logo2

ugm-logo

Blog

Kemensos-BNPB perkuat kerja sama penanganan pengungsi bencana

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat kerja sama dalam upaya penanganan korban bencana alam di pengungsian sehingga tidak terjadi kekosongan pelayanan selama masa tanggap darurat.

Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dalam kerja sama secara rinci dijelaskan pembagian tugas untuk klaster pengungsian, perawatan masyarakat terdampak bencana di bawah kordinator Kemensos.

“BNPB tidak mungkin bisa berjalan dengan sendiri tanpa dibantu semua pihak dan kolaborasi,” ujarnya.

Dia mengaku optimistis dengan pembagian tugas tersebut maka kualitas pelayanan pengungsian untuk korban bencana bisa lebih baik. Mulai dari kelengkapan pasokan bantuan logistik hingga urusan pemulihan kesehatan fisik dan psikis sebagaimana yang saat ini sedang dilakukan untuk penanganan pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur berjumlah lebih kurang 12 ribu jiwa.

Di tempat yang sama, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menambahkan bahwa kerja sama tersebut lebih terhadap pembagian tugas secara konkret di lapangan terkait penanganan pengungsian dan menyempurnakan dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya.

Pihaknya mencontohkan dalam hal ini dilakukan penguatan sumber daya manusia dan distribusi informasi antara Kemensos dengan BNPB. Salah satu tujuannya untuk mempercepat distribusi bantuan darurat bencana.

Kemensos memiliki sebanyak 668 lumbung sosial yang tersebar di setiap kabupaten/kota yang rawan bencana maka bila terjadi bencana petugas akan langsung mendistribusikan saat itu juga sesuai kebutuhan yang dilaporkan oleh BNPB dan pemerintah daerah setempat.

“Lumbung sosial ini sudah siap tenda pengungsian, tenda keluarga, selimut dan juga pakaian untuk ibu hamil dan anak-anak, termasuk makanan siap saji. Jika tidak mencukupi dari yang diadakan maka diperkuat oleh BNPB termasuk tenda pengungsiannya,” kata dia, didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo.

Saifullah menegaskan, fokus penguatan kerjasama ini hanya dalam masa kedaruratan bencana ketika sudah berada pada tahap rehabilitasi pascabencana itu sepenuhnya akan diselesaikan oleh BNPB dengan kementerian atau lembaga terkait.

Satu Keluarga di Purworejo Tewas Akibat Bencana Longsor

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Sebanyak empat warga Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), tewas setelah rumah mereka terlanda tanah longsor pada Selasa (19/11/2024) sore. Keempat korban merupakan satu keluarga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penaggungan, mengungkapkan, bencana longsor di Desa Plipiran terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sejak siang hingga sore. Longsor terjadi sekitar pukul 16:30 WIB. 

"Saat menerima informasi (tanah longsor) itu, kita segera berkoordinasi dengan Basarnas dan BPBD Purworejo. Kami juga mengkoordinasikan ke dinas-dinas teknis terkait, termasuk dinas sosial provinsi, dinas sosial kabupaten, untuk supporting penanganan kejadian," kata Bergas ketika dihubungi Republika, Rabu (20/11/2024). 

Bergas menambahkan, BPBD Wonosobo, Temanggung, dan Kebumen turut membantu penanganan bencana dan evakuasi korban. Empat anggota keluarga Subur tewas setelah kediaman mereka tertiban batu berukuran besar.

Para korban adalah Finda Wahyuningsih (38 tahun, istri kedua Subur), Susanti (32 tahun, anak dari istri pertama Subur), Refa Yamela (6 tahun, adik Santi dari istri kedua Subur), dan Mehrunnisa Reya Aresha (4 tahun, anak Santi). "Jadi korban itu satu rumah, tapi dua KK, lima jiwa," ungkap Bergas. 

Bergas mengatakan, berkat koordinasi antara para otoritas terkait, proses evakuasi keluarga Subur bisa langsung dilaksanakan pada Selasa malam. Sejumlah alat berat pun dikerahkan ke lokasi kejadian. 

"Jadi kurang lebih pukul setengah 12 malam, sebelum jam 00:00 tadi malam, itu ditemukan korban pertama. Satu jam berikutnya kurang lebih di sekitar jam 00.30 malam itu ditemukan dua korban berikutnya. Tadi pagi sekitar jam setengah 9 itu ditemukan lagi satu korban," ucapnya. 

"Saya berterima kasih kepada teman-teman yang ada di Purworejo, teman-teman BPBD, relawan, anggota TNI-Polri yang ikut membantu, termasuk Basarnas, PMI yang membantu evakuasinya," tambah Bergas. 

Dia mengatakan, BPBD telah mengingatkan warga di Desa Plipiran untuk tetap waspada. "Bahwa pada musim hujan dengan durasi cukup lama dan deras, seyogyanya untuk sementara waktu bergeser dulu. Bergeser ke tempat aman," ujarnya. 

Bergas mengungkapkan, Provinsi Jateng memiliki risiko untuk menghadapi 14 jenis bencana. "Tapi secara kuantitas, secara jumlah, yang tertinggi itu banjir-longsor, cuaca ekstrem, itu angin topan, angin puting beliung, kemudian kebakaran. Itu (jenis bencana) yang paling tinggi," katanya.

Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Sekolah Diminta Waspada

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sekolah-sekolah di Kulonprogo diminta mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi, khususnya di wilayah-wilayah rawan bencana.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, Nur Wahyudi menyebut sejumlah sekolah di Kulonprogo berada di daerah rawan longsor, seperti di wilayah Kokap, Girimulyo hingga Samigaluh. Bahkan hingga saat ini ada dua sekolah yang dilaporkan sempat terkena material longsor.

