KBRN, Jakarta: Bencana alam tanah longsor di India pada Sabtu (30/7/2024) kemarin, menjadi mimpi buruk untuk masyarakat distrik Wayanad. Akibat bencana tersebut, sebanyak 215 warga India tewas.
Selain korban tewas, melansir laman Anadolu, sebanyak 206 warga India masih dinyatakan hilang. Hal tersebut, berdasarkan data yang diterima Koordinator Menteri Kerala, Pinarayi Vijayan.
"Jumlah korban tewas akibat tanah longsor dahsyat yang terjadi pekan ini di negara bagian Kerala, India selatan. Telah mencapai 215 jiwa, sementara 206 lainnya masih belum ditemukan," kata Vijayan dalam keterangannya, Senin (5/8/2024).
Tanah longsor yang melanda distrik Wayanad, membuat pemerintah India melakuka operasi penyelamatan besar-besaran. Pada Sabtu (3/8/2024), operasi pencarian hampir selesai dilaksanakan.
"Pemerintah merencanakan proses rehabilitasi yang komprehensif untuk para penyintas. Bagian utara Himachal Pradesh, 47 orang hilang setelah hujan deras pada Kamis (1/8/2024), dan menewaskan enam orang," ucapnya.
Bencana Ekologis Terjadi: WALHI Maluku Utara Meminta Aktivitas Pertambangan di Lokasi Banjir Dihentikan
Kejadian Banjir di Halmahera Tengah
Sejak 20 Juli 2024, banjir telah merendam desa-desa di Halmahera Tengah, antara lain desa Woejerana, Woekob, Lelilef Waibulen, dan Lukolamo. Bencana ini telah menyebabkan penderitaan bagi sedikitnya 6.567 penduduk dan ribuan pekerja tambang yang tersebar di empat desa tersebut. Banjir tidak hanya menggenangi rumah-rumah warga, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan memutus akses transportasi.
Upaya evakuasi terus dilakukan oleh BNPB, TNI, dan POLRI dengan menggunakan alat berat. Mereka mengevakuasi warga yang terjebak dan memindahkan mereka ke posko-posko yang tersedia di desa-desa yang tidak terkena dampak banjir. Selain itu, bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan juga diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban.
Mobalig Tomaloga, Manajer Advokasi WALHI Maluku Utara yang saat ini berada di lapangan, melaporkan bahwa intensitas hujan di bagian hulu masih tinggi. Ada enam sungai, yaitu Kobe, Akejira, Wosia, Meno, Yonelo, dan Sagea, yang berpotensi mengirim banjir yang lebih besar dan merendam lebih banyak desa. Ia juga menekankan perlunya tindakan cepat dan koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Keadaan ini menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah dan pusat untuk menangani bencana alam ini dan mencegah dampak yang lebih parah di masa depan.
Dokumentasi Banjir di desa Lukolamo, Kecamatan Weda Tengah Kab. Halmahera Tengah Maluku Utara (Foto: Walhi Malut)
Penyebab Banjir dan Dampak Deforestasi
Menurut Faizal Ratuela, Direktur WALHI Maluku Utara, banjir yang merendam desa-desa di Halmahera Tengah tidak lepas dari rusaknya bentang alam di bagian hulu. Dalam satu dekade terakhir, Hutan Primer seluas 188 ribu hektar telah mengalami deforestasi seluas 26.100 hektar. Deforestasi ini terutama disebabkan oleh penambangan nikel yang masif di Halmahera Tengah.
Faizal menjelaskan bahwa saat ini di Halmahera Tengah terdapat 24 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas konsesi mencapai 37.952,74 hektar. Selain itu, terdapat konsesi pertambangan nikel milik PT Weda Bay Nikel di kawasan industri Nikel PT IWIP seluas 45.065 hektar. Akibat dari kegiatan pertambangan ini, ekosistem hutan tidak lagi berfungsi optimal dalam menahan laju air. Saat hujan dengan intensitas tinggi, air yang bercampur dengan tanah dan material logam mengalir dengan cepat ke wilayah dataran rendah dan pesisir, menyebabkan banjir yang parah.
