logo2

ugm-logo

Blog

Banjir rendam 41 desa di Nagan Raya Aceh

Suka Makmue (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mencatat sebanyak 41 desa yang tersebar di sembilan kecamatan di daerah itu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai di atas satu meter.

“Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, Tagana dan pihak terkait lainnya masih terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak bencana alam,” kata Kepala Pelaksana BPBD Nagan Raya, Aceh, Irfanda Rinadi, di Nagan Raya, Kamis.

Menurutnya, penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Nagan Raya disebabkan karena tingginya curah hujan yang terjadi sejak Senin (20/11) lalu, sehingga mengakibatkan aliran sungai di daerah tersebut meluap ke permukiman masyarakat dan turut merendam badan jalan.

Ada pun ke-41 desa yang saat ini terdampak banjir diantaranya di Kecamatan Darul Makmur banjir merendam Desa Kuta Trieng, Lamie, Geulanggang Gajah, Alue Waki, Ujong Lamie, Alue Raya, Kayee Unoe, Suka Ramai, Sumber Makmur, Gunong Cut.

Di Kecamatan Tripa Makmur banjir merendam desa Panton Pange, Ujong Krueng, Mon Dua. Neubok Yee PK, Neubok Yee PP, Pasi Kebeu Dom, Kabu, Drien Tujoh.

Kemudian di Kecamatan Tadu Raya meliputi Desa Alue Bata, Gunong Geulugo, Gunong Kupok, Gunong Sapek, Sarah Mantok, Alue Gajah, Pasi Luah. Kecamatan Kuala meliputi Desa Simpang Peut dan Blang Muko.


Banjir juga turut berdampak di desa di Kecamatan Kuala Pesisir diantaranya Langkak, Padang Rubek, Gampong Pulo, Lueng Teungku Ben. Di Kecamatan Seunagan meliputi Desa Pante Ceureumen dan Alue Buloh dan di Kecamatan Kecamatan Seunagan Timur meliputi Desa Sawang Mane dan Pulo Teungoh.

Banjir juga berdampak terhadap sejumlah desa di Kecamatan Beutong diantaranya Panton Bayam, Blang Neuang, Kulam Jeureuneh, Meunasah Teungoh serta Krueng Cut. Sedangkan di Kecamatan Suka Makmue banjir merendam rumah warga di Desa Lhok Rameuan.

Irfanda mengatakan pihaknya bersama pihak terkait terus berupaya melakukan evakuasi kepada masyarakat yang terjebak arus sungai, serta melakukan melakukan pendataan terhadap korban terdampak banjir.

“Saat ini sebagian besar air sudah mulai surut, kita harapkan kondisi ini segera normal,” pungkas Irfanda.

Kolaborasi Riset di Bidang Lingkungan dan Pemantauan Bencana

Bandung - Humas BRIN.  Pengembangan inovasi terus dilakukan khususnya di bidang teknologi elektronik dan telekomunikasi. Hal ini tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi namun juga memberikan landasan bagi aktivitas yang terhubung secara teknologi.

Terlebih lagi dalam beberapa tahun terakhir lanskap kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence dengan cepat menjadi bagian integral dari berbagai Industri dan juga mempengaruhi cara kita hidup dan bekerja. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko pada The 2023 International Conference on Radar, Antenna, Microwave, Electronics and Telecommunications (ICRAMET 2023).

Kegiatan ini mengusung tema “Empowering Global Progress: Innovative Electronic and Telecommunication Solutions for a Sustainable Future” yang dilaksanakan pada 15-16 November 2023 mengetengahkan keynote speaker dari 4 negara.

“Konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh Organisasi Riset Elektronik dan Informatika BRIN menjadi sebuah wadah untuk memulai perjalanan intelektual,” ucap Handoko.  

Handoko menyampaikan bahwa hubungan simbiosis antara Telekomunikasi, Elektronika dan Artificial Intelligent telah memunculkan kemungkinan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang membentuk lintasan kita di masa depan. Penting bagi kita untuk mengembangkan teknologi ini secara bertanggung jawab dan etis.

