logo2

ugm-logo

Blog

Taiwan sigap menghadapi gempa – Pelajaran apa yang bisa dipetik Indonesia?

Gempa bukanlah hal yang yang asing bagi Taiwan mengingat letaknya yang di dekat pertemuan dua lempeng tektonik. Namun, Taiwan justru banyak dipuji karena mampu memitigasi bencana alam tersebut. Apa yang bisa ditiru Indonesia – yang juga rawan gempa – dari Taiwan?

Indra Putra Taufani, 41 tahun, yang tengah menekuni studi S3 di Hualien dan bekerja paruh waktu di laboratorium Hualien Tzu Chi Hospital baru saja hendak menaiki lift menuju tempat kerjanya di lantai sembilan saat gempa mulai mengguncang pada Rabu (03/04).

Pria asal Yogyakarta itu sudah tinggal di Taiwan sejak 2018. Jadi, baginya gempa adalah hal biasa.

“Patokan saya adalah orang Taiwan. Kalau mereka lari, saya ikut lari,” ujar Indra kepada wartawan Amahl Azwar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia via sambungan telepon, Kamis (04/04).

Begitu Indra melihat orang-orang Taiwan mulai berebut lari keluar rumah sakit, dia pun ikut kabur. Di luar gedung, Indra melihat banyak fasilitas yang rusak seperti hidran air yang bocor.

Walau tetap waspada karena sempat ada tremor susulan, Indra memuji mitigasi bencana di Taiwan. Dari beberapa gempa besar yang dialami di negara itu, tampak “prosedur standar penanganan gempa dilakukan dengan baik” di fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, dan perkantoran.

“Orang-orang dan anak-anak tidak panik dan segera berkumpul di titik kumpul sampai dinyatakan aman,” ujar Indra yang sebelumnya tinggal di Taichung sebelum pindah ke Hualien tiga tahun silam.

“Sistem peringatan dini juga sangat bagus. Bahkan saya pernah mendapatkan peringatan dini beberapa detik sebelum gempa besar terjadi. Artinya sistem bekerja cukup cepat,” aku Indra.

Indra juga memuji penanggulangan gempa dari otoritas Taiwan. Dia bercerita betapa helikopter-helikopter dari regu penyelamat langsung terbang mengevaluasi keadaan pascagempa.

Felix, 25 tahun, seorang WNI yang bekerja sebagai staf teknis di Kota Taoyuan – sekitar 3,5 jam berkendara dari Hualien – juga kaget dengan gempa tersebut meski posisinya jauh.

“Ini gempa terdahsyat selama lima tahun berada di Taiwan,” ujarnya.

Felix mengaku sedang rehat di asramanya karena Rabu (03/04) adalah jadwal liburnya. Dia mengaku mendapat notifikasi peringatan bahwa gempa berpotensi menimbulkan tsunami dan warga diimbau mengungsi ke shelter atau bunker terdekat

“Beberapa barang saya ikut berjatuhan ke lantai karena guncangan gempa,” ujar Felix.

“Jadi was-was juga karena diinfokan bakal ada gempa susulan untuk tiga sampai empat hari ke depan.”

Meski begitu, senada dengan Indra, Felix memuji sistem penanganan gempa di Taiwan. Menurutnya, otoritas di Taiwan memberikan subsidi bagi warga yang mau memeriksa ulang ketahanan bangunan dari guncangan gempa.

Selain itu, sistem peringatan dini di Taiwan dihubungkan penyedia layanan telekomunikasi ke telepon genggam warga.

“Kayaknya Indonesia harus benar-benar mencontoh [Taiwan],” ujarnya.

Gempa yang melanda pantai timur Taiwan pada Rabu (03/04) pada pukul 07.58 waktu setempat dengan kekuatan 7,4 skala Richter adalah yang paling kuat dalam seperempat abad terakhir.

Setidaknya sembilan orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Meski sejumlah gedung di Hualien rusak, tetapi dampaknya di ibu kota Taipei cenderung minim.

Banyak pakar memuji kesiapsiagaan gempa yang luar biasa di Taiwan mengingat dampak bencana tersebut terhadap 23 juta penduduk pulau ini relatif bisa ditekan.

“Kesiapan gempa Taiwan adalah salah satu yang paling maju di dunia,” ujar Stephen Gao, pakar seismologi yang juga profesor di Missouri University of Science and Technology.

