logo2

ugm-logo

Blog

Bencana Tanah Longsor Meluas, Di Tulungagung 3 Orang Meninggal

JawaPos.com – Serangkaian bencana alam imbas cuaca ekstrem datang silih berganti. Jika pekan lalu didominasi banjir, kali ini yang paling banyak adalah insiden tanah longsor.

Tak hanya membuat begitu banyak warga terpaksa mengungsi, insiden itu juga kembali memakan korban jiwa. Salah satu yang cukup parah terjadi di Tulungagung.

Bencana longsor menimpa beberapa titik di Kecamatan Sendang Minggu (23/10) sore. Di Dusun Bantengan, Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, kemudian di Desa Nglurup, Dusun Jambuwok, arah Bumi Perkemahan/Kedung Minten, tanah longsor menutupi bahu jalan. Di Desa Geger, longsor menimpa rumah warga.

Akibat insiden itu, tiga warga meninggal dunia. Sebagian lainnya menjalani perawatan. ”Ada dua korban yang mengalami luka-luka. Malam (kemarin, Red) sudah diizinkan pulang ke rumah setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Sendang,” ujar Kepala Desa Nyawangan Yoko Dwi Mukarom.

Longsor juga melanda Ponorogo. Yang terparah terjadi di Kecamatan Ngebel. BPBD setempat mencatat ada 22 titik longsor selama tiga hari terakhir. Yang paling besar melanda Dusun/Desa Ngrogung hingga memutus total jalur Ngebel–Dolopo (Madiun). ”Jalan ditutup total,’’ kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Surono.

Selain memutus jalan, longsor juga merusak tiang jaringan listrik dan pipa air. Saat ini perbaikan jaringan listrik tengah dilakukan. BPBD juga menyuplai air bersih kepada warga terdampak.

Sebelumnya, longsor juga melanda Dusun Ngemplak, Desa Sriti, Kecamatan Sawoo. Perkembangan terakhir, 38 KK korban terdampak bencana tengah direlokasi.

Di Magetan, pada akhir pekan lalu, longsor melanda Desa Sayutan, Parang. Satu rumah rusak akibat terjangan longsor. Pembersihan material longsor dilakukan kemarin (23/10). Tim gabungan dari BPBD, relawan, dan warga dilibatkan. ”Tidak ada korban jiwa,’’ ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Eka Wahyudi.

Bencana longsor juga melanda perbatasan Banyuwangi–Jember, tepatnya jalan utama Km 5 Kecamatan Kalibaru. Longsor terjadi di separo jalan. Akibatnya, polisi terpaksa memberlakukan sistem buka tutup.

Siapkan Relokasi untuk Korban Sumurup

SEMENTARA itu, kemarin Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi bencana longsor di Desa Sumurup, Trenggalek. Di sana, dengan didampingi Bupati Trenggalek M. Nur Arifin dan pejabat BPBD Jatim, orang nomor satu di Jatim itu mengajak mereka untuk relokasi.

Berdasar data yang ada, bencana longsor di Desa Sumurup yang terjadi pada akhir pekan lalu itu cukup besar. Sebanyak 51 KK dengan total sekitar 127 warga jadi korban. Di antaranya, harus rela rumahnya porak-poranda.

Kepada warga terdampak, Khofifah menyebutkan bahwa pihaknya sudah memfasilitasi rencana relokasi itu. Sebuah lahan milik dinas perkebunan (disbun) harus disiapkan untuk tempat tinggal permanen para korban longsor. ’’Kami sudah menyiapkan anggaran melalui biaya tak terduga,’’ kata Khofifah.

Dia menyatakan, pembangunan huniannya akan menggunakan anggaran sementara itu. Luas lahan yang dipakai untuk relokasi 7.315 meter persegi. Dia optimistis proses hibah lahan untuk relokasi bisa lebih cepat.

Terpisah, Bupati Trenggalek M. Nur Arifin menyampaikan bahwa dirinya bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas tengah membuat sabuk air di atas lokasi longsor sebagai langkah mitigasi awal. 

Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Terkadang, gagal ginjal bersifat sementara dan muncul dengan cepat. Namun di lain waktu, gagal ginjal juga dapat menjadi kondisi kronis yang akan memburuk secara perlahan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, gagal ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yakni gagal ginjal kronis dan akut.

Perlu diingat bahwa ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di daerah punggung bawah tubuh. Organ tersebut memiliki beberapa fungsi penting pada tubuh. Salah satunya seperti membuang racun atau limbah dari tubuh. 

Racun tersebut nantinya akan masuk ke kandung kemih dan dibuang ketika seseorang buang air kecil. Jika ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah atau racun dari darah, maka gagal ginjal akan terjadi. 

