logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

In House Training Pembentukan EMT RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro

Selasa-Rabu/14-15 November 2023

Hari 1

Hari 1: Selasa, 14 November 2023

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian “Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk mendukung kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan. Pokja Bencana FK-KMK UGM bekerja sama dengan AHS UGM dalam menyelenggarakan kegiatan ini dengan harapan seluruh jejaring AHS sudah memiliki EMT/TCK yang siap ditugaskan ketika terjadi bencana.

soeradji 1

Dok. FK-KMK UGM “Sesi Pembukaan”

Pertemuan pertama diawali dengan kata sambutan dari Dekanat FK-KMK UGM dan dari Direktur RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Poin penting yang disampaikan semoga kerja sama ini terus berlangsung dengan baik dan rumah sakit akan membentuk EMT/TCK sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh RS. Materi awal adalah flashback pengiriman tim AHS UGM dan Penyusunan rencana operasi EMT AHS yang disampaikan oleh dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD. Tim yang diberangkatkan tidak ujuk-ujuk (tiba-tiba) berangkat tanpa persiapan. Ketika diketahui terjadi bencana, tim AHS melakukan rapat koordinasi awal dulu membahas sejauh mana dampak yang diakibatkan bencana tersebut, apakah tim AHS perlu segera dikirimkan. Informasi dapat diketahui setelah berkoordinasi dengan PKK Kemenkes dan dinkes setempat. Jika ada kesepakatan mengirimkan tim maka tahap selanjutnya adalah melengkapi logistik individu dan logistik tim. Selama tim bertugas ada beberapa hal yang wajib dilakukan yaitu briefing awal sebelum bertugas, mencatat apa yang ditemukan di lapangan atau pelayanan apa yang sudah dilakukan serta melaporkan kegiatan harian yang dikirim ke dinas kesehatan. Setelah berakhir penugasan juga tim wajib menyerahkan exit report.

soeradji 2

Dok. FK-KMK UGM “Pemaparan materi Konsem EMT”

Selanjutnya dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD menyampaikan materi Konsep EMT AHS melalui penjelasan “METHANE” yaotu hal apa saja yang perlu diketahui tim EMT sebelum berangkat. Major Incident (M) yaitu memastikan gambaran kejadian seperti apa? Apakah berdampak pada manusia khususnya kesehatan yang menimbulkan korban. Exact Location (E) yaitu memastikan lokasi kejadian bencana dan dimana saja lokasi yang membutuhkan pelayanan kesehatan segera. Type of Injury (T) yaitu mengetahui jenis pelayanan kesehatan seperti apa yang dibutuhkan. Hazard existing and predicting (H) yaitu mengetahui bahaya yang diakibatkan. Access (A) yaitu mengetahui akses. Number of Injury (N) yaitu mengetahui jumlah yang terdampak. EMT Exiting + Need yaitu kebutuhan EMT selama melakukan tugas.

Materi selanjutnya adalah survival in disaster and safety security disampaikan Sutono, S.Kep., Sc,. M.Kep. Bagaimana menjaga keamanan EMT saat bertugas di lapangan?. Kemudian penyampaian materi Aktivasi HEOC/k laster kesehatan di dinkes terdampak dan kaitannya dengan EMT oleh dr. Bella Donna, M.Kes. EMT yang ditugaskan terintegrasi dengan operasi klaster kesehatan, pusat koordinasi ada di HEOC/ klaster kesehatan. EMT/TCK harus melapor mulai dari pendaftaran, penempatan penugasan pelayanan kesehatan sampai kepada kepulangan ke HEOC/ klaster kesehatan.

Di akhir sesi, Madelina Ariani, MPH mengenalkan form-form EMT dan MDS diantaranya form register relawan, form penanganan pasien korban bencana, form rujukan, form Health Need Assessment (HNA) dan penerimaan logistik.