Sebagai perbandingan, di Indonesia, gempa seperti yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada November 2022 dengan potensi magnitudo 6,7 menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Apa yang bisa Indonesia – negara yang juga rawan gempa – pelajari dari Taiwan?

Mengapa Taiwan rawan gempa?

Taiwan terletak di sepanjang "Cincin Api" Pasifik – barisan patahan seismik yang mengelilingi Samudra Pasifik, tempat terjadinya sebagian besar gempa bumi dunia.

Wilayah ini sangat rentan terhadap gempa bumi karena tekanan yang terakumulasi dari interaksi dua lempeng tektonik: Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Eurasia, seperti dilansir kantor berita Associated Press.

Pergerakan kedua lempeng ini dapat menyebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi.

Sebagian besar daratan Taiwan yang rentan akan gempa juga terpusat di sepanjang pesisir timur – sebagian besar terdiri dari pedesaan yang penduduknya jarang. Di sisi lain, wilayah ini juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dengan pegunungan yang terjal dan resor pemandian air panas.

Bentang alam pegunungan di Taiwan dapat memperbesar guncangan tanah sehingga menyebabkan longsor.

Beberapa longsor seperti itu terjadi di dekat episentrum gempa bumi, tidak jauh dari Hualien, pada Rabu (03/04) . Reruntuhan menimpa terowongan dan jalan raya, menghancurkan kendaraan dan menewaskan beberapa orang.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, Taiwan dan perairan di sekitarnya tercatat mengalami 2.000 gempa dengan magnitudo setidaknya 4,0 sejak 1980. Setidaknya 100 gempa berkekuatan magnitudo di atas 5,5 terjadi pada periode ini.

Bagaimana Taiwan belajar dari Gempa 1999?

Pada 21 September 1999, gempa sebesar 7,3 magnitudo menewaskan 2.415 orang, melukai lebih dari 10.000 lainnya, dan meruntuhkan lebih dari 100.000 rumah.

Pusat gempa berada di Taiwan tengah di sepanjang pantai barat dekat Nantou dan Taichung. Bencana alam itu mengeklaim jumlah korban jiwa paling besar di Taiwan sejak Perang Dunia II – banyak orang Taiwan masih terpatri pada memori naas itu.

Bisa dibilang Gempa 1999 adalah “alarm” bagi Taiwan. Gempa yang lazim disebut “Gempa 921” – karena terjadi pada 21 September – memicu otoritas setempat merevisi aturan pembangunan gedung supaya tahan guncangan sekaligus memperkuat undang-undang penanggulangan bencana.

Daniel Aldrich, profesor bidang ilmu politik dan kebijakan publik di Northeastern University, mengatakan Gempa 1999 membuat pemerintahan Taiwan mereformasi sistem tanggap darurat dan mitigasi bencana.

“Banyak pengamat mengkritik respons Taiwan pada gempa 21 September 1999 karena kala itu butuh waktu berjam-jam bagi tim SAR untuk datang dan anggota regu dinilai kurang latihan. Koordinasi juga buruk,” ujar Aldrich.

“Saya rasa kita tengah melihat hasil [perbaikan mitigasi Taiwan] melalui gempa terakhir ini.”

Setiap 21 September, seluruh penduduk Taiwan melakukan simulasi bencana dan mengirimkan pesan-pesan peringatan gempa atau tsunami ke ponsel-ponsel warga. Berbagai sekolah dan perkantoran di penjuru Taiwan juga melakukan latihan keselamatan.

Media publik dan telepon genggam juga secara rutin memberitahu pengguna tentang gempa dan tips keselamatan.

Wu Yi-min, seorang profesor di Universitas Nasional Taiwan, mengatakan dalam dua dekade terakhir masyarakat bisa memperoleh notifikasi gempa dalam waktu 15 detik setelah gempa terjadi.

Salah satu yang menjadi pujian pakar terhadap Taiwan adalah otoritas senantiasa terus memperbarui level ketahanan gempa bagi bangunan baru dan lama meski ini bisa meningkatkan biaya konstruksi.

Taiwan pun menawarkan subsidi bagi para warga yang mau mengecek ketahanan gempa gedung mereka.

Taiwan juga tidak jera menghukum mereka yang melanggar.

Menyusul gempa di Tainan di barat daya Taiwan tahun 2016 yang menewaskan sedikitnya 100 orang, Taiwan memenjarakan lima orang karena mengabaikan ketahanan gempa gedung apartemen 17 lantai.

