logo2

ugm-logo

Blog

Reportase

Diskusi Riset Manajemen Bencana dan Dampaknya di Sektor Kesehatan:

Refleksi 20 Tahun Pasca Tsunami Aceh

Forum Alumni, Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran-Kesehatan FK-KMK UGM dan Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Selasa, 24 Desember 2024  | Pukul 08.00-16.00 WIB


PKMK-Banda Aceh. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran-Kesehatan FK-KMK UGM bekerja sama dengan Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan kegiatan diskusi riset bertajuk “Manajemen Bencana dan Dampaknya di Sektor Kesehatan: Refleksi 20 Tahun Pasca Tsunami Aceh” bertempat di Aula Gedung D Lantai 2 FK USK. Acara juga disiarkan secara langsung melalui Zoom meeting dan kanal Youtube FK-KMK Official.

s3 aceh 1

Kegiatan dibuka dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Sambutan Alumni Program Studi Doktor FK-KMK UGM/ Ketua Program Studi Doktor FK USK yakni Prof. Dr. dr. Herlina Dimiati, Sp.A(K) yang menyampaikan harapan untuk perbaikan prodi doktoral di FK USK dan kolaborasi riset seperti yang menjadi impian para guru besar baik FK-KMK UGM dan FK USK. Sambutan juga disampaikan oleh Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama yang menekankan pentingnya kolaborasi untuk knowledge management terutama di bidang manajemen bencana kesehatan.

Selanjutnya, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., Ph.D memberikan pengantar kegiatan dengan judul “Kontribusi Riset Manajemen Bencana dan Dampaknya di Sektor Kesehatan”. Meski terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan riset manajemen bencana kesehatan, sejak tahun 1976 hingga 2023 ditemukan pertumbuhan riset yang menjanjikan di bidang ini. Melalui sains, dapat memberi manfaat jangka panjang, kolaborasi interdisipliner, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam fase mitigasi hingga rehabilitasi dalam bencana kesehatan.

Memasuki agenda pertama, yakni diskusi panel dengan tajuk “Riset di bidang Kesehatan Masyarakat dan Kebijakan Manajemen Kesehatan dan Gizi serta Dampaknya untuk Kebijakan Publik”. Sesi ini dipandu oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. Sebagai narasumber antara lain Prof. dr. Azharuddin, Sp.OT(K)Spine, FICS. yang membahas “Kesiapan Rumah Sakit dalam Menghadapi Bencana Internal dan Eksternal”; Prof. Dr. dr. Sulaiman Yusuf, Sp.A(K). tentang “Imunisasi Anak Pada Saat Bencana”; Prof. Dr. dr. Rajuddin, Sp.OG(K)Fer mengenai “Kesehatan Reproduksi Saat Bencana”; dan Prof. Dr. dr. M. Yani, M.Kes., Sp.KKLP. mengenai “Ide-ide, Topik Riset Kesehatan Masyarakat” khususnya mengenai Jaminan Kesehatan Nasional.

Berikutnya, diskusi panel berjudul “Riset di Bidang Keperawatan dan Pendidikan Kedokteran-Kesehatan serta Dampaknya bagi Kebijakan Publik” dengan moderator Dr. Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes. Sesi ini dibersamai oleh empat narasumber antara lain Prof. Dr. Hajjul Kamil, S.Kp., M.Kep tentang “Kepemimpinan Perawat dalam Manajemen Bencana”; Dr. Ns. Wirda Hayati, M.Kep. mengenai “Pendidikan dan Kesiapsiagaan Bencana oleh Perawat Komunitas”; dan Prof. Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F(K)., Dipl.BE tentang “Aspek Etik dalam Penanggulangan Bencana”.