Reportase

“Workshop Health in Emergency”

13-17 November 2023


 

Hari 1

Hari Pertama: 13 November 2023

Peningkatan kapasitas para pelaku penanggulangan bencana bidang kesehatan di Indonesia pada berbagai tingkat baik di kalangan pemerintah maupun non pemerintah merupakan sebuah keharusan terutama dalam aspek pengurangan risiko bencana untuk mencegah dan mengurangi korban serta dampak kesehatan lainnya. Upaya tersebut sejalan dengan agenda Kementerian Kesehatan yang sedang menjalankan Transformasi Kesehatan khususnya di bidang Ketahanan Kesehatan.

h1 whe scale

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Krisis Kesehatan bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dalam kerangka Annual Work Plan (AWP) tahun 2023 menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dalam bentuk Workshop Health in Emergency pada 13-17 November 2023 di Hotel Aston Sentul Lake Resort & Convention Center, Bogor. Peserta kegiatan berasal dari multi sektor di bidang kesehatan, seperti BNPB, Puskes TNI, Pusdokkes POLRI, Akademisi, WHO, UNICEF, UNFPA, CDC, Kemenkes, dan TCK EMT. PKMK FK-KMK UGM mengirimkan delegasinya, dr. Alif Indiralarasati, dalam kegiatan tersebut.

Pada hari pertama, peserta pelatihan mendapatkan materi dasar seputar konsep mengenai UNICEF Core Commitment for Children and SPHERE Minimum Standard for Humanitarian Response, Situasi Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia serta kebijakan yang menaungi. Situasi Kegawatdaruratan Kesehatan di Asia Pasifik, Konsep Manajemen berbasis Klaster dalam Penanggulangan Bencana, dan Konsep mengenai bencana serta Kegawatdaruratan Kemanusiaan yang Rumit/Kompleks. Pemateri pada hari pertama berasal dari berbagai institusi seperti UNICEF, Kemenkes, BNPB, dan CDC Atlanta.


Reporter: dr. Alif Indiralarasati

Reportase Kegiatan

In House Training Pembentukan EMT RSUD Wates

Hari 1

Hari Pertama

7 November 2023

Kelompok Kerja Bencana FK-KMK UGM bersama AHS UGM melakukan pelatihan pembentukan Emergency Medical Team (EMT) di RSUD Wates. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian “Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)” sebagai implementasi Hibah AHS UGM. Kegiatan berlangsung selama dua hari pada Selasa - Rabu, 7 - 8 November 2023. Hari pertama berlangsung dari pukul 09.00 - 15.00 WIB di Ruang Komite Medis RSUD Wates.

hdp wates 1

Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Direktur RSUD Wates, dr. Eko Budiarto, Sp.An., M.Kes. Eko menyampaikan syukur dan terima kasih atas kehormatan menjadi tuan rumah in house training yang pertama dalam pembentukan EMT diantara rumah sakit jejaring AHS UGM lainnya. Acara ini, nantinya akan menjadi salah satu roadmap peresmian Tim Disaster RSUD Wates. Eko berharap setelah pelatihan, tim akan menjadi lebih matang dan siap jika nantinya akan diterjunkan bersama AHS UGM.

Sambutan dilanjutkan oleh dr. Datu Respatika, Sp.M., Ph.D yang mewakili jajaran pengurus AHS UGM. Datu menghaturkan terima kasih atas kesediaan RSUD Wates sebagai pioneer pelatihan pembentukan EMT yang menjadi implementasi dukungan AHS UGM terhadap kebijakan TCK yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI pertengahan bulan melalui UU Kesehatan.

Seusai sambutan, peserta pelatihan diajak untuk melakukan pemanasan sebelum sesi materi melalui survey dan pre-test yang telah disiapkan oleh panitia. Fungsi dari kuis ini untuk menguji pemahaman awal para peserta dan kesiapan untuk penerjunan tim dalam masa tanggap darurat. Kemudian, acara diteruskan dengan penyampaian materi oleh dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD mengenai “Flashback Penerjunan Tim AHS UGM” dan “Perencanaan Operasional Harian EMT”. Dalam materi pertama, Agung menyampaikan bagaimana rumah sakit-rumah sakit jejaring AHS UGM mampu berkolaborasi dan gotong royong dalam mengirimkan tim ke lokasi bencana. Agung kemudian memaparkan tentang pentingnya perencanaan dalam operasi EMT. Tahapan perencanaan dimulai dengan preparasi, aplikasi, rencana keluar, dan pembelajaran dari misi. Proses preparasi menjadi kunci dari penerjunan tim, karena harus dilakukan dari asesmen yang baik, memahami dan mengetahui kekuatan institusi, persiapan logistik, administratif, koordinasi di lokasi, serta mengetahui kondisi tim. Saat aplikasi di lapangan, penting untuk membuat jadwal operasi harian secara rinci, agar kemudian dapat memperkirakan rencana penarikan tim dan pembelajaran saat sesi refleksi selesai dari misi.

