logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunung Kidul

Rabu, 6 Maret 2024


PKMK – Melanjutkan rangkaian kegiatan sebelumnya, pada Rabu, 6 Maret 2024 PKMK FK-KMK UGM kembali hadir menjadi narasumber dalam kegiatan “Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunung Kidul”. Kegiatan ini diikuti oleh 144 kader dari 72 kelurahan di seluruh wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan dilaksanakan di Aula PT BPR Bank Daerah Gunung Kidul pada 08.30 - 12.00 WIB.

sosialisasi bencana gk 1

Pada sesi sambutan dan pembukaan, drg. Diah Mayun Hartanti, MMR selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul. Diah menjelaskan bahwa Kabupaten Gunung Kidul memiliki beragam ancaman bencana alam dan non alam, mulai dari longsor, banjir, tsunami, dan angin puting beliung. Dari berbagai ancaman tersebut, kapasitas masyarakat dalam menghadapinya cukup beragam. Oleh karena itu, beliau berharap peningkatan pemahaman masyarakat dalam mitigasi bencana dan krisis kesehatan yang disampaikan dalam kegiatan hari ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Gunung Kidul.

sosialisasi bencana gk 2

Materi pertama disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid yang merupakan konsultan divisi manajemen bencana kesehatan PKMK FK-KMK UGM mengenai kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana dan krisis kesehatan. Gde mengajak para peserta untuk berdiskusi mengenai konsep bencana, ancaman, kapasitas, dan kerentanan. Setelah memahami komponen-komponen tersebut, Gde mengajak masyarakat mendefinisikan berbagai bencana dalam berbagai tingkatan strata sosial kemasyarakatan dan apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam mitigasi dan menghadapi kejadian tersebut. Gde mengakhiri paparan dengan mengajak masyarakat untuk membuat peta risiko di masing-masing kelurahan sehingga dapat memetakan kapasitas daerah yang dapat bermanfaat ketika terjadi situasi gawat darurat dan bencana.

sosialisasi bencana gk 1

Materi terakhir kemudian disampaikan oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Kudiyana, SKM., M.Sc. selaku Analis Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Seksi Kesehatan Dasar, Rujukan dan. Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Kudiyana menganalogikan berbagai kejadian bencana dan pentingnya identifikasi suatu kejadian yang tidak mesti dianggap sebagai bencana. Masyarakat sebagai komponen terpenting dalam membangun ketahanan dalam krisis kesehatan memiliki peranan dalam membantu memetakan masyarakat, memberikan pertolongan pertama, dan membantu menghubungkan pihak yang membutuhkan pertolongan dengan pihak yang lebih ahli. Kudiyana juga menjelaskan tentang kebijakan manajemen kesehatan yang ada di Indonesia dan bagaimana menghubungkan komponen tersebut dengan kebutuhan masyarakat. Terakhir, Kudi menuturkan bahwa telah terdapat perubahan paradigma penanggulangan bencana yang berubah dari aksi tanggap darurat menjadi aksi mitigasi (memperbanyak upaya pencegahan).

Reporter: dr. Alif Indiralarasati

Reportase “Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman”

Reportase

“Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman”

Senin, 4 Maret 2024


PKMK – Pada Senin, 4 Maret 2024 pukul 08.30-13.00 WIB di Gedung Pangripta Kantor Bappeda Kabupaten Sleman tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM kembali hadir menjadi narasumber dalam “Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman” dengan total peserta sebanyak 86 orang yang merupakan perwakilan Kader, Jogoboyo, dan Tagana dari Kelurahan Seluruh Kabupaten Sleman.

sosialisasi penanggulangan bencana 1

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Plt Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Sleman, Dini Melani SKM., S.ST., M.Keb. Selama satu dekade terakhir, Kabupaten Sleman telah mengalami beberapa kejadian baik yang akhirnya ditetapkan sebagai bencana maupun tidak. Pemerintah Kabupaten Sleman menyadari bahwa ketahanan di tingkat keluarga menjadi penting untuk ditingkatkan dalam menghadapi potensi bencana. Oleh karena itu, Pemerintah Sleman melalui SK Bupati 20.4 kemudian menginisiasi pembuatan “Buku Sakti Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Tangguh Bencana (GKST2B)”. Bencana mungkin menjadi sesuatu yang tidak diharapkan, potensial terjadi, tapi masyarakat harus selalu siap. Dini menutup sambutan dengan harapan bahwa setelah mengikuti forum ini, para peserta dapat berkomitmen agar mampu melatih masyarakat dengan ilmu yang sudah didapatkan hari ini.

