logo2

ugm-logo

Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Terkadang, gagal ginjal bersifat sementara dan muncul dengan cepat. Namun di lain waktu, gagal ginjal juga dapat menjadi kondisi kronis yang akan memburuk secara perlahan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, gagal ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yakni gagal ginjal kronis dan akut.

Perlu diingat bahwa ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di daerah punggung bawah tubuh. Organ tersebut memiliki beberapa fungsi penting pada tubuh. Salah satunya seperti membuang racun atau limbah dari tubuh. 

Racun tersebut nantinya akan masuk ke kandung kemih dan dibuang ketika seseorang buang air kecil. Jika ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah atau racun dari darah, maka gagal ginjal akan terjadi. 

Penyebab Gagal Ginjal

Mayoritas gagal ginjal akut terjadi karena berkurangnya aliran darah ke ginjal. Berikut ini beberapa hal yang bisa menurunkan aliran darah ke ginjal:

  • Volume darah yang rendah.
  • Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal.
  • Gangguan pada pembuluh darah.
  • Pengaruh beberapa obat-obatan tertentu yang bisa mengganggu suplai darah ke ginjal atau bahkan mengganggu ginjal. Contohnya, obat anti inflmasi non-steroid (OAINS), obat untuk hipertensi, dan antibiotik tertentu.
  • Cairan pewarna, yang digunakan pada uji pencitraan tubuh dan sinar X.

Selain karena berkurangnya aliran darah ke ginjal, gagal ginjal akut juga bisa dipicu oleh dua penyebab, yaitu:

  • Tersumbatnya saluran urine.
  • Kerusakan langsung di ginjal.

Faktor Risiko Gagal Ginjal

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terkena gagal ginjal akut, yaitu: 

  • Memiliki risiko tinggi menderita sumbatan saluran urine.
  • Mengidap diabetes.
  • Mengidap penyakit hati.
  • Pembuluh darah pada lengan dan kaki tersumbat.
  • Terkena infeksi parah.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Berusia 65 tahun atau lebih.
  • Sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Gejala Gagal Ginjal

Pada fase awal, gagal ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun dan hanya bisa dideteksi melalui uji laboratorium. Namun, penyakit ini bisa berkembang dengan sangat cepat sehingga membuat pengidapnya mengalami beberapa gejala, seperti: 

  • Berkurangnya produksi urine.
  • Linglung atau kebingungan.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas.
  • Penumpukan cairan dalam tubuh atau edema.
  • Kelelahan.
  • Dehidrasi.
  • Sakit di bagian dada.
  • Nyeri punggung.
  • Sakit perut.
  • Tingginya tekanan darah atau hipertensi.
  • Gangguan tidur.

Di samping itu, perlu diingat bahwa gagal ginjal dapat menyebabkan gejala yang bervariasi pada setiap orang. Gejala yang muncul akan tergantung dari tingkat keparahan pengidapnya. 

Diagnosis Gagal Ginjal 

Dokter akan menggunakan berbagai tes untuk mengukur fungsi ginjal dan mendiagnosis gagal ginjal. Jika dokter mencurigai seseorang berisiko mengalami gagal ginjal, maka dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan seperti:  

  • Tes darah, yang dapat menunjukkan seberapa baik ginjal membuang limbah dari darah.
  • Pencitraan lanjutan, yang dapat menunjukkan kelainan atau gangguan ginjal (penyumbatan).
  • Tes urin, yang mengukur jumlah urin atau zat tertentu dalam urine, seperti protein atau darah.

Pengobatan Gagal Ginjal

Umumnya pengidap gagal ginjal akut menjalani perawatan di rumah sakit. Namun jika gejalanya sudah membaik, mereka diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan dengan beberapa ketentuan berikut ini:

  • Tetap dianjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter ahli urologi dan ahli ginjal.
  • Mengobati infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut.
  • Memperbanyak konsumsi air mineral untuk menghindari dehidrasi.
  • Melakukan tes darah untuk memonitor tingkat kreatinin dan garam.
  • Menghentikan pengobatan apa pun yang berisiko menyebabkan gagal ginjal akut.

Pengidap gagal ginjal sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit apabila:

  • Adanya risiko penyumbatan urine.
  • Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut membutuhkan pengobatan segera.
  • Kondisi pasien semakin parah.
  • Pasien terkena komplikasi gagal ginjal akut.

Bagi orang yang mengalami gagal ginjal akut yang cukup parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau cuci darah, karena ginjal sudah bisa menjalankan fungsinya seperti normal.

