logo2

ugm-logo

BPBD Beberkan Penyebab Krueng Kala Sering Meluap setiap Tahun

ACEH BESAR - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Aceh Besar, Iqbal membeberkan penyebab Krueng Kala di Kecamatan Lhoong,  Aceh Besar sering meluap setiap tahunnya.

“Krueng Kala sering terjadi  luapan setiap musim penghujan, karena kapasitas sungai tidak memadai untuk menampung debit air dari pegunungan,” kata Iqbal, Senin, 12 Agustus 2024.

Iqbal menjelaskan banjir luapan biasa terjadi satu hingga dua kali setahun, ketika wilayah itu dilanda hujan dengan intensitas tinggi. Namun banjir luapan tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu hingga dua jam karena muara sungai mengalir ke laut.

“Hulu krueng Kala berada di pegunungan Lhoong. Lhoong merupakan kecamatan berada di pinggir pegunungan dan juga di pesisir pantai. Sehingga ketika banjir, maka tak akan lama karena air mengalir ke laut,” jelasnya.

Ia menyebutkan banjir luapan biasa menggenangi empat gampong dan dapat meluas ke Gampong lainnya. Biasanya banjir melanda Gampong Kala namun juga dapat meluas hingga ke Desa Pudeng, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.

Dikatakan Iqbal kondisi itu diduga karena kerusakan  lingkungan, seperti perambahan hutan dan sebagainya. Sehingga berdampak kepada ketidakmampuan sungai menahan curah hujan. 

“Selain itu, abrasi dan terkikisnya tebing sungai juga menjadi faktor banjir luapan,” sebutnya.

Iqbal menceritakan beberapa tahun silam, banjir luapan di Krueng Kala pernah menyebabkan terkikisnya tebing sungai di pasar Lhoong. Sehingga membuat beberapa rumah toko di bantaran  ikut ambles.

“Di samping itu, berdampak juga ke lahan pertanian masyarakat sehingga gagal panen seperti palawija, cabai dan lainnya jika banjir melanda Kecamatan Lhoong,” ucapnya.

Meski demikian, kata Iqbal, masyarakat setempat telah beradaptasi dengan kondisi tersebut. Ketika musim hujan tiba, warga berada di daerah aliran sudah mempersiapkan diri, waspada dan siaga. 

“Di sana mungkin masyarakat sudah mengamankan dokumen penting karena sering banjir luapan hanya dalam hitungan jam sangat cepat surut,” ucapnya.

Iqbal menyebutkan  pemerintah telah membuat areal resapan seperti waduk. Di samping itu pernah melakukan normalisasi dan membuat anak sungai kecil. Namun melihat kondisi alam saat ini dan beberapa tahun setelah dinormalisasi, material-material seperti kerikil dan lumpur kembali menimbun sehingga membuat sungai dangkal.

Selain itu, Sungai Kala sendiri sangat berarti bagi masyarakat setempat. Di mana menjadi salah satu sumber rezeki, sungai Kala dimanfaat untuk mencari ikan. 

“Sumber airnya pun digunakan untuk kehidupan sehari-hari, seperti mencuci dan mengairi lahan pertanian masyarakat setempat,” imbuhnya.***

Korut akan Pindahkan Ribuan Korban Banjir ke Ibu Kota Pyongyang

Korea Utara akan mengevakuasi lebih dari 15.000 korban banjir ke ibu kota Pyongyang, demikian lapor media pemerintah negara itu pada Sabtu (10/8/2024).

Pemimpin Korut Kim Jong-un menekankan bahwa upaya pemulihan akan dilakukan 'berdasarkan kemandirian', meskipun ada tawaran bantuan dari negara lain.

Minggu lalu, Pyongyang melaporkan bahwa hujan lebat yang mencetak rekor pada akhir Juli menewaskan sejumlah orang yang tidak disebutkan jumlahnya, membanjiri tempat tinggal, dan merendam sebagian besar lahan pertanian di wilayah utara dekat China.

Dalam kunjungannya ke Uiju yang dilanda banjir pada Jumat (9/8/2024), Kim Jong-un mengatakan bahwa pemerintah berencana menampung sekitar 15.400 korban banjir dari wilayah utara di fasilitas-fasilitas di ibu kota hingga rumah-rumah mereka yang rusak dibangun kembali, menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara, KCNA.

"Rencana tersebut, yang akan mencakup bantuan makanan dan medis serta dukungan pendidikan bagi ribuan siswa yang dipindahkan, akan menjadi prioritas utama negara," kata Kim Jong-un.

Sejak berita tentang bencana banjir muncul, tawaran dukungan internasional terus mengalir, termasuk dari Korea Selatan, yang menawarkan bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah Korea meskipun hubungan antara kedua negara sedang tegang.

Menurut Pyongyang, Moskow juga mengajukan tawaran serupa, sementara kantor berita Yonhap di Seoul melaporkan bahwa China dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan bantuan.

Namun, Kim Jong-un mengatakan pada Jumat bahwa upaya pemulihan negara itu akan 'sepenuhnya didasarkan pada kemandirian', menurut KCNA.

Namun, ia mengungkapkan 'terima kasih kepada berbagai negara dan organisasi internasional atas tawaran bantuan kemanusiaan mereka', kata laporan tersebut.

Media Korsel melaporkan bahwa jumlah korban tewas dan hilang di Korea Utara bisa mencapai 1.500 orang, namun Kim Jong-un pada hari Jumat menolak laporan tersebut sebagai 'provokasi serius' dan 'penghinaan terhadap orang-orang yang terkena banjir yang dalam keadaan aman dan sehat'.

Bencana alam cenderung berdampak sangat besar pada negara yang terisolasi dan miskin ini karena infrastrukturnya yang lemah, sementara penggundulan hutan telah membuatnya rentan terhadap banjir.

Hubungan antara kedua Korea saat ini berada di salah satu titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Korut baru-baru ini mengumumkan pengerahan 250 peluncur rudal balistik di dekat perbatasan selatannya. [AFP/VOA]

More Articles ...