logo2

ugm-logo

BNPB Salurkan Dana Rp3,8 Triliun untuk Penanganan Darurat Bencana Selama 2019

BNPB Salurkan Dana Rp3,8 Triliun untuk Penanganan Darurat Bencana Selama 2019

Trubus.id -- Sepanjang tahun 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan Rp3,8 trilyun dana siap pakai (DSP) untuk penanganan darurat bencana di Indonesia. Nilai tersebut mencapai 96,58 persen dari total pagu senilai Rp4 triliun. Hal ini diungkapkan Kepala BNPB Doni Monardo dihadapan Komisi VIII DPR RI pada Rabu (13/11).

Pada kesempatan itu, Doni mengungkapkan bahwa DSP sebesar Rp4 triliun telah disalurkan Rp3,87 triliun (96,58 persen), sementara sisanya akan disalurkan usai proses penyelesaian pertanggungjawaban administrasi keuangan selesai.

“Pemanfaatan DSP sebagian terserap untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan yang diprioritaskan pada enam provinsi, yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Data BNPB mencatat DSP yang telah dikeluarkan untuk penanganan karhutla mencapa Rp1 triliun,” demikian dikatakan Doni dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Di sisi lain, alokasi DSP masih dibutuhkan untuk kesiapsiagaan dan penanganan potensi bahaya hidrometerologi hingga akhir tahun ini.

Lebih lanjut diakui Kepala BNPB, Komisi VIII meminta BNPB untuk memperhatikan beberapa catatan penanggulangan bencana tahun 2020, antara lain penyiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana karena peralatan yang ada belum memadai, khususnya untuk penanggulangan bencana yang besar seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tsunami dan banjir akibat musim penghujan.

Selain itu, BNPB juga diminta untuk meningkatkan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan meningkatkan pelatihan relawan kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan pesantren dan stakeholders yang lain.

“Terkait dengan realisasi anggaran penanggulangan bencana tahun 2019 sampai dengan hari ini mencapai Rp3,2 triliun dari pagu dana akhir sebesar Rp4,8 triliun. BNPB masih memiliki sisa anggaran Rp1,6 triliun. Realisasi anggaran ini belum maksimal dikarenakan adanya keterlambatan proses lelang dan gagal lelang serta prioritas pada penanganan darurat bencana,” tambah Doni Monardo.

Pada tahun 2020 nanti pagu anggaran BNPB sebesar Rp700 miliar, yang terdiri dari 3 program yakni, pertama, program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Rp213 miliar; ke dua, program penanggulangan bencana Rp478 miliar; dan yang terakhir adalah program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas Rp8,9 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk DSP yang dialokasikan sebesar Rp4 triliun.

BNPB Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana di Banyuwangi

Banyuwangi - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi penanggulangan bencana Gladi Ruang (Table Top Exercise/TTX). Simulasi ini digelar untuk melatih para pemangku kepentingan menyiapkan rencana kontijensi menghadapi bencana secara cepat dan tepat.

Simulasi ini digelar selama tiga hari 12-15 November 2019 di Hotel Aston Banyuwangi yang diikuti diikuti 30 peserta dari unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, Lembaga Sosial, Relawan dan perwakilan masyarakat.

Plt Kepala BNPB Bagus Tjahjono mengatakan pelatihan simulasi metode Geladi Ruang ini merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) penanggulangan bencana.
Gladi ruang adalah sebuah metode simulasi bencana bagi para pengambil keputusan daerah dalam menghadapi bencana.

Pada simulasi ini, para peserta dilatih untuk bisa mengambil kebijakan yang cepat dan tepat dalam menghadapi bencana dalam koridor protap atau SOP (standar of operation) yang berlaku.

"Pada simulasi ini pihak-pihak yang memiliki wewenang menyusun rencana kebijakan penanggulangan bencana kami latih bagaimana menghadapi bencana dan membuat langkah perencanaan kontijensi yang tepat," kata Bagus kepada wartawan di lokasi, Rabu (13/11/2019).

Pada pelatihan tersebut para peserta juga diajak memecahkan masalah dan menyusun rencana penanggulangan bencana dengan berbagai skenario. Skenarionya dibuat berdasarkan potensi bencana yang ada di daerah. Di antaranya gempa bumi, tsunami, banjir dan gunung meletus.

"Jadi kami ajak peserta membuat perencanaan kontijensi sesuai skenario yang kami buat sebagai uji coba langsung. Tidak hanya satu jenis bencana saja tapi berbagai macam karena ancaman kebencanaan di Banyuwangi juga beragam," kata Bagus.

Selain Gladi Ruang, BNPB juga melakukan pelatihan Geladi Posko. Pelatihan ini menekankan pada mekanisme hubungan antar jajaran yang ada di Banyuwangi dalam menangani kebencanaan.

"Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mempersolid semua stake holder yang terkait dalam penanganan bencana," ujarnya.

Sementara Sekda Banyuwangi, Mujiono memberikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan BNPB untuk menggelar simulasi di Banyuwangi. Mujiono berharap dengan pelatihan bisa dilakukan perencanaan penanganan bencana yang tepat oleh para pemangku kepentingan daerah dan meminimalisir jumlah korban jiwa.

"Bencana sifatnya tidak bisa diprediksi tapi bila terjadi kita harus bisa merespon dengan cepat dan tepat. Lewat penyelenggaraan simulasi ini, kami bergarap bisa memberi bekal bagi kami untuk menghadapi bencana," ujar Mujiono.
(fat/fat)

More Articles ...