"Sampai saat ini ada dua laporan ke kami, SMP 2 Kokap itu ada longsoran, ada bangunan yang kena longsoran tetapi sudah dibersihkan. Kemudian SMP 3 Pengasih itu ada tanggul yang jebol," kata Nur, Rabu (20/11/2024).

Longsor yang terjadi lanjut Nur tergolong dalam skala kecil dan sudah ditangani. Kejadian longsor yang terjadi di dua sekolah tersebut juga tidak sampai mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah. 

"Tidak, proses pembelajaran masih bisa berlangsung walaupun yang di Kokap sempat ada pembersihan [material longsor] oleh komite sekolah tapi sudah teratasi dan proses pembelajaran sudah berjalan normal," ungkapnya. 

Menghadapi musim hujan, Disdikpora Kulonprogo melalui pengawas telah menginstruksikan sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan bencana hidrometeorologi. Bila terjadi bencana sewaktu-waktu sekolah diminta secara berjenjang memberi laporan. "Kalau situasinya membahayakan ya bisa jadi seperti itu [belajar di rumah]. Sebentar lagi kami akan rapat satuan pendidikan yang tanggap bencana. Mengingatkan satuan-satuan pendidikan untuk waspada," ujar dia.

Sejumlah bencana hidrometeorologi memang dilaporkan terjadi di Kulonprogo beberapa waktu terakhir.

Di Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh longsor sempat menyebabkan terhalangnya akses Jalan Dekso-Samigaluh. Akan tetapi kini jalan provinsi penghubung Kapanewon Kalibawang dan Samigaluh sudah bisa dilewati. 

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menjelaskan evakuasi material longsor bahkan meminjam alat breaker untuk memecah batu dalam longsoran. Tanpa breaker itu evakuasi material longsor sulit dilakukan karena jenis materialnya yang keras. 

"Kalau diangkut dengan alat berat begitu tidak memungkinkan apalagi tanahnya masih basah dan kemungkinan hujan hari ini juga lumayan, lebih aman dengan bricker itu," tegasnya.

Ada La Nina, BMKG Imbau Waspada Peningkatan Bencana Banjir hingga Longsor Akhir 2024 dan Awal 2025

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan proyeksi iklim untuk bulan November hingga desember dan tahun 2025 yang menunjukkan peningkatan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, hingga angin kencang, akibat curah hujan yang diprediksi lebih tinggi dari biasanya.

Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan bahwa beberapa faktor utama yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada tahun 2025 adalah penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.

Penyimpangan suhu di wilayah ini berhubungan erat dengan fenomena La Nina, yang menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga mempengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia.

"Fenomena La Nina yang lemah diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2025, menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat dari rata-rata, yang pada gilirannya meningkatkan pembentukan awan hujan," ujar Dwikorita saat Sosialisasi potensi bencana Hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Kemendagri, Selasa (18/11/2024) dikutip dari laman bmkg.go.id.

Dalam proyeksi curah hujan tahunan, BMKG mengungkapkan bahwa sekitar 67% wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun, bahkan ada wilayah yang diprediksi mencapai 5.000 mm per tahun.

Beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan tinggi termasuk sebagian besar wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Sementara itu, sekitar 15% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan hanya 1% wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah, terutama di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

"Jadi ringkasannya adalah akhir tahun 2024 mulai dari bulan November hingga Desember diprediksi dan saat ini memang sudah terjadi la nina lemah yang bersamaan dengan masuknya musim hujan," jelasnya

Dwikorita juga memperingatkan bahwa dengan meningkatnya curah hujan, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, dan puting beliung akan meningkat pada tahun 2025.

Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2025, yang biasanya disertai dengan fenomena angin kencang dan kilat petir.

"Wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor harus tetap waspada, terutama daerah yang berada di lereng gunung api. Hujan dengan intensitas sedang pun dapat menyebabkan banjir lahar yang berpotensi merusak," tambah mantan rektor UGM itu.

Pihak BMKG menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja, terutama menjelang akhir tahun dan awal tahun 2025.

Diharapkan pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait dapat memanfaatkan informasi cuaca yang disediakan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi dan pencegahan.

"Dengan adanya data cuaca yang lebih terperinci dan pemantauan yang lebih akurat, kami berharap potensi dampak bencana dapat dikurangi," tutup Dwikorita.

Waspada! Bencana Hidrometeorologi Mengintai Indonesia saat Pergantian Tahun

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi peningkatan curahhujan menjelang akhir tahun di periode November, Desember hingga awal tahun 2025. Peningkatan curah hujan ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, dan puting beliung.

“Jadi ringkasannya adalah akhir tahun 2024 mulai dari bulan November hingga Desember diprediksi dan saat ini memang sudah terjadi la nina lemah yang bersamaan dengan masuknya musim hujan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Sosialisasi potensi bencana Hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Kemendagri, dikutip Kamis (21/11/2024).

Dalam proyeksi curah hujan tahunan, Dwikorita mengungkapkan bahwa sekitar 67% wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun, bahkan ada wilayah yang diprediksi mencapai 5.000 mm per tahun. Beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan tinggi termasuk sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Sementara itu, sekitar 15% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan hanya 1% wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah, terutama di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

Dalam proyeksi curah hujan tahunan, Dwikorita mengungkapkan bahwa sekitar 67% wilayah Indonesia berpotensi mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun, bahkan ada wilayah yang diprediksi mencapai 5.000 mm per tahun. Beberapa daerah yang akan mengalami curah hujan tinggi termasuk sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Sementara itu, sekitar 15% wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan hanya 1% wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah, terutama di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.