Sesi ketiga, dipimpin oleh Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K) dengan judul topik “Riset di Bidang Biomedis dan Klinis, serta Keterkaitannya dengan Kebijakan Publik”. Sesi ini mengundang narasumber antara lain Prof. Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, Sp.PD-KPTI dengan materi “Emerging and Re-Emerging Infectious Disease : The Role of Clinical Research, Laboratory in Early Diagnosis and Its Prevention”; dr. Harapan, DTM&H, M.Infect.Dis., Ph.D tentang “Infectious Disease Research: What Have Been Done and What Need to Be Done?”; Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD-KGH dengan materi “Disaster Preparedness for Haemodialysis Patients”; dan Prof. Dr. dr. Dessy Rahmawati Emeril, Sp.S dengan materi “Regenerative Medicine for Pain Management”.

Sesi terakhir dengan topik “Pengembangan Agenda Riset Bersama (UGM-USK) untuk Sistem Kesehatan dan Bencana berdasarkan UU Kesehatan 2023” menjadi penutup rangkaian disusi riset dengan dipandu oleh Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., MSi. Pemateri di sesi ini antara lain Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D dengan judul materi “Pengembangan Agenda Riset Bersama (UGM-USK) untuk Sistem Kesehatan dan Bencana berdasarkan UU Kesehatan 2023”; Prof. Dr. dr. Herlina Dimiati, Sp.A(K) mengenai “Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FK USK”; Prof. Dr. dr. Syahrul, Sp.S(K) mengenai “Manajemen Pendidikan dan Sumber Daya Manusia”; serta dr. Nelly Marisa, M.Biomed mengenai “Bagaimana Upaya Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banda Aceh dalam Mendukung Riset S3”.

Di akhir acara, Prof. Adi Utarini menyampaikan penutup mengenai pengembangan agenda riset S3 kerjasama antara UGM dan USK. Prof. Adi Utarini menyampaikan bagaimana acara ini dapat berlangsung dan dukungan berbagai pihak. Dari diskusi ini, ditemukan ide-ide awal yang dapat dikembangkan menjadi riset S3 dan harapannya tindak lanjut dari diskusi dapat direalisasikan dan kerjasama diteruskan antara UGM dan USK.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati (PKMK UGM)

Reportase

Training Public Health Emergency"


11-12 Desember 2024

unhan mbk 1

PKMK-Bogor. National Critical Care and Trauma Response Centre (NCCTRC), sebuah lembaga kesiapsiagaan bencana di bawah Pemerintah Australia bekerja sama dengan MULTHEOR (Multi Country Training and Knowledge Hub for Health Emergency Operational Readiness) Universitas Pertahanan Indonesia mengadakan pelatihan bertajuk “Training Public Health Emergency” pada 11-12 Desember 2024 bertempat di Aula Serbaguna Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan RI. Kegiatan ini diikuti oleh 24 partisipan yang berasal dari Unhan RI, Kementerian Pertahanan RI, Kementerian Kesehatan RI, Pusat Kesehatan TNI AD/AL/AU, RSAL Ramelan Surabaya, FKM UI, Fakultas Farmasi UI, RSCM dr. Tjipto Mangunkusumo, Universitas Gadjah Mada, dan BRIN. Sebagai fasilitator kegiatan selama 2 hari adalah Maya Cherian (NCCTRC), Marion (University of Melbourne), Dr. dr. M. Wawan Mulyawan, Sp.BS (FK UI), dan dr. Arief Rachman, Sp.Rad (MER-C Indonesia). Peneliti PKMK FK-KMK UGM, dr. Alif Indira Larasati mewakili Universitas Gadjah Mada dalam kegiatan tersebut sebagai peserta.

