logo2

ugm-logo

Kabupaten Jombang Darurat Bencana Longsor dan Banjir

 

Jombang: Kabupaten Jombang termasuk dalam 22 daerah rawan bencana tanah longsor yang ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Hal ini didasarkan penelitian kemiringan tanah dan beban tanah yang berpotensi gerak, jika terguyur hujan deras.

Selain Kabupaten Jombang ada beberapa daerah lain yakni Kabupaten Magetan, Ngawi, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Madiun dan Pamekasan.

"Kita harus waspada dan tanggap akan terjadinya bencana, untuk perempuan, dan anak-anak kita proritaskan ketika terjadi Bencana Longsor dan Banjir," jelas Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Jombang, Nur Huda, Jumat (20/2/2015).

Beberapa titik rawan Bencana banjir di Kabupaten Jombang, antara lain Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobiyo, Kecamatan Kabuh, Kecamatan Ploso dan Kecamatan Kudu. Sedangkan untuk daerah rawan longsor berada di Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Kabuh.

Saat disinggung mengenai intruksi Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk wajib membuat posko bencana bagi 22 kabupaten yang termasuk daerah darurat bencana banjir dan tanah longsor, Nur mengaku siap. Instruksi tersebut berlaku sejak ditetapkannya darurat banjir dan longsor mulai 1 Desember 2014 hingga Februari 2015.

Nur Huda mengatakan, "Setiap saat terjadi bencana kami siap untuk langsung terjun ke masyarakat, dan sebisa mungkin kami akan memberikan bantuan yang kami bisa, di antaranya dengan mendirikan dapur umum dan tenda darurat."
BOB

sumber: metronews

BPBD Klaten Perkuat Rumah Sakit dalam Mitigasi Bencana

Klaten: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah, memperkuat rumah sakit dalam mitigasi bencana. Hal itu dilakukan untuk kesiapan rumah sakit menghadapi bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, dan kebakaran.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten Sri Winoto kepada Media Indonesia, Kamis (19/2), menjelaskan, peran rumah sakit dalam mitigasi bencana sangat penting. Terutama untuk meminimalkan korban jika terjadi bencana alam tersebut.

"Klaten merupakan daerah rawan bencana gempa bumi, erupsi Merapi, banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Maka, dalam mitigasi bencana, pihak rumah sakit juga perlu diberikan pelatihan tentang kebencanaan," katanya.

Menurut Winoto, personel rumah sakit perlu diberikan pelatihan kebencanaan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam menangani korban bencana. Diharapkan, dengan pelatihan ini dapat meminimalkan korban.

Pada tahap awal, BPBD Klaten memberikan pelatihan 50 personel rumah sakit yang terletak di kawasan lereng Merapi, yaitu RS Islam Manisrenggo. Materi pelatihan kebencanaan itu meliputi gempa bumi, erupsi, dan kebakaran.

Sementara itu, Direktur RS Islam Manisrenggo Suharno mendukung pelatihan kebencanaan bagi personel rumah sakit. 

"Untuk pengurangan risiko bencana, SDM kami pun berpengalaman saat menangani korban erupsi 
Merapi," ujarnya.

sumber: Metrotvnews.com

More Articles ...