logo2

ugm-logo

Blog

Diguyur Hujan Seharian, Puluhan Rumah di Kampar Terendam Banjir

BANGKINANG – Puluhan rumah warga di Kota Bangkinang, Kampar, Riau terendam banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah itu selama seharian, Rabu (28/11/2018).

Selain rumah warga, banjir juga merendam sejumlah jalan raya dengan ketinggian air mencapai hingga 50 centimeter. Kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas warga terganggu.

Para pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor harus memperlambat laju kendaraannya karena air masih menggenangi badan jalan.

Selain akibat hujan deras, banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan raya ini juga disebabkan tidak berfunsinya drainase akibat tersumbat sampah.

Seorang warga Bangkinang, Marwan mengatakan, banjir mulai datang sekitar pukul 03.00 WIB saat warga masih terlelap. Ketinggian air bervariasi mulai 50-70 cm. "Banjir di rumah-rumah warga ini ada yang sepinggang orang dewasa bahkan sampai atap rumah," katanya.

Menurut Marwan, setiap diguyur hujan deras kawasan tersebut bisa dipastikan terendam banjir. “Hampir tiap hujan deras kawasan ini selalu terendam banjir,” ucapnya.

Warga berharap pemerintah setempat dapat segera memperbaiki drainase yang tidak berfungi agar pembuangan air berjalan lancar.

sumber: iNews.id

Hujan Lebat 5 Hari ke Depan, Waspadai Potensi Banjir dan Longsor di Jawa, Bali dan Nusra

Hujan Lebat 5 Hari ke Depan, Waspadai Potensi Banjir dan Longsor di Jawa, Bali dan Nusra

JAKARTA – Hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Jawa selama beberapa pekan terakhir yang menimbulkan dampak bencana alam seperti genangan, banjir, dan longsor.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, kondisi ini akan berlanjut selama 5 hari ke depan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo mengatakan, bakal terjadi sirkulasi angin tertutup di Laut Jawa yang cukup persisten hingga 3 hari kedepan yang mengakibatkan terbentuknya daerah pertemuan angin di sepanjang Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur.

"Kondisi cuaca tersebut memberikan dampak pada peningkatan pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (26/11/2018).

Adanya aliran massa udara basah yang masuk dari Samudera Hindia turut mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Tenggara serta Maluku.

"Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang khususnya di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam 5 (lima) hari kedepan (26 – 30 November 2018),” tambah Prabowo.

Probowo mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca tersebut seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

sumber:Tribunnews.com

Kota Bandung Terendam Banjir, Air Setinggi Leher Orang Dewasa

Breaking News, Astanaanyar Kota Bandung Terendam Banjir, Air Setinggi Leher Orang Dewasa

Hujan deras mengakibatkan Sungai Citepus meluap dan merendam puluhan rumah warga di RW 07 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (26/11/2018) pukul 13.40.

Air yang datang secara tiba-tiba mengakibatkan penghuni rumah terjebak di dalam rumahnya.

Asep Hidayat, pengurus RW 07 terlihat paling sibuk mengevakuasi warga karena air sudah mencapai leher orang dewasa.

Banjir di RW 07 terjadi setiap musim hujan bahkan setelah ada Tol Air Pagarsih pun banjir tetap terjadi.

Sebelumnya 8 Kecamatan Terendam Banjir

Sejumlah kecamatan di Kota Bandung dilanda hujan deras dan angin kencang, Kamis (22/11/2018) siang. Bencana ini mengakibatkan di beberapa titik terjadi banjir, longsor, dan pohon tumbang.

Kepala Seksi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Budi Budiman, mengatakan banjir dan angin kencang terjadi pukul 15.00 WIB, tepatnya di Kecamatan Coblong, Cibeunying Kidul, Cinambo, Buahbatu, Rancasari, Astanaanyar, Babakan Ciparay, dan Batununggal.

Kejadian banjir di bandung ini, katanya, diakibatkan oleh tingginya curah hujan yang disertai angin kencang di kawasan tersebut. Di Kecamatan Coblong, di Jalan Tubagus Ismail, satu unit rumah rusak pada bagian atap akibat terbawa angin. Di Kecamatan Cibeunying Kaler di Kelurahan Cigadung, sebuah pohon tumbang dan tanah longsor.