Faizal menekankan bahwa hilangnya tutupan hutan memperburuk kondisi lingkungan, meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas guna menghentikan deforestasi dan mengatur aktivitas pertambangan dengan lebih ketat. Selain itu, penting untuk melakukan rehabilitasi hutan yang sudah rusak agar fungsi ekologisnya bisa kembali pulih. Tanpa langkah-langkah yang konkrit dan berkelanjutan, bencana serupa akan terus mengancam kehidupan masyarakat di Halmahera Tengah.
Desa Pesisir yang Rentan
Desa pesisir yang terdampak bencana banjir sejak 20 Juli 2024 sangat rentan terhadap banjir susulan karena berada di sekitar kawasan industri pertambangan nikel. Desa-desa ini menghadapi ancaman besar dari aktivitas industri yang intensif di sekitarnya, yang mencakup beberapa perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT Weda Bay Nikel (kawasan industri PT IWIP), PT Tekindo Energi, PT Harum Sukses Mining, PT Saphire Indonesia Mining, PT Bakti Pertiwi Nusantara, PT Darma Rosadi Internasional, dan PT First Pacific Mining.
Keberadaan industri pertambangan nikel di wilayah ini telah memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan, terutama dalam hal degradasi lahan dan deforestasi. Aktivitas pertambangan yang ekstensif telah menyebabkan hilangnya tutupan hutan yang berfungsi sebagai penahan alami aliran air. Ketika hujan deras turun, air hujan yang tidak tertahan dengan baik oleh tanah dan vegetasi yang telah hilang, mengalir deras ke desa-desa pesisir, menyebabkan banjir.
Selain itu, material tambang yang terbawa aliran air memperburuk kualitas air dan menyebabkan sedimentasi yang merusak habitat alami di sepanjang pesisir. Situasi ini tidak hanya membahayakan kehidupan masyarakat setempat, tetapi juga merusak ekosistem pesisir yang vital bagi keberlanjutan lingkungan.
Untuk mengatasi kerentanan ini, perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah dan perusahaan pertambangan. Langkah-langkah mitigasi seperti penghijauan kembali, pengelolaan air yang lebih baik, serta memastikan aktivitas pertambangan dihentikan. Tanpa upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, desa-desa pesisir ini akan terus berada dalam ancaman banjir yang semakin parah di masa depan.
Pemerintah Tidak Serius Mengurus Bencana
Sejauh ini, WALHI Maluku Utara menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, terutama Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, dan Dinas ESDM, tidak menunjukkan keseriusan dalam menyikapi bencana banjir yang terjadi. Meskipun banjir telah menyebabkan kerugian besar bagi warga dan lingkungan, respons dari pemerintah daerah tampak lamban dan tidak memadai.
Padahal, terdapat setidaknya empat undang-undang dan dua peraturan pemerintah yang memberikan kewenangan, fungsi, peran, dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara untuk mengontrol, mengawasi, serta mengambil tindakan terhadap kegiatan investasi yang beroperasi di wilayah tersebut. Undang-undang dan peraturan yang dimaksud yakni:
- UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang keduanya dilebur menjadi UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
- UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
- UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
- UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air.
- PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
- PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Situasi penanganan banjir yang lamban jelas mengindikasikan bahwa pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara tidak memiliki perencanaan yang jelas dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut. Kewenangan ini termasuk dalam hal pengelolaan lingkungan hidup, kehutanan, dan energi serta sumber daya mineral, yang sangat relevan dalam konteks bencana ekologis seperti banjir. Walhi dengan tegas mengingatkan bahwa keterlambatan dalam melakukan evakuasi berpotensi menimbulkan korban yang lebih besar.
Walhi Maluku Utara juga menyoroti bahwa kurangnya tindakan tegas dari pemerintah mencerminkan ketidakseriusan dalam menangani dampak buruk dari aktivitas pertambangan nikel yang telah merusak lingkungan. Aktivitas pertambangan mengakibatkan deforestasi besar-besaran, mengurangi kemampuan alami hutan untuk menahan air hujan dan mencegah banjir. Selain itu, Walhi juga menekankan pentingnya penegakan hukum dan regulasi yang sudah ada untuk memastikan bahwa kegiatan industri tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Faizal menyerukan agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menanggulangi bencana ini. Ia juga mendesak pemerintah daerah untuk lebih proaktif dalam mengawasi dan mengontrol kegiatan industri yang berpotensi merusak lingkungan, guna mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. Hanya dengan keseriusan dan tindakan nyata, kesejahteraan dan keselamatan masyarakat dapat terjamin.