hdp wates 2

Materi berikutnya, disampaikan oleh Sutono, S.Kep., M.Sc., M.Kep. mengenai Persiapan Pengiriman EMT. Sutono menyampaikan konsep EMT dan jenis-jenisnya sesuai standar WHO serta bagaimana dapat mencapai standarisasi tersebut. Dalam materinya, banyak dibagikan pengalaman penerjunan tim agar dapat memotivasi para peserta untuk mau diterjunkan ketika nanti ada bencana bersama EMT AHS UGM.

hdp wates 3

Pada sesi siang, Sutono kembali hadir dengan materi mengenai “Safety and Security” dan “Survival in Disaster”. Bencana bukan kondisi ideal, yang sewaktu-waktu dapat memunculkan stres baik fisiologis dan psikologis para relawan saat di medan. Kunci untuk dapat bertahan hidup sebagai relawan di medan bencana, adalah dengan mengedepankan safety (untuk mencegah kejadian yang tidak disengaja) dan security (mencegah kejadian yang disengaja). Sikap yang harus dilakukan selama di lapangan adalah; bertanggung jawab, mematuhi peraturan, waspada, bertindak dengan tepat, dan komunikasi.

hdp wates 4

Materi terakhir pada pertemuan hari pertama pelatihan disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD mengenai Konsep EMT-AHS. Dalam penjelasannya, Hendro mengajarkan singkatan agar menjadi EMT yang paripurna, yakni “METHANE”. M adalah major incident (sebelum diterjunkan, tim harus memastikan kejadian betul terjadi atau tidak). E singkatan dari exact location (memastikan lokasi kejadian, area yang paling terdampak, dan area yang masih terisolir atau yang belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan). T yakni type of injury (untuk memastikan logistik yang dibawa oleh tim). H yang berarti hazard existing and predicting. A adalah access. N singkatan dari number of injury. Dan terakhir E yaitu EMT existing + need.

Kegiatan hari pertama ditutup tepat waktu dan harapannya peserta dapat memahami dan termotivasi menjadi EMT yang paripurna dan siap diberangkatkan kapan saja terdapat bencana melanda bersama AHS UGM.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)

Reportase

The 5 International Conference for Mass Gatherings Medicine (ICMGM) “Legacy in Global Health Security”

Riyadh, Arab Saudi, pada 29-31 Oktober 2023


Global Center for Mass Gatherings Medicine (GCMGM) merupakan salah satu WHO collaborating center yang bernaung di bawah Kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi, menyelengarakan konferensi Internasional untuk Mass Gatherings Medicine (ICMGM) yang ke-5 dengan tema “Warisan untuk Keamanan Kesehatan Global”. Acara ini berlangsung di Hilton Riyadh pada 29-31 Oktober 2023. Tujuan konferensi ini antara lain berbagi pengetahuan dan keahlian terkini mengenai perencanaan dan pengelolaan mass gatherings selama pandemi COVID-19 dan peran mereka dalam mempromosikan keamanan kesehatan global (global health security-GHS), memperluas jejaring spesialis dan pusat GHS, mengembangkan strategi berkelanjutan untuk GHS, dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan serta merancang rencana penelitian dan peningkatan kapasitas di GHS, menjelajahi pemanfaatan teknologi digital untuk mass gatherings dan GHS. GCMGM sendiri sebagai salah satu WHO-CC adalah bagian dari kolaborasi internasional WHO untuk manajemen pengetahuan, penelitian dan publikasi berbasis bukti, mengadakan program pelatihan di MGH, memberi nasihat dan berkonsultasi dengan komunitas internasional untuk memperkuat dan menjunjung tinggi kegiatan nasional untuk mengembangkan rencana, program dan jejaring, terutamanya dalam lingkup mass gatherings.

Peneliti dari PKMK FK-KMK UGM, apt.Gde Yulian Yogadhita, M.Epid.,menjadi salah satu pembicara yang diundang sebagai tindak lanjut dari jejarig yang dibentuk pada saat konferensi Congress World Association on Disaster and Emergency Medicine (WADEM) ke-22 yang diselengarakan di Killarney, Irlandia pada Mei 2023 lalu. Terdapatnya sebuah dokumentasi akademik terkait lesson learnt dari insiden-tragedi lebih tepatnya-Kanjuruhan menarik perhatian dari dunia akademik internasional pemerhati mass gatherings medicine untuk dijadikan pembelajaran bagi dunia melalui konferensi ini.

