logo2

ugm-logo

BNPB mulai survei pemasangan EWS banjir lahar dingin Gunung Ibu

Jakarta (ANTARA) - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menyurvei pemasangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) banjir lahar dingin ke beberapa permukiman penduduk dan wilayah sungai di Halmahera Barat, Maluku Utara yang berhulu dari Gunung Ibu.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta Kamis, mengatakan bahwa survei pertama ini pada Rabu (24/7) dimulai dari Desa Togoreba Sungi, Kecamatan Tabaru.

Desa tersebut merupakan desa terdekat dari kawah Gunung Ibu yang ini merupakan wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) I. Jaraknya sekitar lima kilometer dari bibir kawah pada sisi sebelah barat laut Gunung Api itu.

Selanjutnya, tim BNPB didampingi personel Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyisir Desa Borona, Todoke, Tuguis, Soasangaji, Tukuoku, Duono, hingga Togowo di Kecamatan Tabaru yang juga berpotensi menerima luncuran lahar dingin Gunung Ibu.

Rencananya, sensor EWS akan dipasang sejauh tiga kilometer dari permukiman warga di desa tersebut dengan asumsi kecepatan aliran lahar dingin 6 menit per 1 kilometer.

“Jika lokasi sensor berjarak tiga kilometer untuk menginformasikan bahaya lahar dingin, maka warga memiliki waktu 18 menit untuk evakuasi,” katanya.

Abdul menyebutkan, pemasangan EWS tersebut tidak lepas dari aktivitas Gunung Ibu yang masih terus mengalami erupsi skala kecil sejak Februari 2024.

PVMBG melaporkan erupsi terbaru terjadi pada Kamis malam pukul 23.57 WIT. Gunung api berketinggian 1.325 mdpl itu menghembuskan abu setinggi 300 meter dari puncak dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi lebih kurang 51 detik.

Aktivitas ini menyebabkan kawah gunung diduga telah terisi penuh material erupsi yang mudah runtuh, dan berpotensi membawa bahaya bagi masyarakat jika terbawa dari hulu oleh hujan berintensitas deras menjadi banjir lahar dingin, seperti yang terjadi pada Gunung Marapi di Sumatera Barat pada Mei 2024.

Potensi bahaya tersebut telah terdeteksi di Gunung Ibu karena menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat menerima laporan warga bahwa pada tanggal 9 Juli 2024 telah terjadi limpasan air Sungai Duono yang berhulu di Gunung Ibu dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Halmahera Barat selama dua hari berturut-turut.

“Dari survei didapati aliran air yang cukup deras tersebut membawa material pasir vulkanik hingga meluap ke jalan raya,” katanya.

Tim mengasumsikan volume material 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik tidak hanya terjadi di sepanjang aliran sungai, namun melimpas hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai dan melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.

Atas kondisi tersebut, katanya, BNPB mengimbau pemerintah daerah setempat juga dapat segera mengupayakan pengerukan atau pembersihan aliran di Sungai Duono dan beberapa sungai mati lainnya sebagai langkah mitigasi banjir lahar dingin selagi hasil survei pemasangan EWS dirampungkan.

92 Titik Banjir Hantui Warga Kabupaten Tangerang

KBRN, Tangerang: Terdapat 92 titik wilayah terdampak banjir yang selalu menghantui warga Kabupaten Tangerang. Data tersebut dibeberkan Penjabat Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono berdasarkan catatan BPBD setempat.

"Tercatat ada 92 titik diwilayah Kabupaten Tangerang terdampak banjir. Ini data BPBD Kabupaten Tangerang di beberapa kecamatan seperti meliputi Balaraja, Tigaraksa, Cisoka, Solear, Jayanti, Cikupa dan Curug," ujar Andi Ony, Kamis (25/7/2024).

Andi Ony mengaku Kabupaten Tangerang luas wilayahnya mencapai 1.001,86 kilometer merupakan wilayah heterogen. Kemudian juga memiliki garis pantai dengan permukaan lahan yang relatif datar dengan ketinggan 10 sampai dengan 30 Mdpl.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.309.365 jiwa, sambung Andi Ony, akan terus bertambah. Tentunya sangat memberikan pengaruh terhadap berkurangnya area resapan air dan memiliki resiko tinggi terhadap bencana banjir.

Oleh karena itu, Perumahan Sudirman, Perumahan Triraksa Village dan Perumahan Puri yang berada yang berada disekitar kawasan tandon. Ini wilayah prioritas penanganan banjir yang telah diprogramkan, karena secara geografis berada pada dataran rendah atau daerah tangkapan air.

Kepala Dinas Bina Marga SDA Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah mengamini ada sekitar 92 titik lokasi rawan banjir. Salah satunya di Perumahan Sudirman dan Perumahan Puri Tigaraksa.

“Mudah-mudahan dengan adanya embung diwilayah Kabupaten Tangerang khususnya di Tigaraksa dapat mengurangi genangan air. Terutama saat curah hujan tinggi dan ini juga merupakan wilayah konservasi sumber daya air dan itu juga bisa menjadi wisata,” ujarnya.

More Articles ...