logo2

ugm-logo

BMKG: Gempa di Banten Bukan karena Aktifnya Cincin Api Pasifik

BMKG: Gempa di Banten Bukan karena Aktifnya Cincin Api Pasifik

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa di Indonesia baru-baru ini, seperti di Lebak, Banten, dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut, bukan karena aktifnya Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Apa penjelasan BMKG?

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG M Riyadi mengatakan, posisi geografis Indonesia mengakibatkan rawan gempa bumi. Tiga lempeng tektonik yang disebutnya terus bergerak, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, bertemu di wilayah Indonesia. Faktor tersebut ditambah gesekan antarlempeng yang menimbulkan energi, menjadi alasan utama mengapa gempa kerap menimpa Indonesia.

"Nah, ini dipicu karena lempeng-lempeng itu tidak diam melainkan terus bergerak sehingga ada pengumpulan energi. Ketika dia bertumbukan antara dua lempeng tadi, jadi ada ketemu kemudian saling bertumbukan, maka ada energi yang tersimpan," ujar Riyadi saat dihubungi, Rabu (24/1/2018) malam.

"Suatu saat, kalau itu terus berjalan terus, maka salah satunya tidak tahan menahan energi tadi, maka akan lepas menjadi gempa. Itu yang di Indonesia. Jadi terlepas dari yang cincin api tadi, gitu. Di Indonesia seperti itu," imbuh dia.

Riyadi menegaskan gempa di Lebak, Banten, yang guncangannya terasa hingga ke Jakarta, tak berkaitan langsung dengan kabar aktifnya Cincin Api Pasifik. Sebelumnya, United Nations Secretariat for International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) menyebut Ring of Fire telah aktif kembali.

"Belum, ya belum tentu (cincin) api karena di sana belum muncul ke sini. Belum ada kaitannya gitu," kata dia.

UNISDR mencatat beberapa aktivitas yang terjadi di Cincin Api Pasifik antara lain erupsi Gunung Mayon di Filipina, erupsi Gunung Kusatsu Shirane dan menyebabkan longsor di Jepang, gempa di Banten yang terasa juga di Jakarta, hingga gempa 7,9 SR yang sempat menimbulkan peringatan tsunami di Alaska.

"Cincin Api Pasifik aktif hari ini," tulis badan PBB itu melalui akun Twitter mereka, Selasa (23/1) seperti dikutip detikcom, Rabu (24/1). UNISDR merujuk pada gempa-gempa yang terjadi Selasa kemarin.

Kejadian-kejadian tersebut terjadi pada waktu bersamaan pada Selasa (23/1) kemarin. Ahli geofisika dari USGS William Yeck melalui ABC News menyatakan tidak mungkin kejadian-kejadian tersebut saling terkait. Lebih dari itu, dia juga menegaskan tidak ada aktivitas tak biasa di Ring of Fire.

ABC News membeberkan Ring of Fire memiliki panjang 25 ribu mil (sekitar 40.233 km), terbentang mulai dari Selandia Baru, Indonesia, Filipina, Jepang, kemudian melintasi Kepulauan Aleutian dan menyusuri pesisir Alaska, Kanada, Pantai Barat AS, hingga ujung Amerika Selatan. Lempeng tektonik sepanjang Ring of Fire terus-menerus bergerak, bertabrakan satu sama lain, dan menyebabkan banyak gempa.

Gempa 6,1 SR mengguncang wilayah Lebak, Banten, Selasa (23/1). Hingga Rabu (24/1) siang kemarin, telah terjadi 46 gempa susulan, termasuk gempa 5 SR yang ikut dirasakan di Jakarta.
(gbr/elz)

Pertamina Berikan Bantuan Terkait Bencana Campak di Asmat Jayapura

Foto Berita Pertamina Berikan Bantuan Terkait Bencana Campak di Asmat Jayapura

PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region VIII Maluku-Papua menyalurkan bantuan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Distrik Agats Kabupaten Asmat yang menyebabkan meninggalnya 59 anak. Tercatat, KLB campak dan gizi buruk ini terjadi di kampung Nakai Distrik Pulau Tiga dan Kota Agats (Data Dinas Kesehatan Januari 2018). 

General Manager Marketing Operation Region VIII Tengku Fernanda menyerahkan bantuan untuk korban KLB kepada Tim Satgas Terpadu hari ini (16/1/2018) di Kantor Polda Papua, Jayapura. Bantuan berupa makanan tambahan dan suplemen gizi untuk balita ini merupakan respons dari Pertamina.

Menurut Tengku Fernanda, Satgas ini nantinya akan bergabung dengan personel dari Timika dan Asmat untuk melayani masyarakat yang ada di lokasi kejadian. Pertamina memberikan paket bantuan kebutuhan pokok dalam pelayanan kesehatan untuk balita berupa makanan tambahan dan susu. Bantuan tersebut dikirimkan hari ini ke Timika menuju Pulau Tiga oleh Tim Satgas Terpadu yang dibentuk oleh Polda Papua. 

"Bantuan tahap pertama dari Pertamina berupa makanan dan susu untuk balita sesuai dengan kebutuhan mendesak saat ini. Nantinya, Pertamina akan kembali mengirimkan bantuan tambahan untuk menanggulangi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat," ujar Tengku Fernanda.

Tim Satgas Terpadu KLB terdiri dari unsur Kepolisian, Kodam, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, termasuk partisipasi dari jajaran BUMN yang ada di wilayah Papua. 

Ketua Tim Satgas Terpadu KLB Irjen Pol. Boy Rafli Amar mengapresiasi respons serta aksi cepat dari para pihak terkait dalam menanggulangi kejadian luar biasa ini, khususnya Pertamina sebagai BUMN yang selalu hadir di garda terdepan untuk aksi sosial dan kemanusiaan khususnya di wilayah Papua.

More Articles ...