Informasi selengkapnya https://5thicmgm.com/agenda/

Hari 1

Hari Pertama, 29 Otober 2023

KSA telah banyak berinvestasi di semua bidang MGS untuk menjamin keselamatan sejumlah besar jamaah selama haji dan umrah tahunan. Penelitian akan membantu menginformasikan pengambilan keputusan sehubungan dengan rekomendasi kesehatan masyarakat untuk haji dan umrah serta acara mgs lainnya di seluruh dunia, dan akan menjadi sumber referensi informasi, keahlian dan pengetahuan kesehatan dan manajemen MGS secara nasional dan internasional. Pengakuan internasional atas keahlian dan upaya KSA dalam pengembangan bidang kesehatan dan manajemen MGS agar lebih mengantisipasi penyerbuan dan penyalahgunaan zat dalam acara olahraga dan budaya. Peristiwa dapat terjadi secara berulang pada lokasi yang sama, bergilir secara periodik, atau tunggal pada satu waktu. Analisis mendalam diperlukan untuk menarik semua pelajaran yang mungkin didapat di tengah kesulitan dalam generalisasi.

ICMGM ke-5 dibuka oleh pejabat-pejabat kementerian Kesehatan Kerajaan Saudi yaitu Dr. Hani Jokhdar, Deputi Menkes bidang Kesehatan Masyarakat dan Wakil Menteri Mr. Abdulaziz Alrumaih, dan Dr Anas Khan, Direktur GCMGM, bersama dengan pejabat WHO Regional EMRO yaitu Dr. Ahmed Almandhari sebagai Regional Director demisioner, dan Prof. Hanan H. Balkhy sebagai RD yang baru saja terpilih.

gcmgm h1 1

Penutupan sesi pembukaan oleh Prof Hanan Balkhy yang baru saja terpilih menjadi Regional Director WHO EMRO, beliau RD wanita pertama di regional ini.

Sesi pertama terkait tata kelola dan perencanaan keamanan kesehatan global harus kuat, terkoordinasi, dan kolaboratif agar dapat secara efektif mengatasi sifat ancaman kesehatan yang dinamis dan saling berhubungan dalam skala global. Komunitas global dapat meningkatkan kemampuan kolektifnya untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman kesehatan, yang pada akhirnya memperkuat keamanan kesehatan global dan melindungi kesejahteraan populasi di seluruh dunia. Pertimbangan tata kelola dan perencanaan dalam konteks keamanan kesehatan global meliputi: kerja sama dan kepemimpinan internasional, kolaborasi multisektoral: institusi kesehatan global, strategi keamanan kesehatan nasional, penilaian risiko dan sistem peringatan dini, peningkatan kapasitas, penelitian dan pengembangan, kolaborasi regional, transparansi dan akuntabilitas, komunikasi dan komunikasi risiko, pembiayaan berkelanjutan, serta inklusivitas dan kesetaraan. Moderator: Dr. Hani Jokhdar – Deputi Menteri Kesehatan Masyarakat, dengan materi dan para panelis “Data Driven Decision Making” oleh Dr. Mohammed K. Alabdulaali, “MG & GHS: Competing Interests” oleh Dr. Saleh Al Marri, dan “International & Multilateral Coooperation” by Dr. Mohamed Hassani.

Sesi kedua terkait arah global health security yang harus bersifat komprehensif, kolaboratif, dan proaktif agar dapat secara efektif mengatasi tantangan kesehatan dunia yang kompleks dan saling berhubungan. Prinsip dan pendekatan utama yang dapat memandu arah global menuju ketahanan kesehatan mencakup kolaborasi multilateral dengan pendekatan terpadu, kesiapsiagaan dan ketahanan, diplomasi kesehatan, pembagian informasi yang tepat waktu, penelitian dan inovasi, peningkatan kapasitas dan pelatihan, pendekatan One Health, akses layanan kesehatan yang inklusif dan adil, Kemitraan pemerintah-swasta, peraturan dan kepatuhan internasional, mekanisme pembiayaan yang efektif, serta pendidikan dan komunikasi kesehatan. Global health security harus adaptif, seragam dan berwawasan ke depan, mengantisipasi tantangan masa depan sambil belajar dari pengalaman masa lalu untuk terus meningkatkan upaya kesiapsiagaan dan respons. Moderator: Dr. Tareef Alaama – Wakil Menteri Pelayanan Kuratif dengan materi dan para panelis: “IHR Future Direction” oleh Dr. Abdullah Assiri, “Building the Evidence Base for GHS” oleh Dr. Tina Endericks, “Decision Making Finesse and Early Interventions” oleh Dr. Pasi Penttinen, “Process, Challenges and impact” oleh Dr. Douglas L. Hatch, kemudian ditutup dengan sambutan oleh Prof Paul Arbon terkait bagaimana mass gatherings menjadi salah satu ancaman terhadap global health security yang sifatnya massif dan harus dicegah bersama-sama.

