logo2

ugm-logo

Blog

Eksplorasi Sistem dan Proses Biomimikri dalam Pengembangan Desain Produk untuk Mitigasi Bencana

BANDUNG, itb.ac.id–Sebagai seorang desainer produk, Bismo Jelantik Joyodiharjo, M.Ds., banyak menghasilkan karya di berbagai lintas keilmuan. Pada gelar wicara Karsa Loka ITB, ia bercerita mengenai “Eksplorasi Sistem dan Proses Biomimikri dalam Pengembangan Desain Produk untuk Mitigasi Bencana” pada Jumat (23/6/2023).

Dosen Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB itu menyadari bahwa di masa ini tatanan kehidupan tidak lagi berfokus pada eco yang dekat dengan alam, melainkan kepada ego dengan menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling berkuasa. Hal itu yang menyebabkan banyak kekacauan keseimbangan alam terjadi karena manusia mengedepankan egonya. Ia melihat permasalahan foto ikan pari yang berenang di laut dengan sampah-sampah di sekitarnya dengan penuh keprihatinan.

“Dengan adanya ego, manusia terkadang berusaha memecahkan masalah tapi sebenarnya menghasilkan masalah baru,” ujar Bismo.

Melihat banyaknya masalah keseimbangan alam yang terjadi, Bismo mengenalkan istilah MPS, kependekan dari mimikri, proses, dan sistem dari sudut pandang desain produk. Mimikri berarti membuat atau mendesain produk dengan menirukan keadaan alam sekitar.

Jenis mimikri sendiri dibagi menjadi tiga di antaranya mengikuti tampilan (surface), perilaku (behavioral), dan cara kerja (functional). Proses mimikri ini menjadi landasan awal seperti apa desain akan dibuat, seperti contohnya ketika membuat robot menyerupai anjing dengan memimikri gestur gerakan ekornya.

Setelah ditentukan memikri objek apa, langkah selanjutnya dalam membuat produk adalah prosesnya. Bismo mengenalkan tiga proses yang umum digunakan di antaranya formatif (dengan membentuk material seperti casting, stamping, dan forging), subtraktif (dengan mengurangi material seperti cutting, milling, dan lathe), dan aditif (dengan menambahkan material seperti 3D printing). Lalu langkah selanjutnya adalah sistem yang dipilih yakni apakah produk nantinya disusun secara modular (mampu bongkar-pasang) atau integral (dibentuk dalam satu kesatuan).

Terinspirasi dari ikan pari yang berenang di lautan tercemar sampah, Bismo membuat prototipe dengan pendekatan metode MPS. Ia mendesain mesin penangkap sampah perairan dengan memikri tampilan, perilaku, dan cara kerja tubuh-tubuh ikan ini. Mesin propulsi untuk pergerakan prototipe ini adalah menyerupai pergerakan sayap/sirip ikan pari yang melambai ke atas dan ke bawah saat berenang. Bahan yang digunakan untuk bagian ini terdiri atas material keras dan lembut. Adanya perbedaan tekstur tersebut membuat bagian tersebut mengalami perlambatan pergerakan saat dalam air sehingga menyerupai pergerakan sirip ikan pari.

“Konsep ini dibuat secara simpel karena supaya bisa di-print tanpa ada material yang terbuang sehingga lebih hemat. Kemudian komponen-komponen yang digunakan umum kita jumpai sehingga bisa dengan mudah mendapatkannya,” tambahnya.

Kemudian ide bagaimana cara alat ini menangkap sampah ia memimikri mulut ikan pari yang menghisap plankton sebagai makanannya. Prototipe ini menggunakan prinsip modular sehingga mampu menyesuaikan apabila ingin ada fitur tambahan seperti kamera, speaker, dan lain-lain.

