logo2

ugm-logo

Masyarakat Indonesia Minim Pemahaman Manajemen Bencana

image_title

VIVA – Kejadian runtuhnya selasar gedung BEI menimbulkan banyak korban patah tulang. Dalam kejadian yang tiba-tiba itu semua bergotong-royong menyelamatkan korban dari dalam gedung. Padahal menangani korban bencana dan kecelakaan tidak bisa sembarangan. Karena itu penting sekali memahami manajemen pusat krisis

Kepala Emergency RS Pusat Pertamina Dr.dr.Christiana Linda Wahjuni, SpOT.,M.Kes.FICS.,CCD, menyebutkan bahwa pemahaman mengenai Crisis Centre harus diterapkan.

"Ketika terjadi bencana atau kecelakaan, penting dipahami soal managemen crisis centre. Banyak masyarakat yang kurang pemahaman soal management disaster ini," ujarnya dalam talkshow Ayo Hidup Sehat tvOne Selasa 16 Januari 2018.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pilihan yang harus dilakukan jika kita tidak paham soal managemen menolong korban bencana dan kecelakaan adalah menelepon crisis centre setempat.

"Kalau di Indonesia itu nomernya 118. kemudian nanti ada costumer care yang akan bertanya di mana posisi bencana. Dan akan segera melacak lokasi RS yang paling dekat," ujar Linda.

Jika bencananya memakan korban yang cukup banyak seperti kasus BEI, lebih lanjut Linda menjelaskan bahwa tim crisis centre akan menurunkan bantuan secepatnya, kini sudah ada armada motor agar lebih cepat mencapai lokasi kejadian.

"Tenaga medis yang datang pertama kali itu akan melakkan triase Pertolongan Pertama Gawat Darurat dengan melabeli korban dengan pita, Merah kuning atau hijau," katanya.

Tenaga medis tersebut akan memprioritaskan pasien yang masih hidup dengan memberikan pita biru bagi kondisi gawat darurat sangat berat, lalu pita merah bagi kondisi gawat darurat, kuning tidak gawat, tetapi darurat, hijau tidak gawat darurat dan Hitam meninggal.

"Dengan penandaan tersebut, tenaga medis yang datang berikutnya sudah tahu mana yang harus ditangani lebih dulu," ujarnya.

Linda berpendapat pemahaman management disaster di Indonesia masih lemah dan belum maksimal.

"Orang-orang yang bertanggung jawab di gedung harus tahu simulasi seperti ini," ujarnya.

Tak hanya itu, beberapa profesi seperti security, guru dan masyarakat yang ada dalam sebuah grup tertentu harus dilatih.

"Guru, securiti, kepala regu semua wajib. Karena bencana tidak terencana. Jangan sampai terjadi kecelakaan pada saat pertolongan pertama," ujarnya.

Tayangan lengkapnya dapat Anda saksikan dalam video berikut ini.

Atasi Longsor Banjarnegara, Ganjar Minta Saran Warganet

http://images.solopos.com/2018/01/ganjar3-300x180.jpg

Solopos.com, BANJARNEGARA – Bencana tanah longsor dan tanah bergerak yang mendera wilayah Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) memicu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk meninjaunya, Selasa (16/1/2018). Kegiatan itu kemudian diunggah Ganjar di akun Instagramnya, @ganjar_pranowo, demi menanyakan solusi untuk mengatasi tanah longsor di Banjarnegara kepada warganet.

Berdasarkan keterangan yang didapat Ganjar, bencana seperti itu sudah dianggap sebagai peristiwa yang biasa terjadi oleh warga setempat. “Ironisnya, bencana ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat sekitar Banjarnegara,” tuils sang gubernur Jateng di akun Instagramnya.

Atas ironi bencana tanah longsor dan tanah bergerak di Banjarnegara itu, orang nomor wahid di lingkungan Pemprov Jateng tersebut meminta solusi kepada warganet di Instagram. “Ayo kasih usul saran dong untuk upaya pencegahan bencana ini? #Ganjarbertanya,” lanjut Ganjar Pranowo.

Kebanyakan warganet menyarankan agar wilayah rawan tanah longsor di Banjarnegara sudah sepatutnya kembali ditanami pohon sebagai penyangga tanah. Tak sedikit yang yang berharap agar tak terjadi lagi penebangan pohon secara besar-besaran di wilayah Banjarnegara. “Tanam yang banyak pohon-pohon berakar serabut, rawat sampai besar. Tanah-tanah dengan poisisi miring jangan dijadikan perkebunan,” tulis pengguna akun Instagram @fitriaartatiz.

“Jangan menebang pohon sembarangan,” timpal pengguna akun Instagram @ekmal_ge.

“Itu lahannya gundul karena longsor atau ditebang ya pak. Mungkin banyak tanam pohon berakar tunggang. Pohon-pohon kayu besar,” ungkap pengguna akun Instagram @adi_p.kurniawan.

Meski banyak yang menyarankan penanaman pohon, Ganjar tertarik dengan suatu saran tentang pemindahan warga dari lokasi yang sudah menjadi langanan bencana. Namun demikian, saran yang menarik perhatian Ganjar itu belum tentu bisa diterapkan.

Sementara itu, Humas Pemprov Jateng, melalui media sosial Twitter, mengabarkan Ganjar sebelumnya memang telah menginap di lokasi bencana demi memastikan semua warga mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Humas Pemprov Jateng mengungkapkan Pemprov Jateng akan memberikan bantuan senilai Rp132 juta ke wilayah yang didera bencana di Banjarnegara itu. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

More Articles ...