Hari 1

Hari pertama kegiatan diawali dengan pembukaan yang dilaksanakan di Aula Serbaguna Lantai 2 Gedung Auditorium Fakultas Farmasi Milier Unhan RI. Sambutan diberikan oleh Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, MS. selaku Kepala Multheor Indonesia dan Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI. Yahdiana menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil dari penandatanganan kerjasama antara NCCTRC dan Multheor Indonesia untuk memperkuat kapasitas penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat melalui pertukaran pengetahuan, teknologi, dan pengalaman praktis. Sambutan juga diberikan oleh Maya Cherian selaku koordinator pelatihan dari NCCTRC yang menyampaikan pentingnya kolaborasi global dalam menangani kedaruratan kesehatan. Kegiatan kemudian dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Pertahanan Indonesia Letjen TNI (Purn) Dr. Jonni Mahroza, SIP., MA., M.Sc., Ph.D.

unhan mbk 1

Selanjutnya, kegiatan dilaksanakan di lantai 1 ruang kelas FFM Unhan RI. Materi pertama yang disampaikan bertajuk “Introduction to Health Emergencies, global and local disaster landscape” yang membahas mengenai pengertian dan konsep kesehatan masyarakat dan kegawatdaruratan kesehatan berdasarkan definisi WHO, serta profil situasi wabah dan kegawatdaruratan di dunia dan di Indonesia. Materi kedua dibahas mengenai siklus kegawatdaruratan kesehatan masyarakat, pentingnya melakukan analisis risiko, dampak dari bencana dan krisis kesehatan, dan prioritas kesiapsiagaan negara berdasarkan WHO HEPR 2025-2029. Setelah sesi istirahat, materi dilanjutkan dengan pengenalan mengenai WHO IHR (International Health Regulation) 2005 yang di dalamnya mengatur mengenai standar, definisi, dan protap dalam menghadapi PHEIC (Public Health Emergency of International Concerns). Setelah memahami regulasi di tingkat dunia, disampaikan juga materi regulasi sistem kesehatan, kedaruratan, bencana, dan krisis kesehatan di Indonesia berdasarkan peraturan-peraturan yang ada. Sesi pagi hari ditutup dengan penyampaian materi mengenai komunikasi dalam kegawatdaruratan kesehatan masyarakat.

unhan mbk

Selepas istirahat siang, sesi materi dilanjutkan dengan penyampaian mengenai GHSA (Global Health Security Agenda) dan JEE (Joint External Evaluation) sebagai bagian tak terpisahkan antara indikator yang telah disepakati dunia untuk memperkuat ketahanan global dan membantu mencapai serta menjalankan amanah di dalam IHR. JEE sendiri hadir sebagai wadah untuk mengevaluasi capaian terhadap GHSA yang bersifat sukarela. Sesi latihan berikutnya ialah table-top exercise dengan kasus suspek Avian Influenza di area Jawa Tengah, Indonesia. Dari 24 partisipan dibagi menjadi 4 kelompok kecil berdasarkan siklus kegawatdaruratan kesehatan masyarakat, yakni fase prevensi, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan. Di dalam sesi simulasi, dilakukan pemetaan terhadap badan, institusi, organisasi yang terlibat di dalam kegiatan. Kemudian, dipetakan pula siapa yang terlibat di dalam masing-masing fase bencana, alur koordinasi, dan prioritas yang akan dilaksanakan dalam masing-masing fase kegawatdaruratan kesehatan masyarakat.

Kegiatan hari pertama diakhiri dengan wrap up, penyampaian masukan dan evaluasi dari masing-masing fasilitator, dan hasil observasi dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI.

Reporter: dr. Alif Indira Larasati.

 

Reportase

Webinar Konsepsi Manajemen Bencana Kesehatan Dan Implementasi Dalam Kurikulum Pendidikan Bagi Calon Tenaga Kesehatan

Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

26 Oktober 2024


PKMK-Yogyakarta. Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana sehingga memiliki posisi yang penting untuk memperdalam dan mempersiapkan diri menghadapi segala ancaman yang ada. Pemahaman mengenai manajemen penanganan bencana sektor kesehatan masih menghadapi banyak tantangan, tidak hanya berasal dari internal sektor kesehatan dalam memandang penanganan bencana, tetapi juga dari luar sektor kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan dan bencana kesehatan. Pada kesempatan ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM bekerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan Webinar “Konsepsi Manajemen Bencana Kesehatan dan Implementasi dalam Kurikulum Pendidikan bagi Calon Tenaga Kesehatan” pada Sabtu, 26 Oktober 2024 yang dilaksanakan secara daring. Pelatihan ini diikuti oleh 55 orang peserta yang berasa dari akademisi, baik dosen maupun tenaga kependidikan di Poltekkes wilayah lain dan institusi pendidikan lainnya.