Puluhan orang tewas di gedung itu – satu-satunya gedung tinggi yang runtuh.

 

Sesiap apa Taiwan dalam menghadapi gempa?

Selang 20 tahun setelah Gempa 1999 terjadi, surat kabar Taiwan United Daily News, mengutip Pusat Seismologi Nasional Taiwan yang memperkirakan apabila gempa itu terjadi pada 2019, jumlah kematiannya bisa mencapai 3.564 orang dan rumah yang runtuh bisa mencapai 32.775 unit.

Donna Wu, wakil direktur cabang Hualien untuk The Mustard Seed Mission, sebuah yayasan amal Kristen, mengatakan penduduk setempat belajar betul dari gempa berkekuatan 6,4 magnitudo yang melanda Hualien pada 2018.

“Saat itu tugas-tugas tidak terkoordinasi dan semua orang melakukan hal yang sama,” ujar Donna seperti dikutip Reuters.

“Kali ini, setiap grup punya tugas berbeda.”

Kota-kota dan distrik di Taiwan juga dilengkapi dengan regu penyelamat yang siap siaga 24 jam – untuk bencana apa pun.

Sebagai contoh, kurang dari sejam setelah gempa melanda pada Rabu (03/04), otoritas di Kaohsiung, kota di bagian selatan, mengirim tim ke Hualien.

Konteks lain yang bisa dilihat di sini adalah fakta bahwa Taiwan juga punya sistem darurat kalau-kalau China menyerang mereka.

Sistem peringatan dini untuk gempa di Taiwan juga merupakan sistem yang akan dipakai Taiwan apabila ada serangan udara dari China.

 

Pelajaran apa yang bisa dipetik Indonesia dari Taiwan?

Meski begitu, di Indonesia, dia mengatakan masih ada kasus ketika gempa yang kekuatannya tidak terlalu besar “masih mengakibatkan kerusakan yang signifikan”.

“Misalnya seperti [gempa] di Cianjur [pada 2022],” ujarnya.

Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur pada November 2022 menewaskan setidaknya 300 orang, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Irwan menyebut mengapa Taiwan relatif lebih siap menghadapi gempa bumi adalah akibat beberapa rangkaian gempa di masa lalu. Di sisi lain, dia menekankan bahwa Indonesia “jauh lebih besar” dari segi luas wilayah dibanding Taiwan.

Menurut Irwan, peta gempa Indonesia terakhir diperbarui tahun 2019 dan kini sedang dalam proses pembaruan dengan menambahkan sumber gempa.

“Untuk Taiwan, sumber gempa di daratan mereka jumlahnya kira-kira 38 sampai 40. Di Indonesia angkanya mungkin mendekati 400. Jadi skala area kita dan skala persoalan kita memang jauh lebih kompleks,” ujarnya.

“Untuk itu maka keterlibatan seluruh stakeholders menjadi sangat penting.”

Irwan juga mencatat pentingnya Indonesia untuk membangun kapasitas riset untuk menganalisis sumber-sumber gempa juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan pejabat publik.

Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Iswandi Imran, menyoroti bangunan rakyat.

"Di [Indonesia] ini kan selalu saja setiap ada gempa yang paling banyak menderita kan sebenarnya bangunan rumah rakyat - yang umumnya berupa bangunan nir-rekayasa atau non-engineered,” ujarnya.

“Nah, ini memang yang paling urgent untuk segera ditangani. Yang paling mendesak tentu saja adalah bangunan-bangunan masyarakat yang berada di wilayah yang tingkat kerawanan gempanya paling tinggi.”

Selain itu, Iswandi menambahkan pentingnya mengembangkan peta risiko bencana gempa di daerah-daerah rawan gempa untuk berbagai skenario gempa yang mungkin.

“Setelah itu teridentifikasi, baru dibuat program untuk penguatan atau retrofit atau rehabilitasi seismik, terutama pada bangunan-bangunan non-engineered yang berada di wilayah tersebut,” ujarnya.

“Itu yang mungkin paling utama karena berdasarkan catatan yang ada sejauh ini, seperti gempa Cianjur, justru yang banyak menderita kerusakan saat terjadi gempa adalah bangunan rakyat, yaitu rumah. “

Di sisi lain, Prof Iswandi juga menyoroti bangunan-bangunan yang sudah ada dan dirancang dengan menggunakan ketentuan tahan gempa yang lama.