Di Kecamatan Cinambo Jalan dan Pasar Gedebage tergenang air. Di Kecamatan Buahbatu, banjir terjadi di Pasar Kordon, sedangkan di Kecamatan Rancasari Sungai Cibogo meluap.

Di Kecamatan Astanaanyar, Jalan Astanaanyar dan Pagarsih tergenang air. Begitu pun Jalan Pasirkoja di Kecamatan Babakan Ciparay, dan Jalan Sukabumi di Kecamatan Batunungggal.

 

Dalam waktu yang sama, BPBD Jabar pun mendapat laporan hujan deras terjadi di sejumlah titik di Bandung Raya. Di Kota dan Kabupaten Bogor menyebabkan banjir, longsor, dan pohon tumbang.

sumber: http://jabar.tribunnews.com/

Banjir Bandang Sebabkan Enam Desa di Aceh Tenggara Terisolir

Foto Berita Banjir Bandang Sebabkan Enam Desa di Aceh Tenggara Terisolir

Sebanyak enam gampong atau desa di Kecamatan Leuser, Aceh Tenggara, hingga kini masih terisolir akibat banjir bandang menerjang total hingga delapan desa di tiga kecamatan karena guyuran hujan, Senin, (26/11).

"Akses jalur darat terputus di Lauser, Aceh Tenggara, dan mengakibatkan melambung berbagai harga kebutuhan pokok," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Selasa.

Terputusnya jalan darat menyulitkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara menyalurkan bantuan ke lokasi. 

"Pelayanan kesehatan saat ini lumpuh di Leuser. Penyebabnya akses jalan darat di Permata Musara terputus akibat jembatan penghubung terbawa arus banjir, dan terdapat jalan amblas akibat longsor di lima titik. Satu unit sekolah dasar di Bunbun Indah terendam lumpur," kata dia.

Ia melanjutkan, hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat sejak sepekan terakhir di wilayah Aceh Tenggara, telah menyebabkan air dari pegunungan turun ke pemukiman masyarakat.

Bencana alam ini menyebabkan sedikitnya 33 rumah mengalami kerusakan, dan lebih 58 jiwa harus mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat terdekat, seperti di Desa Natam Baru di Badar, dan Desa Lawe Metangur di Ketambe, selain Leuser.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, secara umum wilayah di Aceh telah masuki puncak musim hujan hingga awal tahun 2019.

"Wilayah di Aceh telah memasuki musim penghujan. Mulai November, sampai Januari 2019," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang, Zakaria Ahmad.

Ia melanjutkan, potensi curah hujan lebat disertai petir melanda sejumlah daerah di Aceh, sehingga kawasan dataran rendah harus mewaspadai potensi banjir seperti di daerah aliran sungai.

Tidak terkecuali untuk daerah cekungan, karena sebagian besar provinsi ini dikelilingi oleh wilayah perbukitan.

"Untuk perkotaan, lahan serapan air sangat sempit. Pohon-pohon sudah berganti dengan bangunan, sehingga aliran pembuangan air sudah tak memadai lagi. Bagi daerah itu, perlu waspadai banjir," tegasnya.

sumber: wartaekonomi.co.id

Peta Zona Rawan Bencana Sulteng Masih Tunggu Pengesahan Pemerintah Pusat

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) dalam paparan Rancangan Rencana Induk Pemulihan dan Pembangunan wilayah paska bencana di Provinsi Sulawesi Tengah, telah menetapkan peta kesepakatan zona rawan bencana.

Terkait hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Barthomeleus Tandigala mengatakan, saat ini penetapan zona rawan bencana yang beredar saat ini masih dalam bentuk draf pemaparan dan belum disahkan oleh pemerintah pusat.

"Tentang zonasi rawan bencana Kota Palu dan sekitarnya sebenarnya adalah kewenangan pemerintah pusat, karena nantinya akan disosialisasikan ke public,” katanya saat ditemui Tribunpalu.com, Senin, (26/11/2018).

Pria yang akrab disapa Bartho itu mengatakan, adapun zona rawan bencana beredar dikalangan masyarakat luas, belum final.

Pihaknya tidak berani berpegang pada peta zonasi yang beredar, karena belum menjadi keputusan akhir dari pemerintah pusat,"

"Yang akan jadi pegangan yaitu keputusan yang dikeluarkan pemerintah pusat, karena pengesahaan itu butuh validasi yang konkrit dan benar," tambahnya.

sumber: tribunnews.com