logo2

ugm-logo

Hujan Sejak Siang, Jember Dikepung Banjir

 

Jakarta - Hujan deras yang mengguyur sejak siang hari menimbulkan banjir di sejumlah wilayah Jember, Jumat, 6 Maret 2015. Banjir ini dikabarkan masih belum surut hingga Jumat sore.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, hujan deras membuat beberapa ruas jalan tergenang air hingga selutut orang dewasa. Genangan banjir ini terjadi di depan Yon Armed 8 Jember di bilangan Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Kebonsari, Jember. Ketinggian air mencapai 25 sentimeter.

Kayu-kayu berukuran besar yang terbawa banjir mengganggu pengguna jalan yang sedang melintas di ruas jalan tersebut. Banjir juga terjadi di sepanjang Jalan Jawa dan sekitar kampus Universitas Jember (Unej). Jalan ini memang sudah terbiasa banjir ketika hujan deras dalam waktu lama. Ketinggian genangan air mencapai lutut orang dewasa.

Banyak kendaraan, baik roda dua maupun roda empat yang terjebak banjir. Genangan banjir ini juga terjadi di Jalan Mastrip, Jalan Bangka, bahkan di seputaran alun-alun Jember. Di daerah Wirolegi serta belakang Pendopo Kabupaten juga ikut kebanjiran. “Bahkan di perkampungan warga yang ada di belakang pendopo, banjir mencapai perut orang dewasa," kata Hairus, salah satu warga setempat.

Menurut Hairus, banjir yang terjadi saat ini yang paling parah. "Di sini sebenarnya biasa kebanjiran mas, tapi baru kali ini banjir cukup besar, dengan ketinggian seperti ini,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun Tempo juga menyebutkan, beberapa pohon tumbang selama hujan deras terjadi. Seperti di Kecamatan Sumbersari, di depan Pujasera Sumbersari.

Seorang warga yang berdomisili di dekat RRI Jember mengatakan, ada sebuah pohon besar tumbang dan menimpa kabel PLN. Akibatnya, kabel putus dan pohon melintang di tengah jalan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo, mengatakan hujan terjadi sejak Jumat siang sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga Jumat sore sekitar pukul 17.30 tadi, hujan masih terus mengguyur sebagian wilayah Jember.

Warga di DAS Bengawan Solo Bagian Hilir Diminta Waspadai Banjir

Bojonegoro- Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT PSDA) Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, meminta daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo. Ini karena di akhir musim penghujan, volume air sungai yang berhulu di Jawa Tengah itu terus merangkak naik, dan status Bojonegoro dan sekitarnya hingga hari ini tetap Siaga I.

"Kami minta masyarakat di bagian hilir di Jatim meningkatkan kewaspadaan sebab ada kecenderungan ketinggian air Bengawan Solo terus meningkat," ujar Kasi Operasi UPT PSDA Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom yang dikonfirmasi, Selasa (3/3) sore.

Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masuk siaga banjir dengan ketinggian 13,84 meter, pukul 18.00 WIB.

Menurut dia, sejak Selasa hari itu (kemarin) pukul 09.00 WIB, Bengawan Solo masuk Siaga I. Dalam waktu bersamaan, air Bengawan Solo di Babat, Laren, Plangwot, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing sudah mencapai ketinggian berubah-ubah antara 7,39 meter hingga 7,65 meter (Siaga II).

Menurut dia, meningkatnya ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, disebabkan banjir di daerah Ngawi dan sekitarnya, juga hulu, Jawa Tengah. Bahkan, banjir bandang juga mulai merambah di Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Meskipun ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi, saat ini sudah turun, tapi cuaca di Ponorogo, Madiun dan sekitarnya berpeluang hujan yang bisa menambah debit banjir di hilir Jatim, katanya.

Mucharom mengingatkan, pihaknya meminta daerah hilir Jatim tetap waspada, dengan mempertimbangkan curah hujan selama Februari dan awal Maret ini. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan yang terjadi di Jawa Timur, selama Februari, berkisar 155-578 mm.

"Curah hujan selama Februari-Maret berpotensi menimbulkan banjir, sehingga kewaspadaan tetap harus dilakukan mengingat ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim saat ini statusnya masih siaga banjir," tandas dia.

Sementara itu menurut petugas jaga Posko UPT PSDA Wilayah Bojonegoro, Suyanto yang dikonfirmasi, Rabu (4/4) tadi pagi menyatakan, bahwa mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, status Bengawan Solo masih siaga banjir. Namun demikian, warga masyarakat di bagian daerah aliran sungai (DAS) saja yang diminta waspada, karena volume airnya semalam cenderung menurun hingga 13,49 meter (Siaga I).

Air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, juga turun, begitu pula Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jateng, ketinggian airnya juga di bawah siaga banjir. Hanya saja, menurut dia, penurunan ketinggian air Bengawan Solo, di Tuban, Lamongan, dan Gresik, dalam waktu bersamaan masih belum terlalu tajam, hanya berkisar 1-3 centimeter per jam. Pemantauan ketinggian air, menurut Suyanto dilakukan setiap tiga jam sekali, karena Bojonegoro siaga I. Manakala di bagian hulu tidak turun hujan, maka air Bengawan Solo di hilir masih berpeluang untuk turun.

Dapur umum
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo yang dikonformasi melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno, Rabu tadi pagi mengaku pihaknya sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman meluapnya Bengawan Solo. BPBD, lanjut dia, sudah mendistribusikan bahan makanan mentah ke sejumlah lokasi yang menjadi titik pengungsian warga korban banjir Bengawan Solo.

Disebutkan lokasi yang sudah disediakan bahan makanan mentah, seperti beras, gula, juga lainnya, yaitu di sejumlah lokasi di Kecamatan Kota, Kanor, Trucuk, dan kecamatan lainnya. "Kalau memang luapan Bengawan Solo terus meningkat dan mengkibatkan warga mengungsi, di sejumlah lokasi bisa langsung membuka dapur umum, sebab sudah tersedia bahan makanan mentah di sana," katanya.

Ia menambahkan, sejumlah perahu karet untuk evakuasi korban banjir semuanya sudah disiagakan dan bisa berfungsi normal, termasuk persediaan sembako tersedia lebih dari cukup. Sembako beras sudah disiapkan sekitar 32 ton. Di lain pihak, ia mengaku sudah menginstruksikan petugas penanggulangan bencana di kecamatan yang daerahnya dilalui Bengawan Solo untuk bersiaga.

Ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Selasa (3/3) pukul 12.00 WIB mencapai 12,71 meter, meningkat dibandingkan tiga jam sebelumnya yang hanya 12,59 meter. Begitu pula, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer, ketinggian airnya juga menunjukkan kecenderungan meningkat mencapai 26,47 meter, pukul 12.00 WIB dan tiga jam sebelumnya hanya 26,05 meter. Ketinggian air di Bojonegoro,juga Tuban, Lamongan dan Gresik, masih berpeluang terus naik, tambahnya.

Sumber:Suara Pembaruan

More Articles ...