logo2

ugm-logo

Menuju Nagari Tangguh Bencana, BPBD 50 Kota Gelar Pelatihan di Pangkalan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota bekerjasama dengan Pangkalan media Adventure menggelar pelatihan penanggulangan bencana di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Senin (11/11).

Bertindak sebagai narasumber, Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi, didampungi Kepala Pelakasana BPBD 50 Kota, Joni Amir, anggota Pangkalan Media Adventure serta beberapa komonitas bencana lainnya.

Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan pelatihan terkait penangulangan bencana di Limapuluh Kota ini. Menurutnya, hal ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat di daerah rawan bencana.

“Seperti kita ketahui, Limapuluh Kota terutama Kecamatan Pangkalan dan sekitarnya sangat rawan terjadi bencana, untuk itu diperlukan pelatihan penangulangan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dengan demikian masyarakat akan paham terhadap penangulaan dan dampak bencana kedepan. Kesempatan itu, dirinya juga mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadan terjadinya bencana.

“Sekarang sudah memasuki musim hujan, yang biasanya akan rawan akan terjadi bencana banjir dan longsor, untuk itu mari tingkatkan kewaspadaan bersama,”ajaknya.

Irfendi Arbi berharap peserta yang hadir mengikuti pelatihan ini bisa meimplementasikan ketengah masyarakat banyak apa yang telah dipelajari selama megikuti pelatihan tersebut. “Kita sama-sama berdoa, mudah-mudahan tidak ada lagi bencana yang melanda daerah ini,”tutupnya.

Sementara itu, Kepala pelaksana BPBd Limapuluh Kota, Joni Amir mengatakan kegiatan pelatihan ini digagas teman -teman dari Pangkalan Media Adventure yang di suport BPBD Limapuluh Kota.

Tujuannya, bagaimana membangkitkan semangat bagi komunitas yang ada dalam mendukung pelaksanaan penangulangan bencana. “Kita akan terus merangkul komunitas bencana lainnya yang peduli terhadap bencana dan ikut serta terlibat dalam penangulangan bencana,”ujarnya.

Kegiatan ini akan digelar bagi masyarakat di empat nagari, diantaranya, Nagari Pangkalan, Mangilang, Gunuang Malintang dan Nagari Maek.”Ada beberapa materi yanh diberikan dalam pelatihan, seperti Pengenalan penanggulangan bencana, pelatihan simulasi dan pertolongan pertama gawat darurat,”jelasnya.(dho)

BNPB Minta Pendidikan Bencana Diajarkan di Sekolah

BNPB Minta Pendidikan Bencana Diajarkan di Sekolah

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat kurikulum khusus penanggulangan bencana pada tingkat sekolah, mengingat pengetahuan masyarakat tentang bencana alam ataupun penanggulangannya masih minim.

Padahal, menurut Tenaga Ahli BNPB Perwira Tinggi TNI-AD Komaruddin Simanjuntak, di Indonesia kerap terjadi pelbagai bencana dari tahun ke tahun seperti gempa, tsunami, letusan gunung berapi hingga banjir.

"Seharusnya mulai dini, harus mengerti. Kita dengan Jepang, lebih dahsyat tsunaminya di Jepang daripada kita, tapi dari jumlah korban lebih sedikit. Karena kita tidak lebih paham, padahal Indonesia 'laboratorium' bencana. Harusnya kita lebih tahu dibanding negara lain," ujar Komaruddin di acara Post-Disaster Management Rehab, Recover, Reconstruct di Jakarta, Sabtu (9/11).

Komaruddin memberikan contoh seperti bencana banjir. Menurutnya apabila pengetahuan terkait bencana sudah diberikan dari usia dini, anak-anak bisa ikut mengingatkan orang tuanya sehingga meminimalisir korban dan kerugian.

"Dan kita harus memberikan tanda di rumah masing-masing akan ada banjir tahunan, atau akan ada banjir 5 tahunan," tuturnya.

Banjir di Jakarta, menurut Kommarudin memiliki hari ulang tahun. Tahun-tahun tersebut didapatkan dari data waktu rawan banjir yang telah didapatkan BNPB selama bertahun-tahun.

Komaruddin menjelaskan, setiap tahunnya Jakarta akan mengalami kebanjiran, sementara banjir besar akan melanda dalam tahun tertentu.

"Tahu darimana banjir (besar)? Itu ekor 2 ekor 7. Misal 2002, pasti banjir besar, 2007 pasti banjir besar, 2012 pasti banjir besar, seperti itu yang harus diketahui masyarakat," tuturnya.

Indonesia sendiri memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi, karena terhimpit tiga lempeng tektonik dunia, serta berada di jalur Pasific ring of fire. Hal ini membuat Indonesia selalu diintai risiko terjadinya bencana sewaktu-waktu dari gempa, tsunami, dan gunung meletus hingga longsor, kekeringan, dan banjir.

Berdasarkan data BNPB, selama tahun 2018 tercatat 4.231 korban meninggal dunia, dan tiga juta penduduk yang terpaksa mengungsi akibat 2.426 bencana alam yang terjadi sepanjang tahun.

Lebih lanjut, Komaruddin menyebut kesadaran dan penerapan penanggulangan bencana berbasis masyarakat, serta keterlibatan aktif generasi muda dan pelajar, harus ditingkatkan.

Komaruddin mengklaim BNPB kini sedang berusaha membangun akademi tentang penanggulangan bencana, meski belum menginformasikan secara rinci rencana tersebut.

"Sekarang, sekolah tentara sudah membuat kurikulum tentang kebencanaan. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) punya sekolah akademinya. Nah, BNPB juga ini sedang kita sarankan sesuai peraturan dan undang-undang," ujarnya. (ara/vws)

More Articles ...