"Di Taiwan setelah Gempa [1999], banyak sekali bangunan sekolah yang dilakukan penguatan-penguatan untuk memberikan kemampuan yang lebih baik kalau gempa terjadi lagi. Nah, di aspek ini yang kita masih kurang.

“Kurangnya kenapa? Kita ini perlu dana yang besar - untuk penguatan bangunan-bangunan yang ada. Nah itu yang menjadi pekerjaan rumah kita. Itu melibatkan dana yang tidak sedikit,” tandasnya.

Dilansir Kompas, Guru Besar Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia, Sarwidi, yang juga pakar bangunan tahan gempa, menyebut dalam survei yang dilakukannya di beberapa daerah bahwa bangunan rakyat yang memenuhi standar bangunan tahan gempa baru sekitar sepertiga dari keseluruhan rumah.

Riset yang dilakukan ahli bangunan aman gempa, Teddy Boen, pada 2015 memperlihatkan bahwa dari 30,2 juta rumah penduduk di perkotaan, sebanyak 81 persennya berada di zona gempa kuat.

Sementara dari 30,8 juta rumah di pedesaan yang berada di zona gempa kuat sebesar 85 persen.

Bangunan di zona gempa ini, terutama rumah rakyat, baik di pedesaan maupun perkotaan, umumnya belum mengikuti standar aman gempa.

Meski pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bangunan tahan gempa yang diperbarui tahun 2019, hal ini sulit diterapkan karena kebanyakan rakyat membangun rumah sendiri oleh tukang tanpa adanya pengawasan.

“Membangun rumah tahan gempa belum menjadi prioritas masyarakat Indonesia, karena masalah biaya,” ujar pakar kegempaan ITB, Irwan Meilano.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga belum memiliki program subsidi untuk penguatan rumah seperti di Taiwan.

Dilansir Kompas, tata ruang di Indonesia sebagian besar juga belum memperhitungkan jarak aman dari jalur patahan di daratan.

Banyak bangunan – termasuk bangunan publik – berada tepat di daerah patahan aktif, misalnya di sekitar Patahan Lembang, Jawa Barat. Bangunan baru juga dibangun di daerah yang rawan gempa, seperti Cianjur.

Apa kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)?

Abdul Muhari, kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat jumlah korban jiwa dari gempa Hualien yang sejauh ini masih kurang dari 10 orang memperlihatkan evolusi mitigasi di Taiwan terutama dari aspek struktural sejak Gempa 1999.

"Taiwan benar-benar serius untuk memperkuat ketahanan bangunannya [...] sebenarnya [ini] memberikan pembelajaran penting untuk Indonesia bahwa ketika kita bicara gempa maka mitigasi utama cuma satu, mitigasi struktur. Artinya bagaimana kita bisa membuat bangunan khususnya rumah penduduk menjadi lebih tahan gempa," ujar Abdul.

Menurut Abdul, hal ini menjadi tantangan terbesar di Indonesia karena masih sangat banyak rumah penduduk yang dibangun dengan konstruksi seadanya "tidak hanya di desa-desa, tapi juga di wilayah perkotaan".

"Karena secara relatif kalau kita bicara Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, itu enggak ada daerah yang aman dari gempa," ujarnya.

Abdul menambahkan bahwa Ini menjadi pekerjaan rumah besar tidak hanya bagi pemerintah, tetapi juga masyarakat yang memiliki aset rumah untuk benar-benar melihat apakah rumah sudah tahan gempa.

"Yang harus kita ingat adalah bukan gempanya yang membunuh tapi rumah tidak tahan gempa yang membunuh," ujarnya.

Menurut data BNPB, setidaknya ada sekitar 50.000 desa di Indonesia yang berada di kawasan rawan gempa. Artinya ada sekitar dua per tiga dari total jumlah 278 juta jiwa penduduk.

Apabila diasumsikan satu keluarga berisikan lima anggota keluarga, maka ada 40 juta kepala keluarga alias 40 juta rumah yang sama sekali belum pasti tahan gempa.

"Nah, ini rumah-rumahnya sudah terbangun semua. Ini yang menjadi tantangan kita ke depan. Jadi, kalau kita bicara mitigasi gempa itu bukan looking forward [melihat ke depan] tapi looking backward [melihat ke belakang]," tambah Abdul.