Komplikasi Gagal Ginjal 

Gagal ginjal dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  • Anemia. Ketika ginjal tidak bekerja secara tidak optimal, tubuh berisiko tidak dapat membuat sel darah merah dengan baik. Akibatnya, pengidap gagal ginjal rentan untuk mengalami anemia. 
  • Kelemahan Tulang. Adanya kerusakan pada ginjal  dapat mengganggu keseimbangan mineral seperti fosfor dan kalsium dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut dapat menyebabkan tulang melemah.
  • Retensi Cairan. Jika ginjal tidak dapat menyaring air secara memadai dari darah, pengidap gagal ginjal berisiko mengalami retensi cairan, terutama di tubuh bagian bawah.
  • Penyakit Jantung. Penyakit jantung dapat menyebabkan gagal ginjal, dan gagal ginjal yang tidak mendapatkan perawatan tepat juga  bisa menyebabkan penyakit jantung. 
  • Hiperkalemia. Gagal ginjal dapat menyebabkan hiperkalemia, atau peningkatan kadar kalium. Dalam kasus yang parah, hiperkalemia juga dapat menyebabkan gagal jantung sebagai komplikasinya. 
  • Asidosis Metabolik. Fungsi ginjal yang terganggu dapat menyebabkan asidosis metabolik, di mana cairan tubuh pengidap gagal ginjal mengandung terlalu banyak asam. Asidosis metabolik dapat menyebabkan komplikasi seperti batu ginjal atau penyakit tulang.
  • Komplikasi Sekunder. Banyak orang dengan gagal ginjal mengalami beberapa komplikasi sekunder. Misalnya seperti depresi, gagal hati, penumpukan cairan di paru-paru, kerusakan saraf, hingga infeksi kulit.

Pencegahan Gagal Ginjal

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal ginjal:

  • Ikuti instruksi pada label ketika mengonsumsi obat bebas. Contohnya, ibuprofen dan aspirin.
  • Jika diresepkan obat oleh dokter, pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang diresepkan. 
  • Berkonsultasilah dengan dokter untuk menangani gangguan ginjal. Ikuti rekomendasi dokter untuk menjaga tubuh dari serangan penyakit yang bisa memicu gagal ginjal. 
  • Menjaga dan mengelola kondisi kesehatan saat ini. Contohnya seperti pengidap diabetes yang perlu menjaga kadar gula darahnya tetap stabil. 
  • Menjalani gaya hidup sehat. Melakukan latihan secara rutin, menjaga pola makanan yang sehat, dan menghindari minuman beralkohol akan membantu menurunkan risiko mengalami gagal ginjal.

IDAI: 192 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius Ditemukan di 20 Provinsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak hingga Selasa (18/10/2022).

Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, kasus-kasus itu ditemukan di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Aceh.

Namun, Piprim mengklarifikasi, banyaknya penderita gangguan ginjal akut misterius ini bukan berarti karena adanya lonjakan kasus. Melainkan data dari cabang IDAI di beberapa provinsi yang baru diterima belakangan.

"Yang sudah terkumpul di kami adalah 192 kasus, dari 20 provinsi," kata Piprim dalam konferensi pers secara daring, Selasa (18/10/2022).

Piprim menjelaskan, data tersebut merupakan data kumulatif sejak Januari 2022. Rinciannya, 2 kasus di Januari, 2 kasus di bulan Maret, 6 kasus pada bulan Mei, 3 kasus pada Juni, 9 kasus di bulan Juli, 37 kasus di bulan Agustus, dan 81 kasus di bulan September.

Sementara itu, penderita masih didominasi oleh bayi di bawah usia lima tahun (balita).

"Jadi totalnya 192 (kasus). Tapi ini datanya dari anggota, jadi bukan real time yang bisa kita ikuti secara saksama," ucap dia.

Berdasarkan sebarannya, kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) paling banyak tersebar di DKI Jakarta dengan total mencapai 50 kasus.

Diikuti Jawa Barat sebanyak 24 kasus, Jawa Timur 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus.

Sejauh ini kata Piprim, IDAI bersama Kemenkes masih mencari penyebab pasti dari penyakit ini.

Dalam perjalanannya, ada beberapa dugaan yang muncul, seperti infeksi virus lain, keracunan (intoksikasi) etilen glikol, hingga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.

"Kalau MIS-C yang seperti biasa, kita pengalaman obat-obatannya. Tapi ada juga pasien yang enggak membaik (setelah pengobatan). Ada juga kecurigaan obat-obatan yang mengandung etilen glikol, ini sedang kita periksa," jelas Piprim.

Sebagai informasi, gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah.

Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

More Articles ...