Prototipe selanjutnya adalah mengembangkan pesawat nirawak (drone) mini untuk aksi penyelamatan. Ide ini berawal dari kecelakaan kapal Sinar Bangun yang menewaskan 18 dari 22 orang penumpang. Kecelakaan memakan korban ini terjadi karena kapal yang dioperasikan melebihi kapasitas muatan yang bisa ditanggung sehingga kapal tenggelam. Belum lagi faktor keamanan yang sangat minim sehingga para penumpang tidak mampu menyelamatkan diri dengan cepat.

Kondisi tersebut menginspirasi Bismo dalam mengembangkan prototipe pesawat nirawak mini yang mampu membawa pelampung untuk aksi penyelamatan korban yang terapung di lautan. Lengan-lengan penjepit prototipe ini memikri pergerakan lengan belalang sembah untuk mencengkeram pelampung dengan kuat kemudian menjatuhkannya di lokasi korban.

Karya-karya lain yang ia kenalkan yakni memikri bentuk angklung untuk membuat angklung berbahan sintetis. Kemudian Bismo juga mendesain prototipe sepeda motor ramah lingkungan segala medan bernama Modultrax dengan memikri bentuk sarang lebah untuk material yang dipakainya. Modultrax sangat berguna untuk mobilisasi kawasan bencana alam di daerah yang minim BBM (bahan bakar minyak) karena memanfaatkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya.

Karya-karya yang Bismo buat selama ini sangat merefleksikan bentuk alam sekitar untuk membuat perangkat-perangkat yang membantu banyak permasalahan melalui metode MPS. Beliau menyadari bahwa sebagai seorang desainer produk, memiliki keterbatasan dalam hal fungsional alat. Akan tetapi, hal tersebut justru memunculkan gairah untuk berusaha terus mengatasi permasalahan sekitar melalui riset kolaborasi dengan disiplin ilmu terkait. Berkat kemampuan kolaboratifnya ini Bismo banyak menyumbangkan produk yang menjawab permasalahan sekitar dengan kualitas fungsional dan desain yang saling melengkapi.

Polres OKU Selatan dengan BPBD Bentuk Posko Siaga untuk Penanggulangan Bencana Banjir

Muaradua, Rabu, 5 Juli 2023 – Pemerintah Daerah Kabupaten OKU Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) OKU Selatan bekerja sama dengan Polres OKU Selatan mendirikan posko siaga guna mengantisipasi banjir susulan di Kabupaten OKU Selatan.Posko siaga bencana tersebut didirikan di halaman Mapolsek Muaradua pada sore hari Rabu (05/07/2023).

Kapolres OKU Selatan, AKBP Indra Arya Yudha, melalui Kapolsek Muaradua, IPTU JR Simanjuntak, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama BPBD OKU Selatan mendirikan posko siaga guna mengantisipasi banjir susulan yang dapat ditimbulkan oleh luapan air Sungai Lipung di Kecamatan Kisam Tinggi.

“Posko siaga ini didirikan sebagai upaya untuk mengantisipasi banjir susulan dan hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Menurut Kapolsek, banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Muaradua disebabkan oleh luapan Sungai Komering (Sungai Selabung) yang mendapat kiriman air dari Sungai Lipung di Kecamatan Kisam Tinggi.

“Lokasi banjir di Kecamatan Muaradua meliputi Kampung Serdang, Tangsi Bawah, Simpang Pendagan, Kelurahan Pasar, dan Kelurahan Kisau,” ungkapnya.

Titik banjir yang paling parah terjadi di Tangsi Bawah, Kecamatan Muaradua, karena lokasi tersebut berada di bantaran sungai dengan ketinggian air mencapai 1 meter.

“Untuk mengatasi banjir susulan, Polres OKU Selatan bekerja sama dengan BPBD OKU Selatan mendirikan posko siaga di halaman Mapolres Muaradua,” tegasnya.