"Pembangunan rumah di Indonesia relatif rata-rata secara mandiri artinya tanpa berdasarkan desain rekayasa atau mengikuti SNI bangunan tahan gempa. Inilah yang harus kita perkuat.

Abdul menyebut BNPB sudah banyak memberikan panduan untuk pembangunan rumah tahan gempa berbiaya murah dan tidak rumit - termasuk di laman Youtube mereka.

"Mindset [pola pikir]yang harus kita ubah itu adalah: yang punya bangunan itu kan kita sendiri. Artinya, kalau kita mau aman, ya, kita harus membuat rumah kita lebih tahan gempa. Jadi tidak menunggu gempa dulu, hancur dulu, baru dibangunkan oleh pemerintah untuk tahan gempa," pungkasnya.

Jumlah Korban Gempa Taiwan Terus Bertambah

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Gempa bumi terbesar di Taiwan dalam 25 tahun terakhir menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 900 orang lainnya. Sementara empat mini bus berisi 50 pegawai yang sedang berwisata dan dalam perjalanan ke hotel di taman nasional masih hilang.

Beberapa gedung di daerah pegunungan Kabupaten Hualien, miring pada sudut yang berbahaya. Hualian berada di dekat episentrum gempa bermagnitudo 7,2 yang menghantam pesisir Taiwan pukul 08.00 pagi waktu setempat dan memicu longsor besar.

Salah satu warga, Linda Chen mengatakan, apartemennya di pusat Kota Hualien rusak parah dalam gempa tahun 2018 sehingga terpaksa pindah rumah. Namun kini gedung apartemennya yang baru juga rusak parah.

"Kami khawatir rumah dapat ambruk sewaktu-waktu. Kami pikir sudah pernah mengalaminya sekali di Hualien dan tidak akan menimpa kami lagi, karena Tuhan harus adil," kata perempuan berusia 48 tahun itu, Rabu (3/4/2024). "Kami takut, sangat cemas," tambahnya.

Gempa yang terjadi di kedalaman 15,5 kilometer dimulai ketika warga mulai pergi bekerja atau ke sekolah. Gempa juga memicu peringatan tsunami di Jepang dan Filipina yang kemudian dicabut.

Video menunjukkan tim penyelamat menggunakan tangga untuk membantu warga yang terperangkap keluar lewat jendeal. Guncangan keras di Taipei memaksa sistem kereta bawah tanah dihentikan sementara, tapi kemudian sebagian jalur dioperasikan lagi.

Pihak berwenang mengatakan mereka mengevakuasi sekitar 70 orang yang terjebak di bawah terowongan dekat Kota Hualien, termasuk dua warga negara Jerman. Namun mereka kehilangan kontak dengan 50 pegawai yang menggunakan empat mini bus dalam perjalanan ke hotel taman nasional Taroko Gorge.

Pihak berwenang Taiwan mengatakan tim penyelamat masih mencari mereka. Sementara 80 orang lainnya terjebak di daerah tambang, meski belum diketahui apakah mereka berada di dalam tambang.

Seorang perempuan yang mengelola penginapan kecil di Kota Hualien mengatakan ia menenangkan tamunya yang ketakutan karena gempa. "Ini gempa terbesar yang pernah saya alami," kata perempuan yang hanya mengidentifikasi diri dengan nama keluarganya, Chen.

Pemerintah Taiwan mengatakan jumlah korban luka dalam bencana ini 946 orang. "Saat ini momen paling penting, prioritas utama kami adalah menyelamat orang-orang," kata Presiden terpilih, Lai Ching-te di depan gedung yang ambruk di Hualien.

Lai yang akan mulai menjabat bulan depan mengatakan rel kereta yang mengarah ke daerah terdampak gempa akan dibuka kembali pada Kamis (5/3/2024). Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) siap memberikan bantuan yang dibutuhkan.

Angkatan udara Taiwan mengatakan enam pesawat jet F-16 rusak sedikit di pangkalan militer di kota itu. Pesawat-pesawat itu kerap terlihat mengusir pesawat-pesawat angkatan udara Cina yang masuk ke ruang udara Taiwan. Namun pesawat-pesawat tersebut diperkirakan segera dapat dioperasikan kembali.

Badan cuaca Jepang mengatakan gempa berkekuatan 7,7 magnitudo. Jepang mengatakan beberapa gelombang tsunami kecil terjadi di sebagian selatan Prefektur Okinawa sementara tingkat peringatan tsunami sudah diturunkan.

