi, KKM terus melakukan pemantauan baik di dalam maupun luar negeri. Pemantauan ini mencakup berbagai infeksi saluran pernapasan, termasuk COVID-19, Influenza, dan lainnya. 

Masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan demi mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

Fakta Wabah Virus HMVP China: Apa Itu, Kasus Tetangga RI & Eks Dir WHO

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus baru tengah menyerang China. Negeri itu mengalami lonjakan infeksi virus pernapasan, yang menyebabkan rumah sakit penuh sesak, tindakan darurat, dan kekhawatiran publik tentang wabah.

Mengutip The Independent, virus tersebut, yang diidentifikasi sebagai human metapneumovirus (HMPV). Kasus melonjak di seluruh provinsi Tiongkok utara musim dingin ini, terutama di kalangan anak-anak.

Wabah itu terjadi lima tahun setelah dunia pertama kali diperingatkan tentang munculnya Covid-19 di Wuhan, China, yang kemudian berubah menjadi pandemi global dengan tujuh juta kematian dilaporkan.

Laman yang sama memuat bagaimana foto dan video orang-orang yang mengenakan masker di rumah sakit di China muncul di platform media sosial dan laporan lokal mengatakan bahwa pemandangan wabah HMPV mirip dengan wabah Covid awal.

Lalu apa itu HMPV? Seperti apa penyebarannya di China, tetangga RI, hingga respons Kemenkes dan eks Dir WHO? Berikut update CNBC Indonesia, Senin (6/1/2025).

1.Lalu apa itu HMPV?

HMVP adalah virus pernapasan yang menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa dan influenza. Meskipun penyakit ini biasanya ringan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi parah seperti pneumonia, terutama pada bayi, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Virus ini bukanlah virus baru. Tetapi ini telah menarik perhatian di tengah lonjakan kasus, terutama pada anak-anak di bawah 14 tahun di China utara.

Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, HMPV adalah virus RNA yang menyebar melalui droplet pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Infeksi ini sebelumnya telah diidentifikasi di berbagai negara, termasuk Inggris Raya.

Gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan kelelahan, dengan masa inkubasi tiga hingga enam hari. Tidak seperti Covid-19, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, di mana pengobatan utamanya melibatkan penanganan gejala.

2.Peningkatan Kasus di China

Peningkatan kasus bertepatan dengan dingin dan peningkatan aktivitas dalam ruangan, kondisi yang biasanya memicu penyebaran virus pernapasan. Pejabat kesehatan menekankan bahwa lonjakan ini sesuai dengan tren musiman.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional (CDC) China baru-baru ini melaporkan peningkatan infeksi pernapasan, termasuk HMPV, selama musim dingin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menandai situasi tersebut sebagai darurat kesehatan global, tetapi peningkatan kasus telah mendorong pihak berwenang untuk memperkuat sistem pemantauan.

"Sebuah program percontohan telah diluncurkan untuk melacak pneumonia yang tidak diketahui asalnya, memastikan laboratorium dan badan kesehatan melaporkan dan mengelola kasus secara lebih efektif," kata penyiar negara CCTV melaporkan, mengutip seorang pejabat pemerintah pada konferensi pers.

3.Respons Pemerintah Xi Jinping

Otoritas kesehatan menerapkan tindakan darurat untuk memantau dan mengelola penyebaran. Namun, Beijing menegaskan wabah ini sebagai kejadian musim dingin tahunan.

Ini terlihat dari komentar juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning. Pada konferensi pers Jumat kemarin, ia mengatakan memang infeksi pernapasan cenderung memuncak selama musim dingin.

"Penyakit itu tampaknya kurang parah dan menyebar dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya dikutip The Independence.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pemerintah China peduli terhadap kesehatan warga negara China dan warga negara asing yang datang ke China," tambahnya seraya mengatakan negerinya "Sangat aman untuk bepergian di China".

4.Penyebaran HMVP di Luar China


Wilayah otonomi khusus China, telah melaporkan beberapa kasus HMPV. Negara-negara tetangga seperti Kamboja dan Taiwan terus mencermati situasi ini.

Departemen Pengendalian Penyakit Menular Kamboja juga telah mengeluarkan peringatan tentang HMPV, dengan mencatat kemiripannya dengan Covid-19 dan influenza. Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan telah mengatakan bahwa virus tersebut berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Di tetangga lainnya, India, para pejabat mengatakan tidak perlu panik. Mereka menegaskan HMPV "seperti virus pernapasan lainnya".

"Ada berita yang beredar tentang wabah Metapneumovirus di China. Izinkan saya menjelaskannya dengan sangat jelas," kata pejabat Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (DGHS) Dr. Atul Goel, menurut media lokal.