sosialisasi penanggulangan bencana 1

Sambutan sekaligus materi disampaikan oleh dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes. selaku Kepala Seksi Kesehatan Dasar, Rujukan Dan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai Kebijakan Pemerintah Provinsi DIY dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan. Salah satu komponen yang dapat disiapkan dalam meningkatkan ketahanan bencana di tingkat keluarga adalah memastikan setiap anggota keluarga memiliki penjaminan/asuransi setidaknya BPJS Kesehatan. Setelah itu, keluarga juga harus memiliki kontak-kontak darurat yang dapat dihubungi jika dibutuhkan. Terakhir, koordinasi dengan berbagai pihak dan inisiatif kader, Jogoboyo, dan Tagana dalam memperhatikan kesejahteraan warga di sekitarnya menjadi penting untuk menunjang ketahanan di tingkat kelurahan dan kecamatan.

sosialisasi penanggulangan bencana

Materi terakhir disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid mengenai “Kesiapsiagaan Masyarakat pada Situasi Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/ atau Berpotensi Bencana”. Gde menjelaskan mengenai perbedaan krisis kesehatan dan bencana, komponen-komponen bencana, dan apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi risiko dan meningkatkan kapabilitas bencana di masing-masing keluarga dan wilayah. Tindak lanjut dari kegiatan ini diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan membantu masyarakat di lingkungannya mempersiapkan diri menghadapi kesiapsiagaan bencana.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati

Reportase

“Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kota Yogyakarta”

Jumat, 1 Maret 2024


PKMK UGM – Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM menjadi narasumber dalam Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Agenda ini diselenggarakan secara bertahap di masing-masing kabupaten dan kota di seluruh wilayah DIY. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di Kota Yogyakarta bertempat di Aula Arjuna Gedung Mal Pelayanan Publik lantai 3 Kompleks Balai Kota Yogyakarta pada Jumat, 1 Maret 2024 pukul 08.30 - 11.30 WIB.

sosialisasi bencana 1

Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Waryono, A.Md.Nes., S.I.P., M.Kes. Waryono menyampaikan apresiasi kepada DInas Kesehatan Provinsi DIY yang menginisiasi kegiatan ini dan harapannya kepada para peserta agar dapat secara aktif berpartisipasi terlibat dalam sesi diskusi agar apa yang didapatkan pada kegiatan dapat diimplementasikan di wilayah masing-masing. dr. Fitri Indah Setiyawati, M.Sc. Kepala Seksi Mutu dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya menyampaikan mengenai konsep dasar krisis kesehatan dan bagaimana hubungannya dengan kebijakan yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta tujuan diadakannya kegiatan ini.

sosialisasi bencana 2

Materi pertama disampaikan oleh Kudiyana, SKM., M.Sc selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Seksi Kesehatan Dasar, Rujukan dan Kesehatan Khusus. Dalam paparannya, Kudiyana menjelaskan perbedaan antara bencana dan krisis kesehatan, bagaimana proses penetapan status tanggap darurat, kedudukan bidang kesehatan dalam bencana dan krisis kesehatan, kebijakan nasional dan daerah dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, serta peran masyarakat dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Kudiyana menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dengan aparat setempat dalam upaya penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.

sosialisasi bencana 3

Materi kedua terkait peran masyarakat dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid dari PKMK FK-KMK UGM. Gde mengawali dengan berdiskusi bersama peserta mengenai permasalahan yang ditemukan di lapangan selama berdinamika dalam upaya penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Dari diskusi tersebut, ditemukan bahwa permasalahan yang sering terjadi adalah sistem rujukan, ambulans, dan keuangan dalam masa tanggap darurat. Gde kembali memantapkan pemahaman kepada prinsip bencana dan komponen-komponen di dalamnya. Dari setiap komponen tersebut kemudian diperinci pada poin-poin yang harus dipenuhi untuk mencapai ketahanan dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Terakhir, Gde dan Kudiyana menutup dengan upaya tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi ini. Masyarakat di Kota Yogyakarta yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Kelurahan Tanggap Bencana (KTB) akan mengirimkan usulan-usulan yang kemudian akan dikomunikasikan kepada BPBD agar menjadi bagian di dalam rencana kontijensi daerah.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati

Reportase

“Field Training Exercise (FTX)

Dokumen Pedoman Pusat Kendali Operasi Kedaruratan Kesehatan/Pusdalopkes (Health Emergency Operation Center/HEOC)

di Provinsi Bali”

diselenggarakan oleh Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM

Senin-Rabu, 5-7 Februari 2024


Hari 1

ftx bali 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Peserta FTX Provinsi Bali”

Kegiatan Functional Training Exercises merupakan lanjutan dari kegiatan Table Top Exercise untuk menguji operasional pedoman Health Emergency Operation Center Provinsi Bali. Kegiatan berlangsung selama 3 hari, dimana pertemuan pertama adalah persiapan panitia, hari kedua academic session dan gladi kotor, kemudian hari ketiga adalah pelaksanaan FTX dan evaluasi.