Selain itu, Walhi mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan bencana. Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat dan lingkungan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi non pemerintah, diharapkan dampak bencana banjir dapat diminimalkan dan kesejahteraan warga Halmahera Tengah dapat ditingkatkan.
Komitmen untuk Mengutamakan Keselamatan Rakyat
Sebagai bentuk komitmen untuk selalu mengutamakan keselamatan rakyat, Faizal Ratuela selaku Direktur Walhi Maluku Utara, meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera mengambil langkah tegas menghentikan aktivitas investasi pertambangan nikel yang masih beroperasi meskipun kondisi banjir sedang berlangsung. Menurut Faizal, aktivitas pertambangan tersebut melanggar prinsip kemanusiaan dan tidak menghargai hak asasi manusia, baik pekerja maupun warga yang saat ini menderita kerugian moril dan materil akibat bencana banjir.
Faizal juga mendesak pemerintah untuk meminta perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah yang terkena banjir agar segera memberikan dukungan materil untuk menanggulangi dampak bencana. Dukungan tersebut meliputi beberapa langkah penting:
- Evakuasi korban. Menyediakan bantuan evakuasi untuk korban banjir yang berada di desa-desa yang sulit diakses, memastikan mereka dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
- Pelayanan kesehatan. Memberikan layanan kesehatan bagi warga terdampak, termasuk pemeriksaan kesehatan, obat-obatan, dan bantuan medis lainnya untuk mencegah penyebaran penyakit.
- Penyediaan kebutuhan dasar. Menyediakan kebutuhan dasar yang mendesak dan sangat dibutuhkan di setiap desa, seperti makanan, air bersih, pakaian, dan tempat tinggal sementara.
Langkah-langkah ini sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak banjir. Faizal menegaskan bahwa perusahaan pertambangan memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh aktivitas mereka, terutama dalam situasi darurat seperti ini. Dukungan dan tindakan cepat dari pemerintah dan perusahaan akan sangat membantu mengurangi dampak buruk bencana dan mempercepat pemulihan bagi warga yang terkena dampak.
Desakan WALHI Maluku Utara
Mencermati situasi yang berkembang, Walhi Maluku Utara mendesak Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, dan Pemerintah Pusat untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam menangani bencana banjir yang sedang berlangsung. Walhi menekankan pentingnya tindakan cepat dan tegas untuk mengatasi krisis ini, dengan beberapa poin penting sebagai berikut:
- Menetapkan status darurat bencana di Kabupaten Halmahera Tengah serta menambah personil tanggap darurat dan posko di lokasi yang terkena dampak banjir. Penetapan status darurat ini diperlukan agar bantuan dan sumber daya dapat dikerahkan dengan lebih efektif dan efisien.
- Melakukan evakuasi kepada warga yang terisolasi di desa Woejerana, Woekob, Kulo Jaya, dan Kobe Kulo, terutama lansia, perempuan, dan anak-anak. Evakuasi segera ini sangat penting untuk memastikan keselamatan kelompok rentan yang paling terdampak oleh bencana banjir.
- Meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera membentuk tim investigasi untuk menelusuri penyebab terjadinya banjir yang diduga akibat jebolnya tanggul milik PT Tekindo Energi dan PT IWIP. Investigasi ini harus dilakukan secara transparan dan akuntabel untuk mengetahui faktor penyebab dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
- Menindak tegas perusahaan tambang yang terbukti melakukan pengabaian dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga mengakibatkan bencana banjir. Tindakan hukum yang tegas diperlukan untuk memberikan efek jera dan memastikan perusahaan tambang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang mereka sebabkan.
- Meminta Pemerintah Pusat untuk segera melakukan moratorium industri pertambangan nikel di Maluku Utara, terutama yang masuk dalam kebijakan proyek strategis nasional. Moratorium ini diperlukan karena aktivitas pertambangan telah mengakibatkan bencana ekologi dan perampasan ruang hidup masyarakat di Maluku Utara.