"Metapneumovirus seperti virus pernapasan lainnya yang menyebabkan flu biasa, dan pada orang yang sangat tua dan sangat muda, virus ini dapat menyebabkan gejala seperti flu," tegasnya.

5.Kasus HMVP Meningkat di Tetangga RI

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan adanya 327 kasus infeksi human metapneumovirus (HMPV). Adapun, virus ini merupakan penyakit saluran pernapasan yang kini juga melonjak di China.

Kasus HMPV di China tercatat melonjak tajam, dengan 225 kasus sepanjang 2023 meningkat signifikan pada 2024. Di Malaysia, HMPV tidak termasuk penyakit yang wajib dilaporkan menurut Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988.

Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hMPV adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dari famili Pneumoviridae. Virus ini diketahui menyerang sistem pernapasan manusia.

"Ini bukan penyakit baru dan di negara ini, infeksi hMPV tidak perlu dilaporkan atau diberitahukan menurut Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988," katanya mengutip Straits Times.

Kementerian menghimbau agar masyarakat tetap waspada karena infeksi saluran pernapasan akan terus berkembang di masyarakat. Masyarakat perlu secara proaktif menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain, terutama di tempat tertutup dan ramai.

Pemerintah Malaysia juga akan terus memantau perkembangan infeksi saluran pernapasan baik di dalam negeri maupun internasional. Termasuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil tindakan yang tepat.

"Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyebaran infeksi, Kementerian Kesehatan terus melakukan pemantauan dari waktu ke waktu, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ini termasuk virus penyebab Covid-19, influenza, dan infeksi saluran pernapasan lainnya," kata otoritas setempat.

6.Kata Kemenkes RI

Mengutip laman Kementerian Kesehatan (kemenkes) RI, lembaga itu telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Namun warga tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.

Juru Bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif bisa dilakukan. Mulai dari menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.

"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Widyawati.

"Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan," jelasnya.

Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia," tambahnya.

7.Kata Eks Dir WHO

Di sisi lain, mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga, yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, menyoroti dikait-kaitannya HMVP dengan Covid-19. Namun dalam pernyataan ke CNBC Indonesia, ia mengatakan hal itu tidak tepat.

"Karena ada tiga hal," tegasnya.

"Nomor satu virus Covid-19 yang menyebabkan pandemi adalah virus baru, artinya varian baru dari virus corona... sementara HMVP bukan virus yang baru. Jadi apa yang terjadi di China saat ini bukan virus yang baru, sudah dilaporkan ke jurnal ilmiah tahun 2001 dan bahkan para ahli sudah menduga ini terjadi tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.

Kedua, tambahnya, meski gejalanya sama dengan Covid-19 tapi perlu juga diketahui bahwa apapun infeksi saluran nafas- dengan beragam sebab seperti virus dan bakteri- gejalanya memang kurang lebih sama. Ia berujar kita tidak dapat membedakan satu penyakit dengan yang lain secara pasti, hanya dengan melihat gejalanya saja.

"Alasan yang ketiga, pada waktu Covid, kasusnya dimulai dari Wuhan, Tiongkok, lalu kasusnya bertambah secara cepat. Dan sekarang, karena ada penambahan kasus juga di Tiongkok, diberitakan rumah sakit banyak penuh, maka orang mengaitkannya... Itu tidak tepat," ujarnya lagi.

"Karena pada akhir tahun atau awal tahun di Tiongkok dan banyak negara empat musim, memang musim dingin sedang dingin-dinginnya dan kemudian inspeksi saluran nafas meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu juga ada peningkatan kasus," tambahnya.

Meski begitu, ia menegaskan tentu kewaspadaan perlu. Pemerintah bisa melakukan survei dan masyarakat haru menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.

 

Penyakit HMPV Merebak di China, Kelompok Ini Paling Rentan Terpapar

Jakarta - Wabah Human metapneumovirus (HMPV) di China belakangan tengah disorot dunia, termasuk Indonesia. Virus ini menyebar dengan sangat luar dan cepat, memicu lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara.

Sampai saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu,masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, guna mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan

"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), drg Widyawati, MKM, dikutip dari keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (4/1/2025).

Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

Kelompok yang Paling Rentan Terpapar HMPV
Dihubungi terpisah, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa HMPV yang tengah naik kasusnya di China rentan menyerang kelompok dengan imunitas rendah.

"HMPV ini rentan menyerang orang dengan gangguan imunitas rendah, seperti anak di bawah 14 tahun dan orang lanjut usia," kata Dicky kepada detikcom, Minggu (6/1/2025).