“Kita berada pada saat di mana kolaborasi antara peneliti, akademisi dan Industri menjadi penting oleh karena itu konferensi ini diharapkan bisa menjadi tidak hanya wadah pertukaran ide dan diseminasi penelitian antara peneliti dan akademisi, tetapi juga merupakan platform untuk menampilkan Inovasi dan solusi menarik untuk beberapa industri yang tertarik dengan topik terkait konferensi ini,” tegas Handoko

Asosiasi Profesor dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM),  Asrul Izam Azmi menjadi Keynote Speaker pertama dalam acara ini. Ia menyampaikan mengenai Fiber Optic Sensor: Advanced Techniques and Applications. “Sensor adalah perangkat yang mendeteksi dan merespons perubahan lingkungan. Sedangkan Optical Fiber Sensor adalah kelas sensor yang memanfaatkan serat optik untuk mendeteksi dan mengukur parameter lingkungan.” jelas Asrul pada awal paparan.

Ia menjelaskan mengenai kegunaan teknologi Sensor Optik diantaranya adalah untuk mendeteksi kerusakan pada sebuah struktur bangunan misalnya bendungan, jembatan, dan juga gedung. “Manfaat lainnya adalah untuk sistem dan navigasi peralatan elektronik penerbangan, untuk mengetahui kualitas air dan udara, dan juga untuk digunakan dalam bidang keamanan dan pertahanan,” jelas Asrul.

Lebih lanjut Asrul menyampaikan keunggulan dari teknologi Sensor Optik memiliki ukuran yang kecil dan ringan. “Keunggulan lainnya adalah tidak mengganggu lingkungan, mempunyai kapasitas tinggi, resolusi spasial, murah, dapat menjangkau jarak yang jauh, serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama,” papar Asrul.

Selain itu yang bertindak menjadi Keynote Ke-2 pada hari pertama ICRAMET 2023 ini adalah Profesor dari Chiba University, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo menjelaskan mengenai “Development of Innovative Microwave Remote Sensors for Disaster and Environmental Monitoring”.

Josaphat memaparkan sebuah riset yang tengah ia kembangkan mengenai Synthetic Aperture Radar (SAR) yang fokus pada disaster monitoring (pemantauan bencana) terutama tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya. “Riset kami telah berkolaborasi dengan institusi internasional salah satunya BRIN dengan mengembangkan Multiband Synthetic Aperture Radar,” kata Josaphat,

Paparan para narasumber serta pemakalah dalam konferensi internasional ICRAMET 2023 mengenai berbagai inovasi riset serta teknologi di bidang Radar, Antena, Microwave, Elektronika dan Telekomunikasi secara lengkap dapat disimak secara lengkap di kanal Youtube BRIN Indoensia. (nu/ed:kg)

Pentingnya Mengenalkan Mitigasi Bencana untuk Anak, Biar Makin Sigap

RADARKARANGANYAR.COM - Mitigasi bencana dapat dilakukan dengan adanya pengetahuan tentang aspek-aspek kebencanaan.

Namun khusus untuk murid pendidikan anak usia dini (PAUD), pengetahuan tentang mitigasi bencana harus dilakukan secara sederhana. Sesuai usianya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar Yuli Padmi Handayani mengungkapkan, saat ini beberapa PAUD sering melakukan outing class di kantor BPBD.

Kedatangan mereka untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka tentang bencana.

Mulai dari mengenali tanda-tanda atau fenomena alam di sekitarnya.

Seperti apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi, hingga membiasakan anak menjaga lingkungan sekitarnya.

"Banyak anak PAUD hingga taman kanak-kanak yang datang ke kantor. Mereka ingin mengetahui alat dan kendaraan apa saja yang digunakan dalam menghadapi bencana alam,” kata Yuli.

“Kemudian dari teman-teman BPBD juga ada pembelajaran bagaimana anak-anak itu menjaga alam agar tidak terjadi bencana," imbuhnya.

