logo2

ugm-logo

Khofifah: Mitigasi Bencana Harus Dilakukan Secara Komprehensif

Pacitanku.com, SUDIMORO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi secara komprehensif menyikapi kejadian bencana alam yang terjadi, utama yang terjadi belakangan ini di sejumlah daerah, termasuk Pacitan.

Hal itu disampaikan perempuan yang akrab disapa Khofifah ini saat meninjau rumah terdampak bencana di Kecamatan Sudimoro pada Jumat (28/10/2022).

“Kalau ini sepertinya wilayah pansela dari mulai Jabar, Jateng kemudian ke Jatim ini sepertinya ada fenomena pergerakan tanah, maka masing-masing harus melakukan mitigasi secara komprehensif, masyarakat komunitasnya, kemudian kami Pemkab dan Pemprov bersama-sama,”katanya.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan fenomena bencana alam yang terjadi utamanya pergerakan tanah ini memang membutuhkan salah satu solusi, yakni upaya relokasi yang bisa dilakukan pemerintahnya.

“Maka salah satu solusi untuk bisa bisa memberikan hunian yang aman ya asal masyarakatnya setuju jalannya ada bisa disiapkan untuk relokasi,”kata Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Rencana relokasi itu, kata Khofifah, juga setidaknya juga diupayakan di sejumlah Kabupaten di Jatim lainnya terdampak bencana, seperti Trenggalek dan Blitar.

“Di Trenggalek sudah fixed (relokasi), masyarakat dan Kades memang semua siap direlokasi, kebetulan ada lahan Pemprov di desa yang sama, yakni Desa Jumurung, Kecamatan Bandengan, untuk awal November Insyaallah udah mulai melakukan groundbreaking renovasi 51 KK,”papar Khofifah.

Khofifah mengatakan di Kabupaten Trenggalek juga sudah berkomunikasi dengan 51 KK tersebut memberitahukan terkait rencana relokasi rumah terdampak bencana tersebut.

“Ini sudah kita lakukan di trenggalek awal November grounbreaking untuk 51 Kepala Keluarga (KK), mereka sudah sepakat relokasi, saya sudah kulonuwun kemasyarakat sekitar yang akan punya relokasi, bahwa akan punya tetangga baru,”tandas mantan Menteri Sosial ini.

Selain di Trenggalek, upaya relokasi juga direncanakan akan dilakukan di Blitar.

“Tadi malam di Blitar ada 75 KK yang rumahnya sudah mulai retak, kemudian tanahnya mulai retak dan bergeak jadi opsinya juga relokasi,”ujarnya.

Sema halnya di Pacitan, jika masyarakat berkenan dirinya juga membuka opsi relokasi untuk puluhan rumah warga di tiga desa terdampak, yakni Desa Ketanggung, Desa Sukorejo dan Desa Karangmulyo.

“Disini (Pacitan), kita juga melihat (rumah) yang sudah mengalami keretakan tanah atau pergerakan area ini untuk relokasi jika masyarakat nya memang berkenan,”kata Khofifah.

Saat berkunjung dan melihat dampak bencana di Sudimoro, Khofifah yang mendarat menggunakan helikopter di lapangan Sukorejo didampingi Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Sekda Pacitan Heru Wiwoho Supardi Putra dan Camat Sudimoro Khemal Pandu Pratikna meninjau calon tempat relokasi korban terdampak bencana di Desa Sukorejo.

Selain di Desa Sukorejo, Gubernur bersama rombongan juga melihat langsung rumah warga yang retak di Desa Ketanggung serta memberikan paket kebutuhan pokok bagi warga terdampak.

BBWS Citarum Ungkap Penyebab Banjir Kerap Terjang Baleendah

Kabupaten Bandung - Meski terdapat kolam retensi di wilayah Baleendah dan Dayeuhkolot, wilayah tersebut masih kerap menjadi langganan banjir. Salah satunya adalah Kampung Muara yang berdekatan dengan sungai Cisangkuy dan sungai Citarum.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Bastari mengatakan pasca terjadinya banjir pihaknya langsung mencari penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut. Setelah itu langsung dilakukan pembenahan dan evaluasi.

"Misalnya di sini kemarin banjir, di RW 7, di Cisangkuy, Cibugeul banjir tinggi, kemudian satu lagi di jalan Dayeuhkolot. Nah dari adanya banjir itu teman-teman petugas ini udah ngecek semua, kemudian terlihat terdapat masih ada bocoran-bocoran, ada drain yang masih terkonek dengan sungai yang belum ditutup," ujar Bastari saat peninjauan titik banjir, di Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (30/10/2022).

Pihaknya mengaku saat ini masih terdapat drain dari sungai yang masih terkoneksi ke pemukiman warga. Menurutnya kalaupun drain tersebut dibuka bisa langsung mengalir ke kolam retensi Andir.

"Jadi fungsi kolam retensi Andir akan lebih optimal dalam mengendalikan banjir di areal sini," katanya.

Bastari mengaku saat ini drainase dari pemukiman warga telah terkoneksi menuju kolam retensi Andir. Kemudian dirinya menyebutkan telah menutup beberapa saluran yang terhubung ke sungai.

"Udah kita konekkan ini, kita lihat tadi di depan ada 7 titik yang drain dari warga masih terkonek dengan sungai, ini udah kita tutup. Kemudian juga dari pemukiman udah terkonek ke sini ke Andir," ucapnya.

Menurutnya terdapat satu titik di Cibugeul yang elevasinya masih rendah. Sehingga menurutnya akan dibangun pompa pada tahun depan.

"Ke depan di Cibugeul kita harus bangun pompa," jelasnya.

Pihaknya menilai saat ini Pemkab Bandung telah melakukan pekerjaan dalam meninggikan jalan di Kampung Muara. Menurutnya penyelesaian banjir di wilayah tersebut harus dilakukan dengan bersama-sama.

"Saya mengimbau ke semua lapisan, jadi BBWS, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, sampai Desa dan masyarakat, untuk sama-sama membenahi banjir.

Dia mengklaim banjir saat ini telah tertangani dengan baik. Apalagi saat ini banjir di wilayah tersebut tidak berlangsung lama.

"Jadi kalau terjadi banjir di luar proses yang kita bangun, ya itu bencana. Tapi selagi masih di bawah batas-batas perencananan, itu masih tertangani. Jadi menurut saya kalau yang rutin-rutin tahunan sudah tertangani. Kalau banjir besar, mudah-mudahan enggak lah," kata Bastari.

Bastari menambahkan selain di Baleendah wilayah yang kerap dilanda banjir juga terjadi di Dayeuhkolot. Sehingga dirinya pun terus berupaya menangani juga wilayah banjir di Dayeuhkolot.

"Nanti kalau kolam retensi (di Dayeuhkolot) itu perlu lahan, mungkin tahun depan kita masuk ada dua pompa lagi, pompa Cibugeul dan pompa Cigede," tuturnya.

Dia berharap dengan adanya hal tersebut bisa mengurangi banjir di wilayah tersebut.

"Harapannya bisa mengurangi air yang ke Cipalasari 2, yang ada suplai dari Cigede. Ciherang juga udah kita perbaikin, kemudian sudah kerjasama juga dengan provinsi, kalau banjir, kalau bendungan Cigede itu ada bendungan di tutup. Jadi jangan di sini banjir, ada suplai air dari bendungan," ucap Bastari

"Ini juga sudah kita ingatkan kalau di sini hujan besar, ada banjir mulai naik, di sana ditutup. Jadi pengelolaan air ini merupakan langkah mengurangi banjir," tambahnya.

More Articles ...