Walhi menekankan bahwa langkah-langkah ini sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak banjir serta mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. Hanya dengan komitmen dan tindakan nyata dari semua pihak, kerusakan lingkungan dan dampak buruknya terhadap masyarakat dapat diminimalisir.
Seruan Solidaritas
Selain mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dalam menangani bencana banjir di Halmahera Tengah, Faizal juga menyerukan kepada seluruh warga Maluku Utara untuk bersolidaritas dalam menghadapi bencana ekologis ini. Faizal mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu saudara-saudara yang terdampak banjir. "Mari kita satukan kekuatan untuk membantu korban banjir. Kepada warga yang berada di daerah terdampak, tetaplah waspada terhadap kemungkinan banjir susulan yang bisa terjadi akibat intensitas hujan yang masih tinggi. Solidaritas dan kewaspadaan adalah kunci utama untuk melewati masa-masa sulit ini."
Faizal menegaskan bahwa Walhi akan terus mengawal penanganan bencana dengan serius. Walhi berkomitmen untuk secara aktif memantau dan mengingatkan pemerintah agar tidak lamban dalam mengambil langkah-langkah yang berkaitan dengan keselamatan rakyat. "Kami akan memastikan bahwa pemerintah tetap fokus pada penanganan bencana ini dan bertindak cepat untuk mencegah dampak lebih lanjut."
Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk meringankan beban korban banjir. Faizal meminta agar warga yang mampu memberikan bantuan, baik berupa donasi barang, uang, maupun tenaga, agar berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana. Selain itu, Faizal menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat dalam memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait benar-benar efektif dan tepat sasaran.
Melalui solidaritas dan kerjasama antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan warga, diharapkan bencana ini dapat diatasi dengan lebih baik, dan upaya pemulihan dapat dilakukan secara efektif. Dukungan semua pihak akan menjadi bagian penting dalam proses pemulihan dan membantu masyarakat untuk pulih dari bencana ini.
Penutup
Bencana banjir yang melanda Halmahera Tengah adalah peringatan serius tentang dampak negatif dari aktivitas pertambangan yang tidak terkendali terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat. Banjir ini mengungkapkan betapa pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan regulasi yang ketat untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas. Aktivitas pertambangan yang tidak ramah lingkungan telah menyebabkan deforestasi dan kerusakan ekosistem, yang berkontribusi pada bencana banjir yang merusak ini.
Untuk mengatasi krisis ini dan mencegah bencana serupa di masa depan, diperlukan tindakan tegas dari pemerintah serta solidaritas dari seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah harus segera menerapkan kebijakan yang efektif, melakukan penegakan hukum, dan memastikan bahwa kegiatan industri dilakukan dengan standar lingkungan yang tinggi. Sementara itu, masyarakat diharapkan untuk menunjukkan kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan bencana serta mendukung korban yang terdampak.
Walhi Maluku Utara tetap berkomitmen untuk berjuang demi keselamatan lingkungan dan masyarakat. Kami akan terus mendesak pihak-pihak terkait untuk bertindak cepat dan tepat dalam menangani bencana ini. Dukungan dan kerjasama antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan warga sangat penting untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil benar-benar efektif dalam mengatasi dampak bencana dan melindungi lingkungan serta kehidupan masyarakat di masa depan.
Narahubung
- Faizal Ratuela, Direktur Walhi Maluku Utara (+6282290056503)
- Mubalik Tomagola, Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Maluku Utara (+62 813-2889-2826)
More Articles ...
- Topan Gaemi Landa China setelah Banjiri Taiwan
- Topan Gaemi Terjang Pesisir Pantai China, Banjir Besar Ancam Tiongkok
- BNPB Siapkan Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin Gunung Ibu
- Banjir Bandang hingga Longsor Landa Vietnam Utara, 7 Orang Tewas
- BNPB mulai survei pemasangan EWS banjir lahar dingin Gunung Ibu
- 92 Titik Banjir Hantui Warga Kabupaten Tangerang
- 112 Kota Banjir Rob, Pekalongan hingga Demak Lebih Buruk dari Jakarta
- Banjir Landa Kawasan Industri Nikel Weda, Walhi: Aktivitas Tambang Jadi Penyebabnya
- ‘Tiga hari minum air hujan’ – Banjir bandang melanda Halmahera Tengah, murni akibat cuaca atau aktivitas pertambangan nikel?