Dicky mengatakan bahwa HMPV bukanlah virus baru dan peningkatan kasus biasanya terjadi di bulan Desember dan Januari. Di bulan-bulan tersebut memang Bumi belahan utara mengalami musim dingin.

Ia juga menyebut HMPV menjadi sorotan lantaran ada peningkatan kasus lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadi mutasi yang membuat virus tersebut mudah menyebar saat ini.

"Ini setelah dilakukan pemeriksaan secara genomik memang terjadi mutasi yang membuat virus ini lebih mudah menyebar saat ini," katanya.

Terlebih ditambah momen orang mudik untuk Tahun Baru juga jelang Tahun Baru China pada akhir Januari nanti.

"Jadi ada peningkatan ini karena penduduk sedang terkonsentrasi padat dan dalam ruangan sehingga rentan meningkat," lanjutnya lagi.

Sebelumnya, provinsi utara China baru-baru ini mengalami tren peningkatan kasus HMPV di antara orang-orang yang berusia di bawah 14 tahun.

Menurut pernyataan resmi, terjadi peningkatan infeksi penyakit pernapasan akut di China pada minggu tanggal 16 hingga 22 Desember 2024.

Infeksi HMPV yang Menyebar di Cina, Kenapa Tidak Ada Darurat Kesehatan?

TEMPO.CO, Jakarta - Akhir 2024 dan awal 2025 ini ditandai dengan merebaknya infeksi Virus Metapneumovirus (HMPV) di Cina. Persoalan ini menjadi sorotan internasional karena infeksi menyebar begitu cepat, terutama pada anak-anak di Cina bagian utara. 

Kabar yang beredar dari Cina menyebut banyak rumah sakit dan krematorium sesak karena merebaknya infeksi virus itu. Belum ada pernyataan resmi yang memberikan konfirmasi perihal kabar yang turut merebak tepat lima tahun setelah Pandemi Covid-19 menyebar dari negara itu, yang menyebabkan sekitar tujuh juta kematian di dunia, tersebut.

Tapi, faktanya, HMPV bukanlah virus baru dan bersirkulasi tidak hanya di Cina. Meski selama ini tak banyak yang mengenal jenis dan sifat dari virus ini, HMPV telah ditemukan sejak 2001 lalu. 

HMPV termasuk dalam famili Pneumoviridae bersama dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV), juga virus-virus penyebab gondongan dan campak. Gejala dan penularannya mirip flu biasa. 

Itu pula seabnya, hingga artikel ini dibuat, belum ada deklarasi kedaruratan kesehatan dari pemerintah Cina maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kebanyakan menganggap virus sama seperti virus flu lainnya dan biasa merebak saat musim dingin.  

“Di Amerika Serikat, HMPV bersirkulasi dalam musim tahunan yang berbeda. Sirkulasi HMPV dimulai pada musim dingin dan berlangsung hingga atau sepanjang musim semi,” tulis Centers for Disease Control and Prevention atau CDC Amerika Serikat dalam situsnya. 

Infeksi HMPV di negara itu merebak terakhir kali pada 2023 lalu. Di Amerika pula, HMPV sudah dianggap sebagai penyebab kedua tertinggi infeksi saluran pernapasan pada anak-anak setelah RSV. 

Virus yang sama juga telah berkembang sebagai permasalahan besar untuk orang dewasa yang telah mengalami pneumonia parah, bronkitis, ataupun asma. 

Masa inkubasi HMPV diperkirakan 3 hingga 6 hari dengan durasi rata-rata penyakit dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan. Namun HMPV mirip dengan infeksi saluran pernapasan lain yang disebabkan oleh virus.

Untuk langkah pencegahan, CDC menyarankan sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci, serta menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit.

Bagi orang yang memiliki gejala flu wajib menutup mulut dan hidung ketika bersin, mencuci tangan secara teratur dan benar dengan sabun dan air selama 20 detik. Lalu menghindari wadah minum dan peralatan makan dengan orang lain, hindari mencium orang lain, dan direkomendasikan rawat inap ketika diperlukan.

“Selain itu, membersihkan permukaan yang mungkin terkontaminasi (seperti gagang pintu dan mainan bersama) berpotensi membantu menghentikan penyebaran HMPV,” kata CDC.

CDC menyebutkan bahwa mendeteksi HMPV bisa dengan pendeteksian langsung genom virus dengan uji amplifikasi asam nukleat. Lalu mendeteksi dengan antigen virus dalam sekresi pernapasan menggunakan imunofluoresensi atau enzim immunoassay.

“Saat ini, belum ada terapi antivirus khusus untuk mengobati HMPV dan belum ada vaksin untuk mencegah HMPV. Perawatan medis bersifat suportif,” tulis CDC.