logo2

ugm-logo

BPBD: Dampak Kekeringan 2019 Jadi yang Terparah

BANTUAN  air bersih yang disalurkan BPBD sampai pertengahan September sudah mencapai sebanyak 5,3 juta liter air bersih untuk 14,5 ribu keluarga atau lebih dari 51 ribu jiwa.*/EVIYANTI/PR

BANYUMAS, (PR).- Dampak kekeringan 2019 menjadi yang terparah sejak lima tahun terakhir. Jumlah warga yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sudah mencapai 20.361 kepala keluarga (KK) atau sekitar 73.377 jiwa, dengan total bantuan 2.096 tangki atau setara 10.493.000 liter

Sebanyak  73.377 jiwa tersebut tinggal di 88 desa di 20 kecamatan, dari 27 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut. Kecamatan terdampak kekeringan paling parah di Kecamatan Tambak dan Cilongok, masing-masing delapan desa yang mengalami krisis air minum.

"Sejak kemarau hingga 26 Oktober, kami sudah menyalurkan bantuan air minum sebanyak 2.096 tangki atau setara 10.493.000 liter kepada 73.377 jiwa di Banyumas," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono, Minggu, 27 Oktober 2019.

Menurut dia, krisis air bersih tahun ini merupakan yang terparah sejak kurang lebih lima tahun terakhir. Jumlah bantuan setiap tahun pun bertambah.

"Ini kondisi terparah, kelihatannya (jika dihitung) sejak 2013 atau 2014," ujar Ariono.

Untuk bantuan air bersih bagi warga di Banyumas yang dibiayai APBD, pihaknya sudah mengajukan dua kali anggaran karena jumlah warga kekeringan terus membengkak. Pemkab juga dibantu Palang Merah Indonesia (PMI), dunia usaha, dan komunitas juga sedang mendistribusikan bantuan tersebut. 

Sebelumnya, BMKG memperkirakan musim hujan di Kabupaten Banyumas sudah akan berlangsung sampai dasarian kedua bulan Oktober 2019. Namun sampai akhir Oktober, belum ada tanda-tanda memasuki musim hujan.

"Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut  musim hujan di wilayah Banyumas baru akan terjadi awal November mendatang.***

Pemkot Jakarta Pusat Gelar Apel Siaga Bencana Banjir

Walikota Jakpus, Bayu Meghantara bersama Kadis SDA DKI Jakarta, Juaini Yusuf tengah memeriksa personil yang ikut apel siaga banjir. (tarta)

JAKARTA –  Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat mengggelar apel siaga bencana banjir, di Kawasan JIExpo, Kemayoran, Minggu (27/10/2019).

Sebanyak  2.327 personil gabungan mulai  dari petugas Sumber Daya Air (SDA), Sudin Bina Marga, Sudin Lingkungan Hidup (LH),  Sudin Kehutanan, Sudin Gulkarmat, PPSU,  TNI, Polri, elemen masyarakat dan lain-lain.

Apel siaga bencana banjir dipimpin Walikota Jakpus, Bayu Meghantara yang dihadiri Kadis Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini, para pejabat, camat dan lurah. Kegiatan ini dalam rangka mengecek kesiapan seluruh jajaran terutama Sumber Daya Air saat memasuki musim penghujan.

“Kita gelar apel saat ini, untuk melakukan pengecekan sejauh mana kesiapan petugas hingga peralatan, dalam upaya mengantisipasi bencana banjir saat musim penghujan nanti,” ujar Bayu.

Bayu menjelaskan sebanyak 2.327 personil ikut apel siaga banjir,  mulai  dari petugas Sumber Daya Air (SDA), Sudin Bina Marga, Sudin Lingkungan Hidup (LH),  Sudin Kehutanan, Sudin Gulkarmat, PPSU,  TNI, Polri, elemen masyarakat dan lain-lain. Selain itu, juga berbagai sarana dan prasarana juga disiagakan. “Secara umum dari hasil apel ini, seluruh jajaran sudah siap dalam mengantisipasi bencana banjir, di wilayah Jakarta Pusat,” jelasnya.

Ditambahkan, pihaknya juga sudah melakukan pengecekan sejumlah lokasi rumah pompa yang melayani aliran air dari kawasan strategis. Titik rawan genangan juga sudah dipetakan dan disiagakan personil dan peralatannya. Seperti di Jalan Gunung Sahari Raya, Jalan Thamrin dan Sudirman.

“Dua tahun ini, perbaikan saluran di wilayah terus dilakukan. Pompa-pompa juga sudah kita cek semua, Alhamdulillah semua dalam kondisi baik. Insya Allah Jakarta Pusat siap menghadapi musim penghujan nanti,” tegas Walikota.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta,  Juaini Yusuf mengungkapkan pihak Dinas SDA dan Sudin SDA di lima wilayah kota telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi banjir. Mulai dari pembuatan waduk, pengerukan sungai, pengerukan saluran Phb dan mikro di semua wilayah.

“Rumah pompa, dan pompa mobil pun dalam kondisi siap,” tegasnya.

Juaini mengatakan Dinas SDA juga menyiagakan sejumlah alat berat  dalam mengantisipasi bencana banjir di Jakarta. Meliputi  260 unit beckhow, 461 dump truk, 104 exskavator amphibi  dan 144 exskavator.

“Semuanya nanti akan disebar ke lima wilayah, dan di tempatkan ke lokasi-lokasi rawan bencana banjir,” katanya.

Diharapkan dengan kesiapan yang telah dilakukan, bencana banjir di musim penghujan dapat diantisipasi dan ditanggulanggi. (tarta/tri)

More Articles ...