Pertemuan 1 : Senin, 5 Februari 2024

Pertemuan dilaksanakan di Ruang Cempaka, DInkes Kesehatan Provinsi Bali, yang dihari oleh panitia lokal dan tim dari FK-KMK UGM. Tujuan pertemuan ini membahas secara teknis persiapan pelaksanaan FTX. Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bali. Kabid P2P menyampaikan, harapannya FTX ini dapat dilaksanakan dengan baik dan semua orang yang terlibat dapat hadir. Pembahasan selanjutnya adalah mematangkan tactical floor game. Terdapat 7 adegan yang akan dimainkan dan setiap adegan sudah dilengkapi inject dan output. Pelaksanaan FTX akan dilaksanakan di lapangan Dinkes Provinsi Bali dengan membagi menjadi 4 tenda/ruang. Ruang HEOC terletak di ruangan Cempaka Dinkes, pemain lintas sektor di tenda lintas sektor, pemain sektor kesehatan di tenda lapangan dan korban di tenda desa penebel. Beberapa masukan dalam inject adalah alur pengambilan sampel HxNY; proses aktivasi HEOC dan proses deaktivasi HEOC. Tim juga membahas peran PSC 119 dan EMT.

Reporter : Happy R Pangaribuan, MPH

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FKKMK UGM

Reportase

Field Training Exercise (FTX) Penanggulangan Krisis Kesehatan (Health Emergency/ HE)
di Provinsi Sulawesi Selatan

Rabu, Kamis,

31 Januari - 1 Februari 2024


PKMK – Setelah melaksanakan uji coba pedoman berupa Table Top Exercise (TTX), kali ini PKMK FK-KMK UGM kembali bekerja sama dengan AIHSP (Australia Indonesia Health Support Partnership) melaksanakan Field Training Exercise (FTX) Penanggulangan Krisis Kesehatan (Health Emergency/ HE) di Provinsi Sulawesi Selatan pada Rabu-Kamis, 31 Januari-1 Februari 2024.

Hari 1

 

h1 ftx 2024

Pada hari pertama, dilaksanakan kegiatan Pembukaan dan Academic Session. Kegiatan ini dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan bidang Pemerintahan, dr. Andi Mappatoba, MBA., DTAS. Dalam sambutannya, Andi menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan harapannya agar seluruh pemangku kebijakan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di bidang kesehatan dapat lebih serius dalam mempersiapkan diri dalam perencanaan penanggulangan bencana alam dan non-alam, sesuai dengan skenario kegiatan kali ini. Andi mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati telah menyusun dokumen Pedoman HEOC Provinsi Sulawesi Selatan dan mengingatkan untuk terus bersemangat dalam upaya perbaikan dokumen, salah satunya dengan rangkaian uji coba. Beliau menutup dengan mengucapkan selamat melaksanakan gladi lapangan untuk seluruh peserta, panitia, dan undangan yang terlibat.

ftx h1 2

Memasuki kegiatan Academic Session, sesi dipandu oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Sesi pertama diisi oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Amson Padolo, S.Sos., M.Si., yang menyampaikan materi mengenai “Kebijakan Penanggulangan Bencana dan Koordinasi dalam Rangka Pencegahan dan Mitigasi Bencana”. Beliau menjelaskan bagaimana sistem komando dalam bencana berjalan, peran klaster, dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses penanggulangan bencana.

ftx h1 3

Selanjutnya, Tim Penyusun Pedoman HEOC Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Fajar Qadri, S.Kep., Ns memaparkan bagian-bagian dan isi dari Pedoman HEOC. Fajar mengemukakan bagaimana proses penyusunan pedoman hingga akhirnya dilakukan uji publik dan mencapai tahap uji gladi lapangan. Konten dan konsep dari Pedoman HEOC inilah yang menjadi materi utama dalam kegiatan uji gladi.

ftx h1 4

Materi terakhir kemudian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. dr. H. M. Ishak Iskandar, M. Kes., mengenai Kebijakan Penanganan Rabies di Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan termasuk daerah yang rawan terjadi KLB Rabies karena banyak warganya yang hidup bersama hewan penyebab rabies. Rabies juga menjadi kasus yang akan diujikan saat gladi lapang. Perwakilan kelompok disabilitas dalam sesi diskusi selepas pemaparan mengemukakan perhatiannya terhadap GHPR dan dinamika diskusi bersama seluruh peserta menunjukkan Rabies telah menjadi perhatian bersama di Provinsi Sulawesi Selatan.

ftx h1 5

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan gladi bersih untuk menjelaskan alur kegiatan, pos-pos kegiatan, dan seluruh instrumen yang akan digunakan selama gladi. Kegiatan gladi bersih dipandu oleh tim PKMK FK-KMK UGM bertempat di Kompleks Kantor Pusat Krisis Regional Sulawesi Selatan.

ftx h1 6

 

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)