Pejabat seismologi Filipina memperingatkan warga di pesisir beberapa provinsi untuk bergerak ke dataran yang lebih tinggi. Media pemerintah Cina mengatakan gempa terasa di tenggara Provinsi Fujian. Sementara saksi mata di Shanghai mengatakan ia turut merasakan gempa.

Pejabat cuaca Taiwan mengatakan gempa susulan masih terasa di Taipei. Tercatat lebih dari 50 gempa susulan. Perusahan listrik Taipower mengatakan sebagian besar listrik sudah pulih setelah gempa dan dua pembangkit listrik tenaga nuklir di pulau itu tidak terpengaruh.

Operator kereta api berkecepatan tinggi Taiwan mengatakan tidak ada kerusakan atau korban luka yang dilaporkan. Meskipun layanan akan tertunda karena sedang ada inspeksi.

Korban Gempa Taiwan Capai 1.050 Orang, 52 Lainnya Masih Hilang

TAIPEI, KOMPAS.com - Gempa Taiwan berkekuatan magnitudo 7,4 pada Rabu (3/4/2024) pagi menewaskan sembilan orang. Sedangkan korban luka mencapai lebih dari 1.000 orang.

Sementara itu puluhan pekerja dalam perjalanan ke sebuah hotel di taman nasional masih hilang. Gempa itu jadi yang terkuat dalam 25 tahun terakhir.

Dikutip dari Reuters pada Kamis (4/4/2024), gempa itu juga mengguncang bangunan-bangunan di ibu kota Taipei, namun kerusakan dan gangguan di sana tidak terlalu parah.

Departemen pemadam kebakaran Taiwan mengatakan jumlah korban luka mencapai 1.050 orang, dan jumlah korban hilang sebanyak 52 orang, termasuk puluhan pekerja hotel.

Pada Rabu malam, pusat komando penanggulangan bencana mengatakan pencarian pekerja hotel dalam perjalanan ke Ngarai Taroko, sebuah taman nasional, merupakan fokus utama mereka.

Pihak berwenang berencana mengirim drone dan helikopter untuk mencari mereka dan mengirimkan pasokan jika mereka ditemukan.

Orang lain yang terjebak secara bertahap ditemukan dan dibawa ke tempat yang aman.

Sedangkan hari ini, sebuah helikopter menyelamatkan enam orang yang terjebak di area pertambangan, informasi dari pemadam kebakaran.

Jalur kereta api ke Hualien juga dibuka kembali lebih cepat dari jadwal pada hari Kamis, meskipun satu stasiun pedesaan di utara kota Hualien masih ditutup karena kerusakan.

Di kota Hualien, di mana upaya penyelamatan bagi orang-orang yang terjebak di dalam bangunan telah selesai.

Khawatir adanya gempa susulan, beberapa orang tidur di luar rumah sepanjang malam ketika puluhan gempa susulan mengguncang wilayah tersebut.

Seorang wanita bernama Yu (52), mengatakan dia masuk ke tenda di lapangan olahraga di tempat penampungan sementara takut untuk tidur di apartemennya yang masih berantakan.

"Gempa susulannya sangat mengerikan. Tidak henti-hentinya. Saya tidak berani tidur di dalam rumah," terang dia.

9 Tewas & 1.000 Terluka, Evakuasi Korban Gempa Taiwan di Titik Krusial

Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya sembilan orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka pada Rabu (3/4/2024) akibat gempa bumi dahsyat di Taiwan yang merusak puluhan bangunan dan memicu peringatan tsunami hingga ke Jepang dan Filipina sebelum dicabut.

Lusinan orang diyakini aman namun tidak dapat dijangkau di daerah-daerah yang terputus oleh tanah longsor besar yang dipicu oleh gempa. Banyak di antaranya berada di terowongan yang membelah pegunungan yang membagi dua pulau dari utara ke selatan.

Para pejabat mengatakan gempa tersebut adalah yang terkuat yang mengguncang pulau itu dalam 25 tahun terakhir, dan memperingatkan akan terjadinya gempa susulan lagi di hari-hari mendatang.

Peraturan bangunan yang ketat dan kesadaran masyarakat yang luas terhadap bencana tampaknya telah mencegah terjadinya bencana besar di pulau rawan gempa ini, yang terletak di dekat persimpangan dua lempeng tektonik.