Sebelumnya, tambah Kapolsek, personel Polsek Muaradua dibantu oleh personel Polres OKU Selatan telah ditempatkan di lokasi-lokasi yang terdampak banjir guna membantu proses penanggulangan bencana dan mengimbau masyarakat agar berhati-hati, terutama warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

“Hingga saat ini, personel Polres dan Polsek terus memantau kondisi banjir di beberapa lokasi berbeda guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Kapolsek juga menyampaikan bahwa meskipun banjir sudah mulai surut dan hujan deras telah reda, pihaknya tetap siaga karena cuaca dapat berubah dengan cepat.

“Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama ketika hujan deras turun sewaktu-waktu dan meningkatkan debit air yang dapat menyebabkan banjir,” pungkasnya.

Cegah banjir dan tanggulangi bencana, China alokasikan 320 juta yuan

Beijing (ANTARA) - Kementerian Keuangan China mengalokasikan total dana darurat sebesar 250 juta yuan untuk mendukung upaya pengendalian banjir serta penanggulangan bencana, sementara 70 juta yuan lainnya akan digunakan sebagai pendukung upaya penanggulangan bencana geologis.

Dana tersebut, yang dikeluarkan bersama oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Manajemen Darurat China, akan dialokasikan oleh otoritas setempat untuk mengoordinasikan upaya penyelamatan darurat dan penanggulangan bencana dengan berfokus pada pencarian, penyelamatan, relokasi, serta pemukiman kembali orang-orang yang terdampak bencana alam.

Dalam pernyataan Kementerian Keuangan China tersebut juga disebutkan bahwa dana akan digunakan pula untuk mengidentifikasi dan meredam risiko serta bahaya tersembunyi guna mencegah bencana sekunder serta memperbaiki rumah yang rusak, .

Langkah ini dilakukan menyusul hujan deras yang terus-menerus melanda sejumlah wilayah, termasuk Kota Chongqing di China barat daya, yang menyebabkan banyak korban dan kerugian harta benda.

Bentuk Forum PRB, BPBD KSB Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana

Taliwang (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menginisiasi pembentukan forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Forum ini pun langsung mengikuti pelatihan yang digelar selama 2 hari.

Kepala Pelaksana BPBD KSB, Abdul Hamid mengatakan, pembentukan forum ini diharapkan dapat menjadi salah satu lokomotif untuk mengintegrasikan berbagai pihak demi kepentingan pengurangan risiko bencana. “Karenanya forum ini kita melibatkan semua pihak” katanya saat membuka kegiatan pelatihan Forum PRB KSB, Senin, 12 Juni 2023.

Forum PRB yang terbentuk ini beranggotakan dari berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari perwakilan lembaga usaha, akademisi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi atau keahlian, lembaga legislatif, yudikatif, organisasi perangkat daerah (OPD) serta relawan penanggulangan bencana.

Menurut Hamid, forum PRB memiliki visi untuk memastikan pembangunan daerah berbasis pengurangan risiko bencana. Dalam aksinya forum PRB memformulasi pembentukan dan pelatihan bagi anggotanya. Selain itu juga mengajak, memfasilitasi sekaligus mengembangkan peran serta masyarakat dengan melibatkan semua pemangku kebijakan dalam penanggulangan bencana.

“Mudah-mudahan dengan terbutkan forum ini sekaligus melatih para anggotanya kemampuan kita mengurangi risiko bencana semakin maksimal,” harap Hamid.

Sementara itu kegiatan pelatihan anggota Forum PRB KSB ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra KSB, Mulyadi. Dalam sambutannya ia mengatakan, semakin banyak organ yang berkecimpung dalam hal penanggulangan kebencanaan akan lebih baik. Karena itu hadirnya forum PRB ini bisa menjadi salah satu pendukung pemerintah dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat pentingnya upaya-upaya pencegahan terjadinya kebencanaan.

“(KSB) kita ini adalah salah satu daerah dengan risiko bencana tinggi. Jadi kehadiran forum ini menjadi penting. Dan harapan pemerintah dengan forum PRB ini semoga bisa memfasilitasi dan turut mengedukasi masyarakat mengenai upaya-upaya pengurangan risiko kebencanaan di daerah kita,” tukas Mulyadi.

