logo2

ugm-logo

DPRD Depok Minta Pemkot Tetapkan Status Tanggap Bencana

DEPOK – DPRD Kota Depok mendesak Pemerintah Kota menetapkan status tanggap bencana kepada masyarakat. Hal itu mengingat dua bencana alam seperti longsor dan banjir telah melanda beberapa tempat dipemukiman warga.

Bahkan, bantuan bencana dan penanggulangannya pun belum dilakukan aparatur pemerintah kota berikon belimbing ini.
Ketua Komisi D, DPRD Kota Depok, Lahmudin Abdulah mengatakan, status tanggap bencana itu perlu dilakukan agar masyarakat waspada terhadap bencana alam. Ditambah, hal itu terjadi pada saat musim penghujan. Dan juga bencana longsor yang sudah melanda warga di Kecamatan Pancoranmas.

"Harusnya sudak sejak kemarin Pemkot menetapkan status tanggap bencana. Sekarang sudah muncul bencana longsor di pemukiman warga. Jangan nanti sudah ada korban jiwa baru bergerak," katanya kepada indopos.co.id, saat dihubungi, Selasa (10/02).

Menurutnya, perlunya penetapan status tanggap bencana itu agar diberlakukan untuk memberitahuan warga dalam meningkatkan ke waspadaan. Apalagi, bagi mereka yang bermukim di titik rawan longsor dan banjir. Karena musibah tersebut akan terjadi setiap saat pada saat musim penghujan.

"Sekarang kasus tebing yang ambrol karena tanah longsor di Kampung Mangga sudah terjadi. Ini yang tidak bisa diwaspadai dan buat dua rumah warga hampir amles. Harusnya sejak kemarin dipantau lokasi rawan bencana," ujar Lahmudin.

Oleh karena itu, sambung Lahmudin, pihaknya akan segera memanggil dua dinas yakni Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) serta Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Dinaskersos) terkait dalam penanggulangan bencana itu.

Pemanggilan itu untuk mempertanyakan pemetaan kawasan rawan longsor dan memberikan bantuan kepada korban. Selain itu juga mereka meminta pembangunan turap dan saluran air diperbaiki.

"Harus ditanyakan sejauh mana pemantauan mereka dengan bencana longsor dan banjir. Jangan sampai nanti bencananya meluas mereka tidak bisa diatasi," ungkapnya.

Sementara itu, korban tanah longsor, Jarot Muksin, 45, mengaku terkejut dengan kejadian bencana yang melanda pemukimannya itu. Apalagi tebing setinggi 20 meter di RT01/22, Kampung Mangga, Kelurahan Depok itu bertepatan dengan hujan deras pada Selasa (10/02), dini hari yang menyebabkan sebagian rumahnya longsor ke bagian perumahan.

"Pas mau nutup pintu bagian samping yang ambles sama kamar mandi. Ya suaranya agak keras dan semua warga bangun. Pas saya lihat sudah habis bagian samping runtuh," tuturnya.

Kata Jarot, tak hanya rumahnya yang terkena tanah longsor. Dua tetangganya yang lain pun ikut menjadi korban tanah longsor. Bahkan, bencana itu membuat beberapa barang berharga milik tetangganya itu terseret ke bawah. Dan saat ini bantuan berupa penanganan tersebut belum juga dilakukan Pemkot.

"Sudah dilaporkan kelurah kejadiannya, barang elektronik yang tertimbun tanah. Sekarang pun hanya menunggu saja, dan anak istri sudah diungsikan," imbuhnya.(cok)

sumber: http://www.indopos.co.id/

Hujan dan Banjir Jakarta Diduga Disebabkan oleh Seruak Dingin dari Siberia

Jakarta — Peneliti meteorologi tropis dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto, mengungkapkan bahwa hujan berdurasi lama yang memicu banjir Jakarta pada Senin (9/2/2015) disebabkan oleh seruak dingin.

"Terjadi peristiwa meteorologis yang disebut dengan cold surge (seruak dingin), yaitu masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat," kata Seto yang juga Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan Buatan, UPT Hujan Buatan BPPT, Senin.

Seruak dingin yang masuk ke Jawa bagian barat bertemu dengan udara yang bergerak ke timur sehingga terjadi konvergensi angin. Akibatnya, terjadi pembentukan awan yang memicu hujan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan bahwa hujan hari ini akan mereda pada sore hingga malam. Menurut Seto, hujan bisa kembali terjadi dan diperkirakan hingga Selasa (9/2/2015). Ia mengatakan bahwa banjir tetap perlu diwaspadai.

Data yang dikumpulkan Seto menunjukkan bahwa intensitas hujan hari ini mencapai 100 mm per hari di beberapa wilayah Jabodetabek. Dengan tingginya intensitas hujan, Seto mengungkapkan perlunya modifikasi cuaca.

sumber: KOMPAS.com

More Articles ...