gcmgm h1 2

Peneliti PKMK FK-KMK UGM, apt. Gde Yulian, M.Epid. berfoto bersama Dr Tina Enderics dari Pulic Health UK yang juga salah satu WHO-CC untuk mass gatherings dan pernah membantu Indonesia menyiapkan dokumen mitigasi untuk Asian Games 2018, dan Dr Donald Donahue yang seminggu yang lalu baru kembali dari Yogyakarta untuk mengikuti ASEAN Academic Conference dan kini menyaksikan langsung bagaimana jejaring AANDHM terlibat dalam kegiatan emergency research.

Sesi ketiga pada topik membangun kapasitas dan melakukan penilaian dalam keamanan kesehatan global merupakan komponen penting dari pendekatan komprehensif untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman kesehatan secara efektif. Untuk meningkatkan kapasitas, kita perlu memperkuat infrastruktur layanan kesehatan, termasuk fasilitas medis, laboratorium, dan rantai pasokan. Pengembangan Tenaga Kerja dan upaya untuk menarik dan mempertahankan individu-individu berbakat merupakan investasi yang sangat penting. Serta melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko kesehatan dan tindakan pencegahan. Kegiatan yang dilakukan harus mencakup pengintegrasian keahlian dari berbagai sektor untuk mengatasi penyakit zoonosis dan tantangan kesehatan lintas sektoral lainnya. Sistem ini harus memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti solusi kesehatan digital, telemedis, dan kecerdasan buatan, untuk meningkatkan pengawasan penyakit, analisis data, dan koordinasi respons. Di sisi lain, melakukan penilaian risiko secara berkala untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan potensi ancaman kesehatan akan memulai dan mengarahkan mitigasi. Penilaian ini harus mempertimbangkan risiko yang ada dan yang akan muncul. Hal ini mencakup latihan simulasi, pemantauan kinerja, Tinjauan Setelah Tindakan (AAR), penilaian kapasitas dan analisis kesenjangan, serta tinjauan sejawat dan tolok ukur. Moderator: Prof. Saleh Almohsen – Dekan Fakultas Kedokteran KSU dengan materi dan para panelis “Global Health as a Driving Force” oleh Dr. Abdullah Alquwizani, “Global & National Integration for Capacity Building” oleh Dr. Mark Salter, “Data Sharing for GHS” oleh Prof. Lucille Blumberg, dan terakhir materi terkat “Capacity Building & Assessment” oleh Dr. Ninglan Wang.

 gcmgm h1 3

Sesi debat oleh : Dr. Gregory Ciottone dan Dr Michael Molloy dua orang pakar terkait pengorganisasian emergency di lingkup kesehatan, keduana memiliki opini yang sangat menarik untuk mengangkat ideologinya dan “menjatuhkan” ideologi yang lain, pada akhirnya kembali kepada kapasitas instansi ataupun negara yang memilih untuk mengimplementasikan system tersebut

Sesi Debat tentang HICS (Sistem Komando Insiden Rumah Sakit) dan MIMMS (Manajemen dan Dukungan Medis Insiden Besar) keduanya merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mengelola insiden dan keadaan darurat, namun keduanya ditargetkan pada jenis organisasi dan insiden yang berbeda. Perbedaan utama mencakup audiens target, ruang lingkup, pelatihan, serta struktur dan peran komando. Karena keduanya berasal dari sistem yang berbeda, kedua pembicara membandingkan fitur-fiturnya dengan harapan dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang pemanfaatannya. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Badr Al Otaibi dan pembicaranya iaah Dr. Gregory Ciottone serta Dr Michael Molloy. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah MIMMS lebih membutuhkan sumber daya untuk pelatihannya sehingga cocok di Negara maju sementara ICS lebih inklusif dan dapat diimplementasikan di berbagai instansi dan lebih interoperable.

 

Reporter : apt. Gde Yulian, M.Epid.