"Kami sangat beruntung," kata seorang wanita bermarga Chang, yang tinggal di sebelah gudang mesin cetak dekat ibu kota yang hancur akibat gempa. Semua 50 orang yang berada di dalam pada saat itu berhasil diselamatkan.

"Banyak dekorasi di rumah jatuh ke lantai, tapi orang-orang selamat," ujarnya, dilansir AFP.

Wu Chien-fu, direktur Pusat Seismologi Administrasi Cuaca Pusat Taipei, mengatakan gempa tersebut adalah yang terkuat sejak gempa berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi pada September 1999, menewaskan sekitar 2.400 orang dalam bencana alam paling mematikan dalam sejarah pulau itu.

Gempa berkekuatan 7,5 menurut Badan Meteorologi Jepang dan 7,4 skala Richter menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), tersebut berpusat di 18 kilometer selatan Kota Hualien Taiwan, pada kedalaman 34,8 kilometer.

Tiga orang di antara kelompok tujuh orang yang melakukan pendakian pagi hari melalui perbukitan yang mengelilingi kota itu tewas tertimpa batu-batu besar yang terlepas akibat gempa, kata para pejabat.

Secara terpisah, tiga orang tewas saat mengemudi ketika kendaraan mereka tertimpa batu yang berjatuhan, sementara satu orang lagi tewas di tambang.

Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan semua korban jiwa terjadi di wilayah Hualien, dan menambahkan bahwa 1.011 orang di seluruh Taiwan menderita luka-luka tanpa menyebutkan seberapa seriusnya.

Bangunan Ambruk-Tanah Longsor

Media sosial dibanjiri dengan video dan gambar yang dibagikan dari bangunan-bangunan di sekitar pulau yang bergoyang saat gempa terjadi.

"Gempanya sangat hebat, lukisan-lukisan di dinding, TV dan lemari minuman saya terjatuh," kata seorang pria di Hualien kepada stasiun televisi SET TV.

Gambar-gambar dramatis ditayangkan di TV lokal mengenai bangunan bertingkat di Hualien dan tempat lain yang miring setelah gempa berakhir, sementara gudang percetakan di New Taipei City runtuh.

Wali kota di sana mengatakan lebih dari 50 orang yang selamat telah berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan tersebut.

Saluran TV lokal menunjukkan buldoser membersihkan bebatuan di sepanjang rute utama menuju Hualien, daerah pesisir yang dikelilingi pegunungan berpenduduk sekitar 300.000 jiwa yang terputus akibat tanah longsor.

Jalan-jalan utama menuju kota utama Hualien melewati serangkaian terowongan yang dibangun dengan kuat - beberapa di antaranya panjangnya beberapa kilometer - dan para pejabat mengatakan puluhan orang mungkin terjebak dalam kendaraan di dalamnya.

Puluhan penambang juga berada di luar jangkauan tambang di Hualien.

"Kita harus hati-hati memeriksa berapa banyak orang yang terjebak dan kita harus menyelamatkan mereka dengan cepat," kata presiden terpilih dan Wakil Presiden saat ini, Lai Ching-te.

Menjelang malam, wilayah tersebut masih mengalami gempa susulan saat tim penyelamat terus berupaya melewati puing-puing.

Di ibu kota Taiwan, gedung komersial Taipei 101 yang terkenal menyala untuk mengenang para korban gempa.

"Jangan pergi ke pegunungan kecuali diperlukan," Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan dalam unggahan larut malamnya.

"Gempa susulan mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan dan semuanya, harap waspada dan waspada demi keselamatan Anda sendiri."

Dampak Regional

Di Taiwan, Jepang, dan Filipina, pihak berwenang pada awalnya mengeluarkan peringatan tsunami namun sekitar pukul 10.00 pagi, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan bahwa ancaman tersebut "sebagian besar telah berlalu."

Di ibu kota Taiwan, metro sempat berhenti beroperasi namun kembali beroperasi dalam waktu satu jam, sementara warga menerima peringatan dari kepala daerah setempat untuk memeriksa kebocoran gas.

Di seberang Selat Taiwan, pengguna media sosial di provinsi Fujian timur China dan di tempat lain mengatakan mereka juga merasakan getaran yang kuat.

Warga Hong Kong juga melaporkan merasakan gempa tersebut.

China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, "sangat memperhatikan" gempa tersebut dan "bersedia memberikan bantuan bencana," kata kantor berita Xinhua.

Di Washington, Gedung Putih mengatakan AS siap memberikan "bantuan apa pun yang diperlukan" setelah bencana tersebut terjadi.