Personel BPBD Karanganyar juga memberikan materi tentang mitigasi bencana.

Anak-anak diajak turut menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terjadi banjir.

Diajari juga menjaga ekosistem alam dengan merawat atau menanam tumbuh-tumbuhan, agar tidak terjadi longsor.

Murid PAUD juga dikenalkan cara antisipasi ketika terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, hingga hujan badai.

Itu agar mereka bisa sigap sejak dini menghadapi segala situasi.

"Jika tidak diberikan pemahaman sejak dini, maka mereka tidak akan mengetahui apa itu bencana alam dan bagaimana cara pencegahan," terang Yuli. (rud/nik)

Kabupaten Sukabumi Supermarket Bencana, Warga Diminta Waspada Saat Musim Hujan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, disebut supermarket bencana. Pasalnya, wilayah kabupaten dengan 47 kecamatan ini rawan terdampak berbagai macam bencana.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Sukabumi rawan banjir dan longsor. Selain itu, ada potensi terdampak bencana angin puting beliung, letusan gunung berapi, juga tsunami. “Hampir semua wilayah rawan bencana,” ujar Subkoordinator KedaruratanBPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim, Sabtu (18/11/2023).

Saat musim hujan, di Kabupaten Sukabumi dinilai rawan bencana banjir dan longsor. Medi mengatakan, BPBD Kabupaten Sukabumi berupaya mendorong upaya mitigasi guna meminimalkan potensi bencana. 

Masyarakat pun diharapkan dapat lebih waspada dan siaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana pada musim hujan. Jika terjadi hujan disertai angin kencang, misalnya, masyarakat diminta segera melapor kepada aparat desa ataupun BPBD.

Medi mengatakan, pada Rabu (25/10/2023) sudah digelar apel kesiapsiagaan bencana di lapangan Kantor BPBD Kabupaten Sukabumi di Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Apel diikuti sukarelawan dan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) se-Kabupaten Sukabumi.

Dengan apel tersebut, Medi mengatakan, diharapkan P2BK dan sukarelawan dalam kondisi siap menghadapi potensi bencana. Ketika terjadi bencana, diharapkan mereka bisa langsung memberikan bantuan terhadap warga terdampa.

BPBD OKU aktifkan posko bencana banjir dan tanah longsor

Jakarta - Dampak perubahan iklim setiap tahunnya semakin terasa. Selain cuaca yang semakin panas, perubahan iklim juga menimbulkan bencana alam yang makin ganas.

Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan mengaktifkan kembali posko penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor di wilayah itu.

"Memasuki musim hujan tahun ini kami mengaktifkan kembali posko bencana banjir dan tanah longsor, khususnya di enam kecamatan di OKU," kata Manager Pusdalops BPBD OKU Gunalfi di Baturaja, Sabtu.

Dia mengatakan, posko di enam kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Lengkiti, Lubuk Batang dan posko induk.

Pengaktifan posko tersebut dilakukan agar peristiwa bencana alam dapat ditanggulangi sedini mungkin.

"Apalagi enam kecamatan ini dipetakan sebagai daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor saat musim penghujan," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya mengaktifkan tugas dan fungsi posko dan menyiagakan personel guna memantau situasi terkini di daerah yang berpotensi terjadi bencana banjir dan tanah longsor.

Menurut dia, intensitas curah hujan tinggi di wilayah tersebut yang terjadi sejak beberapa hari terakhir membuat debit Sungai Ogan mulai meningkat.

Hal tersebut berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang bermukim di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan wilayah Kabupaten OKU.

Pihaknya pun telah melayangkan surat imbauan kepada seluruh pemerintah kecamatan di Kabupaten OKU untuk melakukan langkah-langkah sebagai upaya mengurangi resiko dan dampak dari cuaca ekstrem tersebut.

Seperti menggerakkan masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong royong membersihkan saluran air yang tersumbat guna mengantisipasi bencana banjir.

Masyarakat juga diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai, termasuk memangkas pohon-pohon yang bisa berpotensi roboh apabila diterjang angin kencang.