- Provinsi Kalbar Tetapkan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Karhutla
- 30 daerah di Jateng tetapkan siaga darurat bencana
- Kabupaten Malang Siaga Darurat Bencana Kekeringan! 20 Desa Terancam Kekurangan Air
- Pasca Banjir, Inilah Penyakit Rentan dan Cara Mengatasinya
- Pasca Banjir, Inilah Penyakit Rentan dan Cara Mengatasinya
- Banjir di Kabupaten Luwu Telah Surut
- Warga Pengungsi Banjir Danau Limboto Mulai Alami Gatal-Gatal & Demam, 1 Orang Gejala Demam Berdarah
- Jumlah korban tewas akibat badai dan banjir di Afghanistan meningkat
- 3.265 Warga Tembagapura Terdampak Banjir
- Normalisasi sungai di Luwu Utara butuh disegerakan untuk cegah banjir
- Banjir Rendam 4 Kecamatan di Luwu Utara Sulawesi Selatan
- 44 Sekolah di Kabupaten Gorontalo Terdampak Banjir, Siswa Masih Diliburkan
- BNPB Menjamin Kebutuhan Pengungsi Banjir Gorontalo
- Pemkab Gunungkidul Tetapkan Siaga Bencana Kekeringan, 1.000 Tangki Air Bersih Siap Disalurkan
- 11 Kecamatan di Gorontalo Banjir Parah, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Bencana
- Banjir Melanda Hunggaluwa-Bolihuangga Terparah Selama 24 Tahun
- Banjir dan Longsor Gorontalo, Sejumlah Infrastruktur Publik Rusak
- Badan Geologi: Hari Ini Setidaknya Ada 28 Kali Guguran Lava Pijar dari Gunung Semeru
- Gunung Semeru 26 Kali Meletus, Muntahkan Lava Pijar Sejauh 2.500 Meter
- Usai Gempa di Padang Panjang, Gunung Marapi Meletus 3 Kali
- Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Lagi, Waspada Banjir Lahar
- Gunung Lewotobi Meletus 2 Kali Disertai Gemuruh Kuat Selasa Pagi Ini
- Gunung Lewotobi Meletus 2 Kali Disertai Gemuruh Kuat Selasa Pagi Ini
- Indeks Risiko Bencana tertinggi Sulsel ada di Kabupaten Luwu
- Longsor Maut di Tetangga RI, 2.000 Orang Lebih Terkubur Hidup-Hidup
- Jembatan di Papua Nugini Runtuh, Evakuasi Korban Longsor Kian Sulit
- BMKG Sumbar Akan Pasang 23 Titik Sistem Peringatan Dini Bencana Lahar Dingin
- World Water Forum 2024 Menyerukan sistem peringatan dini bencana di World Water Forum ke-10
- Mitigasi dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana, BPBD DIY Perkuat Kaltana dan Libatkan LSM
- BMKG Rekomendasi Modifikasi Cuaca di Sumbar Kurangi Potensi Bencana
- Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang di Sumatra Barat Bertambah Jadi 37 Orang
- Memahami Aktivitas Gunung Ruang: Bahaya Tsunami, Erupsi Dahsyat, dan Prediksi 2036
- Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate
- Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Hari Ini, Tinggi Letusan Capai 100 Meter
- Gunung Semeru Alami Erupsi Malam Ini, Tinggi Kolom Letusan Capai 800 Meter
- Antisipasi Letusan Lebih Besar, 5.000 Korban Erupsi Gunung Ruang Dilarang Tinggalkan Pengungsian
- Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Selama 4 Jam Terjadi 65 Kali Letusan
- Prediksi Letusan Gunung Ruang jika Melihat Sejarahnya
- Aktivitas Gunung Ruang Masih Tinggi
- Pos PGA ajak warga jauhi radius lima kilometer dari kawah Gunung Ruang
- Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Masih Proses Perhitungan
- Gunung Ruang Naik Status Awas, Gunung Marapi dan Semeru Waspada
- Patut Waspada, Gunung Ruang Miliki Karakter Erupsi Cepat hanya Hitungan Jam
- KRI Kakap-811 evakuasi 488 warga terdampak erupsi Gunung Ruang
- BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
- 6 Fakta Gunung Ruang Erupsi: Warga Dievakuasi, Ribuan Bangunan Rusak
- Gunung Ruang Erupsi Lagi, PLN Siapkan Rencana Kontingensi Demi Amankan Kelistrikan yang Terdampak
- 1.324 Warga Dievakuasi dari Pulau Tagulandang Buntut Erupsi Gunung Ruang
- Sederet Dampak Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara
- Analisis Potensi Bencana di Ibukota Baru Indonesia dan Upaya Mitigasinya
- Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta
- Bikin Tekanan Batin, IDAI Minta Relawan Bencana Tak Minta Anak Menceritakan Pengalaman
- Sekolah di daerah rawan bencana ditunjuk jadi sekolah aman bencana
- Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi
- Waspada Siaga Gempa: Langkah Antisipasi dalam Menghadapi Potensi Bencana Alam
- Dikepung Bencana, Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
- Warning PBB Benar, Ramai Negara Asia dalam Bahaya-Kena Bencana Ini
- Pakar UGM: Waspada Ancaman Risiko Bencana Gempa Bumi dan Banjir
- BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat
- Usai Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Beroperasi Siang Ini
- Sejarah Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Tanggal 26 April
- Mensos Risma Minta Pemkab Lumajang Lebih Tanggap Antisipasi Bencana
- BI Serahkan Bantuan Sosial Bencana Erupsi Gunung Ruang
- Ahli Vulkanologi ITB: Bahaya Tersembunyi dari Erupsi Gunung Ruang di Tengah Lautan
- 150 Penerbangan di Bandara Sam Ratulangi Manado Terdampak Erupsi Gunung Ruang
- Gunung Ruang Meletus, Ini Penampakan Evakuasi Warga Terdampak
- Update Dampak Erupsi Gunung Ruang: Ribuan Warga Mengungsi di Sejumlah Titik
- Gunung Ruang di Sulawesi Utara meletus, potensi tsunami 'masih ada'
- Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas
- Gunung Ruang Erupsi, Masyarakat Sejak Rabu Malam Evakuasi Mandiri
- Gunung Ruang di Sulut Kini Berstatus Awas, Berpotensi Tsunami
- Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas
- Dua Pekan, 25 Kejadian Bencana Terjadi di Jatim, Paling Sering Banjir
- Akibat Banjir dan Badai, Ribuan Warga Dubai Bertahan Tanpa Listrik, Internet dan Air Bersih
- BNPB: 11 Ribu Warga Harus Dievakuasi dari Erupsi Gunung Ruang
- Tanah longsor di Tana Toraja menewaskan 20 warga, bagaimana cara antisipasi tanah longsor?
- Banjir rendam dua desa di Kabupaten Lebong Bengkulu
- Banjir di Kurgan, Rusia, Diperkirakan Capai Puncaknya Senin
- BRIN Petakan Sesar di Jawa, Ungkap Gempa M7 Bisa Hantam Wilayah RI Ini
- Pakar ITB: Gempa Taiwan Jadi Pelajaran Berharga untuk Mitigasi Bencana di Indonesia
- Sama Seperti Jepang, Ini Alasan Mengapa Taiwan Sangat Siap Menghadapi Gempa Bumi
- Apa Penyebab Gempa M 7,5 Taiwan yang Picu Tsunami? Ini Penjelasan BMKG
- Mitigasi dan Gempa Taiwan
- Fakta Baru Gempa Taiwan-Tsunami Jepang
- Taiwan sigap menghadapi gempa – Pelajaran apa yang bisa dipetik Indonesia?
- Jumlah Korban Gempa Taiwan Terus Bertambah
- Korban Gempa Taiwan Capai 1.050 Orang, 52 Lainnya Masih Hilang
- 9 Tewas & 1.000 Terluka, Evakuasi Korban Gempa Taiwan di Titik Krusial
- Update Situasi Terkini Gempa Taiwan, Kerusakan hingga Korban Tewas
- Ngerinya Dampak Gempa Taiwan hingga Gedung-gedung Miring dan Ambruk
- BMKG: 410 Kali Rangkaian Gempa Guncang Bawean Jawa Timur