hdp poltekkes iswanto

Kegiatan dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes., selaku konsultan Divisi Manajemen Bencana Kesehatan yang menyampaikan terima kasih kepada peserta yang menghadiri kegiatan hari ini. Kemudian Bella juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap konsep dan isu yang esensial dan penting dalam memahami Disaster Health Management (DHM) dalam konsep dan implementasinya di dalam kurikulum pendidikan bagi calon tenaga kesehatan.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Iswanto, S.Pd., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada PKMK FK-KMK UGM karena sudah bekerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dalam penyelenggaraan kegiatan webinar kali ini. Kemudian Iswanto juga menyampaikan pentingnya institusi dan calon tenaga kesehatan dalam hal ini mahasiswa untuk mengetahui bagaimana konsep dari Disaster Health Management (DHM). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dalam hal ini sudah beberapa kali menyelenggarakan simulasi tim tenaga cadangan kesehatan pada saat terjadi bencana.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi yang dipandu oleh dr. Alif Indiralarasati selaku moderator.

hdp poltekkes bellaMateri pertama disampaikan oleh Bella dengan judul “Konsep Disaster Logic Model dan All Hazard Approach”. Indonesia merupakan wilayah yang memiliki risiko bencana tinggi, baik bencana alam, non-alam, maupun bencana sosial sehingga diperlukan manajemen bencana yang baik untuk mengurangi risiko yang dapat terjadi. Disaster Logic Model (DLM) memetakan hubungan antara input, proses, output, dan outcome untuk mengkomunikasikan tujuan dan sasaran implementasi dan evaluasi program dengan alur perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Selanjutnya dalam penerapan manajemen bencana terdiri dari fase pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Pada masa pra-bencana dilakukan mitigasi dan preparedness yang bertujuan untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan mengurangi risiko serta meningkatkan kapasitas. Pada saat bencana dilakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan segera untuk mengatasi dampak negatif dari bencana tersebut yang bertujuan untuk mencegah kesakitan dan kecacatan. Pada masa pasca-bencana dilakukan proses pemulihan darurat untuk memfungsikan kembali infrastruktur dan fasilitas layanan konseling yang bertujuan mengembalikan area yang terkena dampak ke kondisi sebelumnya.

hdp poltekkes hendroMateri kedua disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD dengan judul “Pengorganisasian

dalam Incident Command System (ICS)”. Incident Command System adalah struktur pengorganisasian ketika terjadi bencana. Susunan sistem komando ini terdiri atas komandan, operasional, perencanaan, logistik, serta administrasi dan keuangan. Tujuan dari ICS ini adalah membagi habis tugas tiap personil yang ada, kejelasan alur komando ketika terjadi bencana, serta memungkinkan adanya pengembangan organisasi bila diperlukan. Selain itu sistem komando ini bukan organisasi baru yang dibentuk melainkan pengembangan dari organisasi yang sudah ada seusai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ICS merupakan sebuah sistem dalam keadaan darurat yang memenuhi persyaratan tertentu dimana tidak sama dengan situasi normal.

hdp poltekkes gdeMateri ketiga disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Manajemen SDM Kesehatan & Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Bencana kesehatan”. Ketika terjadi bencana sering terjadi permasalahan SDM kesehatan dimana mahasiswa atau tenaga kesehatan yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan manajemen bencana akan merasa kebingungan saat menghadapi situasi saat bencana. Terdapat teori dan pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan penanggulangan bencana kesehatan, contohnya disaster risk reduction, disaster management cycle, serta regulasi penanggulangan krisis kesehatan. Indonesia memiliki mekanisme Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang bertugas menjadi bantuan tenaga Emergency Medical Team (EMT). Terdapat standar pembinaan Tenaga Cadangan Kesehatan - Emergency Medical Team (TCK-EMT) yang dikeluarkan oleh pusat krisis sebagai standar yang harus dimiliki setiap tenaga cadangan kesehatan sesuai level yang ditetapkan dimana terbagi menjadi kompetensi inti, penunjang, dan khusus.

