logo2

ugm-logo

Blog

UGM Terpilih Jadi Tuan Rumah Manajemen Kesehatan Bencana ASEAN

Penerapan sistem kebencanaan menjadi fokus utama di berbagai negara pasca COVID-19. Pengalaman pandemi memberikan pelajaran berarti terkait strategi pencegahan, mitigasi, hingga pemulihan setelah bencana. Kali ini, negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam forum ASEAN Institute for Disaster health Management (AIDHM) memilih Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM sebagai tuan rumah penyelenggaraan 2nd ASEAN Academic Conference (AAC) tentang Manajemen Bencana Kesehatan.

“Tentu kami menyambut baik, Indonesia sebagai tuan rumah dalam AAC ini, yang bertujuan untuk membawahi segala informasi, dan pengetahuan di ASEAN (terkait kebencanaan). Jadi apa yang kita miliki, dan apa yang negara lain miliki, seperti Thailand, Filipina, dan seterusnya, itu bisa saling berbagi dan meningkatkan strategi kebencanaan. Ini penting, karena Indonesia itu hampir seluruh daerah itu masuk sebagai zona merah bencana. Artinya, kesiapan siagaan kita harus kita siapkan dari sekarang,” ungkap Dr. Sumarjaya, SKM., MM., MFP., C.F.A selaku Direktur Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI dalam konferensi pers pada Selasa (17/10).

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2023 tercatat terdapat 852 bencana banjir, 487 kebakaran hutan, 442 tanah longsor, 24 gelombang pasang, dan 21 gempa bumi. Bencana tersebut mengakibatkan setidaknya 4,2 juta orang harus mengungsi, 5.552 orang luka-luka, 199 korban jiwa, dan 10 orang menghilang. Keseluruhan jumlah tersebut mencerminkan kurangnya penerapan sistem kebencanaan. Untuk itu, konferensi ini mendorong negara-negara ASEAN untuk ikut bekerja sama merumuskan sistem kebencanaan yang sesuai dengan kondisi masing-masing negara.

“Kita sebagai universitas sudah sangat aktif dalam menangani bencana itu, terutama tsunami. Kami sering menghadirkan ahli-ahli dalam beberapa bencana yang terjadi di Indonesia. Ini juga merupakan kolaborasi yang luar biasa dan sangat penting, untuk mengelaborasi upaya-upaya kita di bidang kesehatan. Untuk itu, kami juga siap untuk menyelenggarakan bentuk pelatihan dan penelitian bersama negara ASEAN,” tutur Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. 

UGM sebagai tuan rumah AIDHM memiliki lima mandat yang harus dilaksanakan untuk memimpin strategi kebencanaan di ASEAN. Pertama, menyelenggarakan kegiatan akademik untuk memperkuat kapasitas personel terkait kesehatan bencana seperti pengembangan kurikulum, pelatihan, dan latihan simulasi. Kedua, melakukan konsultasi dalam mendukung dan membantu pengembangan, serta melaksanakan kegiatan penanggulangan kesehatan bencana. Ketiga, memfasilitasi, memberikan panduan dan kebijakan, serta mendukung penyelenggaraan latihan kolaborasi regional tentang manajemen kesehatan bencana di AMS. Keempat, mendukung ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AANDHM), termasuk steering committee, dalam pelaksanaan mandatnya sebagaimana dijelaskan dalam ToR. Dan kelima, mendukung dan memfasilitasi pembentukan jaringan regional pusat pelatihan negara-negara anggota ASEAN yang melaksanakan program pembelajaran, pendidikan, dan/atau penelitian umum dan khusus tentang manajemen kesehatan kebencanaan.

2nd ASEAN Academic Conference yang diadakan selama dua hari ini menjadi bagian dari implementasi mandat AIDHM—dalam hal ini diketuai oleh UGM—untuk memulai diskusi terkait kondisi sistem kebencanaan internasional. “Perlu diketahui, ASEAN Academic Conference yang pertama tidak bisa diselenggarakan secara luring karena saat pandemi. Jadi dapat dikatakan Indonesia ini menjadi yang pertama berkesempatan menyelenggarakan ACC secara luring. Untuk partisipasinya, mayoritas memang dari negara tetangga mengirimkan 5-11 delegasi. Dan yang patut diapresiasi ini dari Indonesia, baik yang dari Kemenkes maupun UGM, ini kurang lebih ada 80 peserta,” kata dr. Datu Respatika, Ph.D., Sp.M, Asisten Wakil Dekan Bidang Kerja sama, Alumni, dan Pengabdian kepada Masyarakat. 

Kesiapsiagaan Bencana dan Kompetensi Profesional diantara Penyedia Layanan Kesehatan