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

Reportase Pre Conference Seminar On Safe And Resilient Health Facilities And Infrastructure

 

Pre Conference

Seminar Pre Conference

FKK-MK-Yogya. Seminar Safe and Resilient Health Facilities and Infrastructure ini merupakan sesi tematik pada 2nd ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management (2nd AAC on DHM) pada 17 Oktober 2023. Seminar terdiri dari dua sesi dengan tujuan untuk berbagi wawasan ilmiah yang inovatif mengenai Disaster Health Management (DHM) serta memperkuat jejaring antara peneliti/akademis, praktisi medis, dan pengambil kebijakan.

aac 2023 1

Dok. FK-KMK UGM “Sambutan Seminar Pre-Conference on Safe and Resilient Health Facilities and Infrastructure”

Seminar Pre Conference diawali dengan sambutan dan pembukaan oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, PhD, FRSPH selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperwatan, Universitas Gadjah Mada dan Dr. Sumarjaya, SKM, MM,MFP, C.F.A yang merupakan Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. Yodi, dalam sambutannya memberikan dukungan terhadap aktivitas kegiatan DHM dimana FK-KMK UGM adalah National Focal Point (NFP) Indonesia dari ASEAN Academic Network on DHM (AANDHM). Lebih lanjut, bahwa tugas prioritas NFP adalah melakukan integrasi dari WHO Safe Hospital Concept dalam hubungannya dengan Sendai Framework dan menyelenggarakan seminar/workshop mengenai Safe Hospital. Kedua kegiatan ini adalah bentuk implementasi dari tugas yang harus dilaksanakan oleh FK-KMK UGM sebagai salah satu NFP Indonesia dari AANDHM.

Sesi pertama dengan tema “Integration of WHO Safe Hospital Concepts in Relation to the Sendai Framework”. Sesi ini menghadirkan Yanick Michaud-Marcotte (United Nations Office for Disaster Risk Reduction, UNDRR), Dr. Hari Kumar (WHO SEARO), dan dr. Hendro Wartatmo, Sp-KBD (Indonesia).

aac 2023 2

Dok. FK-KMK UGM “Pemaparan Sesi 1: Integration of WHO Safe Hospital Concepts in Relation to the Sendai Framework”

Sesi kedua, diskusi berbagi pengalaman dan pengetahuan di Negara ASEAN dengan pembicara dari Indonesia sebagai negara tuan rumah, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Penentuan tiga negara terpilih dilakukan melalui tahapan scientific rapid review oleh tim Indonesia. Pembicara dari perwakilan negara memberikan gambaran dan berbagi mengenai penguatan manajemen keadaan darurat dan bencana di rumah sakit oleh Kementrian Kesehatan negara tersebut. Akhir sesi pemaparan, dilakukan diskusi panel dengan keaktifan partisipan seminar dalam memberikan pertanyaan kepada pembicara. Setelah sesi diskusi dan penyerahan plakat, seluruh partisipan mengikuti kegiatan selanjutnya adalah observation tour ke UGM.

 

aac 2023 3

Dok. FK-KMK UGM “Pemaparan Sesi 2:Knowledge and Experience sharing in the ASEAN”

OBSERVATION TOUR

aac 2023 4

Dok. FK-KMK UGM “Sesi inagurasi AIDHM”

Partisipan mengikuti sesi Inagurasi ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) di Gedung Auditorium FK-KMK UGM. AIDHM telah mendapatkan endorsement dari seluruh negara ASEAN dan Indonesia ditetapkan sebagai Host Country untuk Sekretariat AIDHM. Kementrian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan bekerja sama dengan FK-KMK UGM melaksanakan mandat dan fungsi AIDHM dengan menetapkan sekretariat AIDHM di Gedung Litbang FK-KMK UGM. Sekretariat AIDHM memiliki ketugasan dalam mengelola dan mendukung aktivitas terkait dengan peningkatan manajemen pengetahuan akademik tentang manajemen bencana kesehatan khususnya pada wilayah ASEAN.

Selanjutnya, partisipan mengikuti sesi observasi tur ke sekretariat AIDHM, ruangan Pokja Bencana FK-KMK UGM, InaHealth Broadcast Room, dan Auditorium FK-KMK UGM sesuai pembagian kelompok dan alur sesi observasi. Partisipan terlihat sangat menikmati sesi observasi dan aktif memberikan pertanyaan di tiap ruangan. Akhir sesi observasi, partisipan berkumpul di Gedung Tahir untuk melakukan foto bersama dan dilanjutkan untuk mengikuti welcoming dinner.

aac 2023 5

Dok. FK-KMK UGM “Sesi observation tour”

Reporter: Gusti Sultan Arifin (FK-KMK UGM)