hdp poltekkes yuliastiMateri keempat dan kelima disampaikan oleh Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST., MPH. dan Ns. Maryana, S.SiT., S.Psi., S.Kep., M.Kep. dengan judul “Roadmap Mata Kuliah PKKB di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta” dan “Pengembangan Praktik Simulasi Bencana dengan Pendekatan IPE”. Pada kedua materi ini disampaikan bahwa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta telah melakukan penyusunan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) mengenai penerapan PKKB sebanyak 2 SKS berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Mata Kuliah Penanggulangan Krisis Kesehatan pada Bencana di Lingkungan Poltekkes Kemenkes. Dalam pelaksanaan PPKB, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menggunakan pendekatan IPE antara berbagai profesi yang ada di lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Sudah dilakukan implementasi PKKB dengan pendekatan IPE dalam 2 tahun terakhir berupa simulasi yang dilakukan baik secara luring maupun daring.

hdp poltekkes maryanaSelama sesi penyampaian materi, peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan. Peserta tampak antusias dan aktif ketika sesi diskusi berlangsung. Minat partisipan yang tinggi dalam memahami teori manajemen bencana kesehatan dan penerapannya di dalam kurikulum menjadi alasan utama dihadirkannya webinar ini. Ke depan, PKMK UGM berharap implementasi kurikulum bencana bisa lebih implementatif dan diterapkan lebih luas lagi di berbagai institusi pendidikan di Indonesia, tidak hanya di Poltekkes.

Reporter: dr. Muhammad Alif Seswandhana (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

Reportase

Pelatihan Manajemen Emergency Medical Team (EMT) Batch 2

Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM


9 Oktober 2024

emt b2 1 

PKMK-Yogyakarta. Emergency Medical TEAM (EMT) merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penanggulangan bencana. Pada kesempatan kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM melaksanakan Pelatihan Manajemen Emergency Medical Team (EMT) Batch 2 pada Selasa-Rabu, 9-10 Oktober 2024 yang dilaksanakan secara hybrid. Pelatihan ini diikuti oleh 13 rumah sakit yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu RS Bethesda, RS Akademik UGM, RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, RS Panti Rapih, RSUD Nyi Ageng Serang, RS Panti Nugroho, RSUD Prambanan, RS Pratama, RS Saras Adyatma, RS Santa Elisabeth, RS Saptosari, RS Rizki Amalia, dan RS PKU Muhammadiyah Wonosari.

 emt b2 2Kegiatan pada hari pertama dibuka oleh dr. Alif Indiralarasati selaku moderator. Sebelum sesi materi dimulai, kegiatan diawali dengan pengantar yang disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, SKM, M.P.H., selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK yang menyampaikan ucapan terima kasih seluruh peserta perwakilan dari rumah sakit yang hadir dalam kesempatan kali ini. PKMK FK-KMK UGM merupakan pusat studi yang bergerak dalam melakukan peningkatan kapasitas berupa pelatihan, pendampingan, serta advokasi kepada pemangku kebijakan, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan merupakan salah satu divisi yang ada di PKMK FK-KMK UGM dengan fokus sebagai tim ahli manajemen penanggulangan bencana kesehatan. Happy menutup pengantar kegiatan dengan menyampaikan bahwa beliau berharap dari kegiatan ini menjadi media dalam menyusun, melakukan manajemen, dan mengoperasionalisasikan tim EMT dari masing-masing rumah sakit sehingga dapat bekerja secara optimal ketika terjadi bencana.