Kesiapsiagaan rumah sakit terhadap kejadian korban massal dan tanggap bencana mencakup kegiatan, program dan sistem yang dikembangkan dan dilaksanakan sebelum kejadian tersebut. Langkah-langkah ini dirancang untuk memberikan perawatan medis yang diperlukan bagi para korban bencana, dan untuk meminimalkan dampak negatif dari kejadian-kejadian tertentu terhadap layanan medis. Hingga saat ini, belum ada survei sistematis di Polandia mengenai kesiapan rumah sakit, serta tenaga medis, dalam menangani insiden korban massal. Akibatnya, pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi profesional petugas kesehatan masih sedikit yang diketahui. Tujuan dari studi percontohan ini adalah untuk memulai eksplorasi dan mengumpulkan data mengenai kompetensi petugas layanan kesehatan, selain menilai kesiapan rumah sakit menghadapi insiden korban massal. Memanfaatkan survei anonim dengan sampel acak, 134 penyedia layanan kesehatan diminta menjawab pertanyaan tentang kompetensi yang mereka butuhkan, dan kesiapan rumah sakit selama tanggap bencana. Ternyata subjek tes menilai kesiapan mereka menghadapi insiden dan bencana yang menimbulkan korban massal lebih baik dibandingkan kesiapan di tempat kerja mereka saat ini. Studi percontohan menunjukkan bahwa kuesioner yang dirancang dengan baik dapat digunakan untuk menilai hubungan antara kesiapsiagaan rumah sakit dan staf serta efisiensi tanggap bencana. Evaluasi terhadap kesiapsiagaan dan efektivitas tanggap bencana merupakan cara untuk menemukan dan menghilangkan kemungkinan kesenjangan dan kelemahan dalam fungsi dan manajemen efektif rumah sakit ketika terjadi insiden dengan korban massal. Artikel ini dipublikasikan pada 2022  di jurnal MDPI.

Selengkapnya

Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)

emt anhss ugm 2

PKMK - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bersama jejaring Academic Health System (AHS) Universitas Gadjah Mada mengadakan Pelatihan “Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)” pada 2-3 Agustus 2023 di Ruang Diskusi Lantai 2 Gedung Tahir Foundation FK-KMK UGM.

Selengkapnya

Framing Liputan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Media Online

Media memiliki peran yang signifikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana dan membantu meminimalkan risiko bencana. Meneliti bagaimana media membingkai informasi bencana membantu memahami kuantitas dan kualitas informasi tentang bencana. Gempa bumi dan Tsunami di Indonesia merupakan bencana yang menimbulkan kerugian dan duka yang sangat besar, dan bagaimana media menggambarkan dan membingkai tragedi tersebut telah mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat terhadap bencana.  Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan bagaimana media lokal membingkai informasi tentang Gempa dan Tsunami yang terjadi di Aceh dan Palu dengan menggunakan model framing Urs Dahinden untuk menganalisis tema bingkai di media massa. Temuan menunjukkan liputan bencana lebih negatif, lebih fokus pada jumlah korban, kerugian material, dan ketidakmampuan pemerintah dalam tanggap bencana. Kesiapsiagaan bencana dibingkai melalui lensa perspektif agama dan kurang pada pengetahuan ilmiah atau bagaimana menanggapi bencana di masa depan dengan lebih baik. Artikel ini dipublikasikan pada 2023 di International Journal of Disaster Management

Selengkapnya

16 RS di NTB berkumpul menyusun Hospital Disaster Plan

hdp ntb

Dok. PKMK FK-KMK UGM: Suasana kelas workshop HDP

Mataram, 4 September 2023. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan workshop Hospital Disaster Plan/ HDP. Total 90 peserta berasal dari 16 rumah sakit dan juga dinas kesehatan kabupaten/kota. Workshop ini merupakan kali pertama dan rencananya akan dilakukan berkesinambungan hingga seluruh rumah sakit di Provinsi NTB terpapar dan memiliki dokumen rencana penanggulangan bencana di rumah sakit atau HDP. Workhsop yang diselenggarakan selama 4 hari (3-6 September 2023) ini menghadirkan pembicara dari Pusat Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan, Konsultan Bencana Kesehatan dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM, serta fasilitator safe hospital lokal dari NTB sendiri.

Pembukaan telah dilaksanakan pada minggu, 3 September 2023 disusul materi mengenai update kebijakan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di NTB yang disampaikan oleh Kabid P2 Dinas Kesehatan Provinsi NTB hingga malam hari. Selanjutnya, kelas dimulai setiap pagi hingga sore hari. Model pembelajaran menggabungkan antara materi, tanya jawab dan penugasan. Peserta dikelompokkan berdasarkan kabupaten/kota dan didampingi oleh masing-masing narasumber.

hdp ntb 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM: dr Bella Donna menyampaikan materi Hospital Incident Command System (kiri), Madelina menyampaikan materi analisis risiko (kanan)

Ibu Mardhotillah, Bapak Madahan dan tim, pemegang program krisis kesehatan di Dinkes Provinsi NTB dibawah bidang P2 menyampaikan rasa senangnya bahwa akhirnya dapat memfasilitasi rumah sakit untuk menyusun rencana penanggulangan bencana, dan kegiatan ini melibatkan juga penanggungajawab bencana dan krisis kesehatan di Dinkes kabupaten/kota. Harapannya, rumah sakit se provinsi secara bertahap dapat menyusun dan mengembangkan program HDP yang operasional kedepannya, agar rumah sakit dapat tangguh dan berfungsi pada situasi bencana dan krisis kesehatan, termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melanjutkan sosialisasi dan pendampingan untuk rumah sakit di wilayahya.

PKMK UGM turut senang dilibatkan dalam proses peningkatan kapasitas ini. Menilai keaktifan peserta, PKMK UGM mengapresiasi antusias rumah sakit selama workshop ini untuk benar-benar belajar menyiapkan dokumen HDP yang operasional kedepannya, mengingat NTB merupakan daerah rawan bencana juga di Indonesia dan pernah mengalami beberapa bencana besar seperti gempa bumi dan banjir bandang. Inisiasi kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB perlu ditiru oleh daerah lainnya di Indonesia, memang akan membutuhkan upaya yang tidak mudah dalam meyakinkan ptambah Madelina- salah satu narasumber dari PKMK UGM.

Reporter: Madelina A