logo2

ugm-logo

Mengenal Disaster Victim Identification di Indonesia

Image result for victim indonesia disaster

Disaster Victim Identification (DVI) merupakan proses identifikasi korban yang meninggal akibat bencana. Kementerian Kesehatan bersama dengan Kepolisian RI sejak 1999 membentuk Tim DVI di Indonesia yaitu Tim DVI Nasional, Tim DVI Regional dan Tim DVI Provinsi. Tim DVI ini masuk dalam salah satu sub klaster kesehatan saat penanganan bencana. Tim DVI terdiri dari dokter spesialis forensik, dokter gigi, antropolog, kepolisian, fotografi dan ada yang berasal dari masyarakat. Operasi DVI dibagi menjadi 5 fase : (1) Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) sebagai tindakan awal untuk mengetahui seberapa luas jangkauan bencana; (2) Post Mortem sebagai tindakan pemeriksaan keseluruhan untuk memperoleh dan mencatat data lengkap mengenai korban; (3) Ante Mortem yaitu proses pengumpulan data mengenai jenazah sebelum kematian; (4) Rekonsiliasi sebagai tindakan pembandingan data post mortem dengan data ante mortem; (5) Debriefing yaitu pengembalian korban yang sudah diidentifikasi kepada keluarganya untuk dimakamkan dan apabila korban tidak teridentifikasi maka pemakaman jenazah menjadi tanggung jawab organisasi yang memimpin komando DVI.

Secara teoritis kelima fase DVI tersebut harus dapat dikerjakan dengan baik pada setiap kasus bencana. Faktanya masih sering ditemui kendala teknis maupun non teknis selama operasi DVI. Seperti yang disebutkan di artikel berikut masalah dalam menetapkan prosedur DVI terjadi karena tempat penyimpanan jenazah yang minim, waktu dan jumlah dokter forensik yang terbatas, otoritas keluarga serta kurangnya koordinasi. Selengkapnya KLIK DISINI

Selanjutnya artikel ini juga mengeksplorasi masalah pencatatan gigi lengkap dalam operasi DVI. Sebagian besar dokter gigi sudah menyadari pentingnya pencatatan gigi lengkap dalam identifikasi korban saat bencana. Departemen Kesehatan Indonesia sudah memberikan pedoman pencatatan kelengkapan bagan gigi, namun masih terdapat dokter gigi tidak merekam catatan gigi yang akurat sesuai standar. Sehingga menjadi kendala untuk identifikasi data korban. Penting dilakukan pemantauan rutin yang tersistematis oleh Dewan Gigi kepada setiap klinik gigi untuk menyatakan atau sertifikasi bahwa dokter gigi telah menyusun dan menyimpan catatan gigi yang akurat. KLIK DISINI

Gempa Sleman dan Letusan Merapi Terkait? Ini Kata Pakar BMKG

TEMPO.CO, Bandung - Sebelum Gunung Merapi meletus terjadi Gempa Sleman sehari sebelumnya. Gempa terjadi Sabtu, sedangkan erupsi Merapi pada Ahad pagi 17 November 2019. Adakah kaitannya?

Gunung Merapi meletus pukul 10.46 WIB. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), kolom letusan Gunung Merapi tingginya mencapai sekitar 1000 meter.

Sebelumnya pada Sabtu 16 November 2019 pukul 02.54 WIB BMKG mencatat peristiwa Gempa Sleman dengan magnitudo 2,7 yang berpusat di sekitar Gunung Merapi. Episenter terletak pada koordinat 7,63 LS dan 110,47 BT.

Lokasi tepatnya di darat pada jarak 10 kilometer arah selatan dari puncak Merapi pada kedalaman 6 kilometer. "Episenter gempa ini sangat dekat dengan puncak Merapi," kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Ahad, 17 November 2019.

Peristiwa ini menurutnya mirip dengan erupsi Merapi pada 14 Oktober 2019 yang juga didahului oleh serangkaian aktivitas gempa tektonik yang berpusat di sekitar Merapi.

Aktivitas peningkatan vulkanisme menurutnya sensitif dengan guncangan gempa tektonik. Secara tektovolkanik aktivitas tektonik dapat meningkatkan aktivitas vulkanisme. Syaratnya gunung api sedang kondisi aktif,  kondisi magma sedang cair dan kaya produksi gas.

Erupsi Merapi 2001 dan 2006 juga didahului oleh aktivitas gempa tektonik. "Dalam kondisi seperti itu erupsi gunung api mudah dipicu oleh gempa tektonik," kata Daryono.

Gempa tektonik menurutnya  dapat memicu perubahan tekanan gas di kantong magma sehingga terjadi akumulasi gas dan memicu  erupsi. "Perlu ada kajian empiris untuk membuktikan kaitan gempa dan letusan Merapi itu," katanya.

More Articles ...