emt b2 2Kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi. Materi pertama disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, SKM, M.P.H. dengan judul “Gambaran Pos Klaster Kesehatan/HEOC”. Klaster kesehatan adalah kelompok pelaku penanggulangan krisis kesehatan yang memiliki kompetensi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sedangkan Health Emergency Operation Center (HEOC) adalah operasionalisasi dari klaster kesehatan ketika masa tanggap darurat bencana. Fungsi HEOC memberikan pelayanan dan perlindungan kesehatan pada masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis kesehatan. EMT merupakan bagian dari HEOC dan bertugas memberikan pelayanan kesehatan untuk memperkuat sistem dan pelayanan kesehatan di daerah terdampak dan membantu percepatan pemulihan sistem kesehatan yang ada. Ibu Happy juga menyampaikan tim EMT terdiri dari berbagai tenaga profesional di bidang kesehatan. Tim EMT yang hadir di lokasi bencana harus mengikuti alur dan juga melaksanakan peran sesuai dengan tipe EMT dari tim tersebut.

emt b2 2Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. dengan judul “Pengorganisasian Internal EMT dan Relawan Kesehatan”. Relawan kesehatan memiliki peran baik ketika masa pra bencana berupa pelatihan dan persiapan logistik, ketika masa tanggap darurat berupa pelayanan dan need assessment, pasca bencana, masa pemantauan dan evaluasi. EMT dibedakan berdasarkan tipe yang dimiliki, antara lain tipe 1 bergerak (mobile), tipe 1 menetap (fixed), tipe 2, tipe 3, dan specialized cell. Dalam operasionalisasi tim EMT, diperlukan sebuah struktur sehingga dapat melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik. Sistem pengorganisasian yang diterapkan dapat mengacu pada Incident Command System (ICS) dan disesuaikan dengan kebutuhan personil EMT dan tipe EMT yang akan diterapkan. Sistem pengorganisasian ini menjadi penting untuk disiapkan agar dapat menjamin kemandirian tim, keberhasilan selama masa penugasan, dan keamanan selama berada di lapangan.

emtMateri ketiga disampaikan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH dengan judul “Formulir EMT dan Penggunaannya”. Pada materi ini disampaikan bahwa sebelum tim EMT berangkat, diperlukan persiapan salah satunya persiapan administrasi berupa formulir-formulir seperti; form kedatangan, form laporan harian, dan form laporan kepulangan. Formulir-formulir tersebut memiliki tujuan untuk menjadi standar pelayanan kesehatan untuk korban dan masyarakat terdampak, menjamin keamanan dan keselamatan tim dalam menjalankan tugas, serta memberikan informasi yang tepat untuk analisis strategi operasi harian selama masa tanggap darurat. Selanjutnya Ibu Madelina menyampaikan apa saja bagian dan bagaimana cara mengisi formulir-formulir tersebut.

 

Materi keempat disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. dengan judul “Persiapan Keberangkatan, Perencanaan Logistik dan Keselamatan”. Dalam penerjunan tim EMT diperlukan persiapan yang matang sehingga kinerja, keselamatan, dan keamanan tim selama melaksanakan tugas bisa tetap optimal. Persiapan perlu dilakukan dimulai dari kesiapan administrasi, perencanaan, tugas dari tiap personil, dan formulir. Selain itu, diperlukan adanya kejelasan dari situasi terkini di lokasi bencana, akomodasi di lokasi, transportasi, rencana kerja, dan pendanaan sehingga tim dapat mempersiapkan diri dengan baik. Kemudian Bella juga menyampaikan bahwa persiapan logistik harus dibedakan antara kebutuhan individu, kebutuhan tim, dan kebutuhan operasional. Selama masa pra krisis juga diperlukan adanya persiapan, seperti peningkatan kompetensi berupa pelatihan baik klinis maupun non-klinis, fasilitas keberangkatan, dan mempersiapkan mental anggota tim agar tetap termotivasi.