Dalam kegiatan pelatihan forum PRB ini, BPBD KSB menghadirkan perwakilan BPBD NTB sebagai pemateri, Mustakim. Sebagai Analis Kebencanaan Sub Koordinasi Program BPBD NTB, Mustakim menyampaikan fungsi forum PRB termasuk aksi-aksi konkrit yang dapat dilaksanakan forum di tingkat lapangan ke depannya. Di mana forum PRB tidak sekedar menjadi jembatan masyarakat dengan pemerintah tetapi juga harus punya peran dalam mendukung pemerintah menyusun regulasi tentang upaya mengurangi risiko berbagai potensi bencana yang terjadi di daerah. “Forum ini punya tugas pra bencana, saat bencana dan pasca bencana,” imbuhnya. (bug)

75% Bencana Sejak Awal 2023 Disumbangkan 7 Provinsi Ini

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) melaporkan ada 7 provinsi yang menyumbangkan hingga 75% kejadian bencana di Indonesia sejak awal tahun 2023. Sementara itu, BNPB mencatat 1.726 kejadian bencana terjadi dari 1 Januari hingga 9 Juni 2023.

“Data BNPB tentang kejadian bencana di Indonesia dari 1 Januari, sebenarnya kalau kita lihat secara umum daerah-daerah penyumbang terbesar kejadian bencana di Indonesia, yang mana sebenarnya kalau kita hitung dari total kejadian bencana di Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, tujuh provinsi ini, ini mungkin menyumbang 70 sampai 75% dari total kejadian bencana di Indonesia,” ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari YouTube BNPB, Selasa (13/6/2023).

Sehingga, kata Aam sapaan akrab Abdul Muhari, jika ingin mengurangi kejadian bencana atau korban bencana di Indonesia, bisa dengan mengurangi frekuensi kejadian bencana di 7 provinsi itu.

Aam mengatakan dominasi kejadian bencana di tiga provinsi itu hanya tiga yakni banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor. “Artinya ini masih berkaitan dengan hidrometeorologi basah. Tapi ini mungkin karena kita masih terpengaruh oleh dari Januari sampai Maret itu kita kan masih di musim hujan, sedangkan kemudian April Mei Juni musim peralihan terjadi kita mulai mengalami kekeringan dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan),” kata dia.

Lebih lanjut, Aam mengatakan Karhutla dalam 2 hingga 3 bulan terakhir, Indonesia sudah mengalami 131 kali, meskipun eskalasi dampaknya belum meluas. “Kita harapkan memang kita siap semua di daerah sehingga eskalasi karhutla ini tidak meluas tapi nanti kita lihat potensi atau upaya-upaya yang harus kita lakukan.”

“Satu minggu terakhir, kalau minggu lalu dominan kebakaran hutan dan lahan, ternyata minggu ini cuaca ekstrem 7 kali, cuaca ekstrem 7 kali, kemudian ada gempa bumi, ada kekeringan ada banjir dan tanah longsor,” paparnya.

Secara umum, kata Aam, jika dilihat secara spasial ini biasanya di bulan Januari sampai Maret seluruh Indonesia didominasi oleh kejadian bencana banjir. “Tapi sekarang udah mulai berganti hijau menjadi representasi dari kebakaran hutan dan lahan dan kita lihat mulai mendominasi di mana-mana, Sumatera, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.”

“Tapi masih ada beberapa kejadian banjir di Kota Depok, kemudian di Papua, ini yang mungkin perlu kita perhatikan nanti ada variabilitas-variabilitas dari cuaca lokal yang mungkin secara umum kita kemarau iya, tapi ada potensi potensi daerah-daerah yang masih memiliki potensi banjir hingga potensi menengah, ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah,” tandasnya.