logo2

ugm-logo

Badan SAR Asia Tenggara Siapkan Sistem Sinyal Bencana Online

Jakarta: Badan SAR di negara Asia Tenggara dan sekitar akan membangun suatu sistem terintegrasi yang bertujuan untuk mempermudah proses penanganan suatu bencana atau kecelakaan. Kepala Basarnas Indonesia Marsekal Madya FHB Soelistyo menjelaskan, selama ini kerja sama yang ada baru ada pada tingkat bilateral antara dua negara dan belum ada sistem yang menjaring kerjasama riil yang multilateral.

"Antara dua negara yang dibangun capacity building dan latihan individual. Ke depan lama-lama kita bangun sistem yang multilateral," kata dia dalam Seminar Implementasi Rencana SAR Global, di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2015).

Menurut dia, negara di Asia Tenggara dan sekitarnya sedang membangun sistem sinyal SAR secara online. Sehingga, ketika nanti ada kejadian petugas hanya tinggal mengirimkan sinyal yang bisa diketahui sampai tingkat pusat. Sistem online ini, kata dia, akan dikembangkan sampai tingkat antar negara. 

"Biar matching antara negara satu dengan yang lain," ujar periwa tinggi bintang tiga Angkatan Udara itu.

Dengan seminar yang diselenggarakan Basarnas dengan International Maritime Organization (IMO), Soelistyo berharap wacana ini bisa terwujud. Pasalnya, hal ini dapat membantu dalam penangangan kecelakaan penerbangan dan pelayaran. 

"Ini penting untuk tiap negara, operasi kemanusiaan harus dibangun. Kalau ada kecelakaan atau bencana, elemen di tingkat regional kita bisa adaptif," jelas dia.

Ia menambahkan, sistem ini bakal berguna bila melihat kondisi geografis Indonesia yang kepulauan. "Apa lagi Indonesia katanya marketnya bencana dan market kecelakaan," pungkas dia.

sumber: Metrotvnews.com

GMKI Minta Pemerintah Jokowi Buat Road Map Penanganan Bencana Sinabung

JAKARTA  - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), meminta pemerintahan Joko Widodo agar segera membuat road map penanganan bencana erupsi gunung Sinabung yang tidak kunjung selesai.

"Pola penanganan bencana gunung Sinabung tidak dibuat secara berkelanjutan. Ditangani ketika terjadi letusan saja," ujar Sekretaris
Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Adolfin Deslina Datang di Kecamatan Payung, Karo, 1 Februari 2015.

Dia mengatakan status bencana gunung Sinabung belum menjadi bencana nasional memang membuat penanganan pasca bencana tidak pernah maksimal karena hanya ditangani oleh pemerintah Kabupaten Karo saja.

"Penanganan relokasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang akan direlokasi ke tempat yang aman tidak kunjung terealisasi," ujarnya.

Dia mengatakan perlu memberikan pemahaman tanggap bencana lanjutan terhadap masyarakat sekitar Gunung Sinabung. Masyarakat dapat memahami potensi bahaya erupsi Gunung Sinabung.

"Perlu ada pembangunan sarana dan prasarana dampak bencana di Karo. Masyarakat dapat bersiap ketika tanda- tanda bencana akan terjadi," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut GMKI juga melaksanakan Peringatan Hari Relawan GMKI yang jatuh pada Tanggal 1 Februari, untuk mengenang
kepergian 7 relawan GMKI yang terkena awan panas pada 1 Februari 2014 lalu.

GMKI juga menggelar aksi sosial di seluruh cabang GMKI setanah air. "Kami menjadikan momentum perenungan gugurnya 7 saudara kami
tersebut untuk semakin semangat mengabdi kepada negeri," ujarnya.

Peringatan Hari Relawan GMKI ini dihadiri oleh ke tujuh Keluarga Relawan GMKI yang menjadi korban bencana Gunung Sinabung yang terjadi
pada setahun yang lalu.

Peringatan Hari Relawan GMKI ini juga dihadiri ratusan kader GMKI di Sumatera Utara dan Aceh dengan mengunjungi
makam ke 7 Relawan GMKI dan meletak batu pertama pembangunan monumen Hari Relawan GMKI di Desa Payung, Karo.

"Monumen tersebut menjadi pertanda semangat 7 relawan GMKI akan tetap bersama kami dalam menjalankan tugas untuk mengabdi," ujarnya.

sumber: TRIBUNNEWS.COM

More Articles ...