 

emt b2 2Materi kelima dan keenam disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Rapid Health Assessment (RHA) EMT” dan “Peta Respon”. Pada materi ini disampaikan mengenai latar belakang dan tujuan dibuatnya Rapid Health Assessment (RHA). RHA penting untuk dilakukan agar dapat menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana. Kemudian Gde juga menyampaikan peta respon yang merupakan gambaran tingkat risiko bencana suatu daerah secara spasial dan non spasial berdasarkan kajian isiko Bbencana suatu daerah. Pada materi ini dijelaskan secara detail komponen apa saja dan bagaimana cara membuat peta respon.

 

 

Reportase

Finalisasi Pendampingan Penyusunan “Dinkes Disaster Plan” Kabupaten Magelang


Selasa, 8 Oktober 2024

PKMK-Magelang. Konsultan dan peneliti divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM kembali melakukan finalisasi pendampingan penyusunan dokumen Dinas Kesehatan Disaster Plan milik Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Kegiatan ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan pendampingan penyusunan dokumen yang telah berjalan sejak awal 2024. Kali ini, kegiatan finalisasi dilaksanakan di Hotel Grand Armada Town Square (Artos) pada Selasa, 8 Oktober 2024.

DDP magelang 9 1

Dok. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Kegiatan diawali dengan menilik kembali dokumen yang telah disusun oleh tim penyusun Dinkes Disaster Plan yang terdiri dari jajaran masing-masing bidang di dinas kesehatan dan lintas sektor, termasuk LSM. Kegiatan pertama dipimpin oleh dr. Alif Indiralarasati. Dalam sesi ini disampaikan komponen-komponen yang perlu diperbaiki dan dilengkapi kembali. Selanjutnya, tim penyusun yang hadir dibagi menjadi empat kelompok untuk menyelesaikan komponen-komponen yang mendapatkan masukan dari hasil ulasan para konsultan.

DDP magelang 9 2

Dok. PKMK FK-KMK UGM

Untuk membantu proses perbaikan, tim penyusun mendapatkan penjelasan singkat dan fasilitasi langsung dari para konsultan. Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid memberikan penjelasan mengenai kapasitas maksimum, dasar perhitungan yang dipergunakan, dan sekaligus memfasilitasi kelompok dalam menyelesaikan perhitungan komponen ini. Konsultan PKMK lainnya yang turut hadir secara daring, dr. Bella Donna, M.Kes, memberikan masukan dan koreksi mengenai struktur organisasi klaster kesehatan dan HEOC sekaligus memfasilitasi proses perbaikan struktur sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2019. Kemudian, Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH membantu proses perbaikan tupoksi sesuai struktur yang telah diperbaharui.

Di akhir sesi, dipimpin oleh Happy, dilakukan pembahasan mendetil dari SOP yang telah disusun. Namun, karena keterbatasan waktu, belum seluruh SOP dapat diulas. Namun, beberapa poin rencana tindak lanjut telah disepakati bersama. Pertama, tim penyusun berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan dokumen hingga dokumen utuh dan siap untuk disahkan oleh pejabat setempat. Setelah disahkan, tim penyusun akan melakukan sosialisasi dokumen kepada pihak-pihak terkait, lintas program dan lintas sektor. Pada periode selanjutnya, direncanakan pula untuk menguji operasionalisasi dokumen dengan mengadakan simulasi. Dengan ditentukannya rencana tindak lanjut, maka proses finalisasi pendampingan penyusunan dokumen di Kabupaten Magelang oleh PKMK FK-KMK UGM bekerja sama dengan Pokja Bencana FK-KMK UGM dinyatakan selesai. Namun, para konsultan tidak menutup kanal komunikasi. Jika tim penyusun masih ingin berkoordinasi, berkonsultasi, dan berkolaborasi, maka para konsultan siap menerima permintaan tersebut.

Reporter: dr. Alif Indiralarasati