Pabrikan di Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan - pembuat chip terbesar di dunia - sempat terhenti di beberapa pabrik, kata seorang pejabat perusahaan kepada AFP, sementara pekerjaan di lokasi konstruksi untuk pabrik baru dihentikan pada hari itu.

Perusahaan kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "sejumlah kecil peralatan rusak di fasilitas tertentu, sehingga berdampak sebagian pada operasi mereka" tetapi tidak ada "peralatan penting" yang rusak.

Dikatakan bahwa pihaknya mengerahkan "semua sumber daya yang tersedia untuk pemulihan penuh, dan fasilitas yang terkena dampak diperkirakan akan melanjutkan produksi sepanjang malam."

Update Situasi Terkini Gempa Taiwan, Kerusakan hingga Korban Tewas

Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Taiwan pada Rabu (3/4) pagi. Guncangannya terasa di tiga negara lainnya seperti Jepang hingga Filipina.

Gempa besar yang berlangsung sekitar pukul 07.58 waktu lokal ini berpusat di selatan kota Hualien, pantai timur Taiwan, dan mencapai kedalaman 15,5 kilometer.

Bencana alam dahsyat itu mengguncang tanah Taiwan hingga menyalakan peringatan tsunami Jepang.

Kejadian luar biasa itu juga menelan beberapa korban jiwa hingga kerusakan bangunan publik. Sejumlah warga negara Indonesia di Taiwan pun ikut terdampak.

Kerusakan bangunan hingga longsor

Gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 tersebut memicu berbagai gedung dan bangunan runtuh.

Beberapa jaringan internet dan listrik di wilayah yang ingin memisahkan diri dari China itu pun dilaporkan sempat mati imbas guncangan gempa.

Terdapat tangkapan dari beberapa video dan gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan beberapa gedung di kota Hualien runtuh usai gempa menerjang.

Sementara itu, beberapa jalan terlihat retak hingga amblas akibat gempa. Termasuk sebuah bukit di Hualien yang tiba-tiba ambruk longsor dari kejauhan usai beberapa guncangan.


Sebuah jalur rel milik Biro New Taipei Rapid Transit atau MRT Taiwan pun turut bergeser imbas gempa dahsyat itu. Pergeseran ini terjadi di ruas jalur baru MRT dan stasiun Zhongyuan.

Lantas, pemerintah kota Taipei memutuskan untuk menghentikan sementara operasional MRT tersebut.

Kesaksian warga negara Indonesia di Taiwan

Salah seorang WNI yang tinggal di Taipei, Taiwan Mik Wanul menuturkan gempa dirasakan berkali-kali sejak 03.00 dini hari waktu setempat.

"Paling terasa kencang banget itu pagi hari sekitar 7,2 magnitudo," kata Mik ketika dihubungi CNN Indonesia, Rabu (3/4).

Gempa susulan juga masih sering terjadi hingga 7 kali dan dirasakan oleh WNI yang tinggal di sekitar kota Taipei.

Beda hal nya dengan seorang WNI di Hsinchu, Taiwan yang membagikan cerita tragisnya saat dia harus menjaga dua orang lansia yang sudah lumpuh.

Ia menyaksikan bagaimana patung-patung di rumah yang dijaganya runtuh berjatuhan seraya temannya meneriakkan untuk mengeluarkan diri.

Perempuan yang enggan disebut namanya itu menuturkan ia merasakan getaran mulai dari kecil hingga membesar di dalam ruangan.

Jumlah korban tewas

Bencana alam tragis tersebut menewaskan sembilan orang.

Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan (National Fire Agency/NFA) melaporkan terdapat 900 lainnya yang terluka imbas gempa tersebut.

Otoritas melaporkan setidaknya 50 staf hotel hilang dalam perjalanan ke hotel di taman nasional Taroko Gorge. Tim penyelamat masih berupaya menemukan seluruh staf tersebut.

Melansir AFP, puluhan orang saat ini juga masih terjebak akibat tanah longsor di sejumlah terowongan sekitar gunung. Tim masih kesulitan menjangkau mereka namun meyakini seluruhnya dalam keadaan aman.

Berdasarkan laporan Reuters, otoritas pemadam kebakaran telah menyelamatkan 70 orang yang terjebak di beberapa terowongan dekat Hualien. Dua di antaranya merupakan warga negara Jerman.

(bac)