Penyebab Gagal Ginjal

Mayoritas gagal ginjal akut terjadi karena berkurangnya aliran darah ke ginjal. Berikut ini beberapa hal yang bisa menurunkan aliran darah ke ginjal:

  • Volume darah yang rendah.
  • Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal.
  • Gangguan pada pembuluh darah.
  • Pengaruh beberapa obat-obatan tertentu yang bisa mengganggu suplai darah ke ginjal atau bahkan mengganggu ginjal. Contohnya, obat anti inflmasi non-steroid (OAINS), obat untuk hipertensi, dan antibiotik tertentu.
  • Cairan pewarna, yang digunakan pada uji pencitraan tubuh dan sinar X.

Selain karena berkurangnya aliran darah ke ginjal, gagal ginjal akut juga bisa dipicu oleh dua penyebab, yaitu:

  • Tersumbatnya saluran urine.
  • Kerusakan langsung di ginjal.

Faktor Risiko Gagal Ginjal

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terkena gagal ginjal akut, yaitu: 

  • Memiliki risiko tinggi menderita sumbatan saluran urine.
  • Mengidap diabetes.
  • Mengidap penyakit hati.
  • Pembuluh darah pada lengan dan kaki tersumbat.
  • Terkena infeksi parah.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Berusia 65 tahun atau lebih.
  • Sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Gejala Gagal Ginjal

Pada fase awal, gagal ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun dan hanya bisa dideteksi melalui uji laboratorium. Namun, penyakit ini bisa berkembang dengan sangat cepat sehingga membuat pengidapnya mengalami beberapa gejala, seperti: 

  • Berkurangnya produksi urine.
  • Linglung atau kebingungan.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas.
  • Penumpukan cairan dalam tubuh atau edema.
  • Kelelahan.
  • Dehidrasi.
  • Sakit di bagian dada.
  • Nyeri punggung.
  • Sakit perut.
  • Tingginya tekanan darah atau hipertensi.
  • Gangguan tidur.

Di samping itu, perlu diingat bahwa gagal ginjal dapat menyebabkan gejala yang bervariasi pada setiap orang. Gejala yang muncul akan tergantung dari tingkat keparahan pengidapnya. 

Diagnosis Gagal Ginjal 

Dokter akan menggunakan berbagai tes untuk mengukur fungsi ginjal dan mendiagnosis gagal ginjal. Jika dokter mencurigai seseorang berisiko mengalami gagal ginjal, maka dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan seperti:  

  • Tes darah, yang dapat menunjukkan seberapa baik ginjal membuang limbah dari darah.
  • Pencitraan lanjutan, yang dapat menunjukkan kelainan atau gangguan ginjal (penyumbatan).
  • Tes urin, yang mengukur jumlah urin atau zat tertentu dalam urine, seperti protein atau darah.

Pengobatan Gagal Ginjal

Umumnya pengidap gagal ginjal akut menjalani perawatan di rumah sakit. Namun jika gejalanya sudah membaik, mereka diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan dengan beberapa ketentuan berikut ini:

  • Tetap dianjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter ahli urologi dan ahli ginjal.
  • Mengobati infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut.
  • Memperbanyak konsumsi air mineral untuk menghindari dehidrasi.
  • Melakukan tes darah untuk memonitor tingkat kreatinin dan garam.
  • Menghentikan pengobatan apa pun yang berisiko menyebabkan gagal ginjal akut.

Pengidap gagal ginjal sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit apabila:

  • Adanya risiko penyumbatan urine.
  • Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut membutuhkan pengobatan segera.
  • Kondisi pasien semakin parah.
  • Pasien terkena komplikasi gagal ginjal akut.

Bagi orang yang mengalami gagal ginjal akut yang cukup parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau cuci darah, karena ginjal sudah bisa menjalankan fungsinya seperti normal.

Komplikasi Gagal Ginjal 

Gagal ginjal dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  • Anemia. Ketika ginjal tidak bekerja secara tidak optimal, tubuh berisiko tidak dapat membuat sel darah merah dengan baik. Akibatnya, pengidap gagal ginjal rentan untuk mengalami anemia. 
  • Kelemahan Tulang. Adanya kerusakan pada ginjal  dapat mengganggu keseimbangan mineral seperti fosfor dan kalsium dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut dapat menyebabkan tulang melemah.
  • Retensi Cairan. Jika ginjal tidak dapat menyaring air secara memadai dari darah, pengidap gagal ginjal berisiko mengalami retensi cairan, terutama di tubuh bagian bawah.
  • Penyakit Jantung. Penyakit jantung dapat menyebabkan gagal ginjal, dan gagal ginjal yang tidak mendapatkan perawatan tepat juga  bisa menyebabkan penyakit jantung. 
  • Hiperkalemia. Gagal ginjal dapat menyebabkan hiperkalemia, atau peningkatan kadar kalium. Dalam kasus yang parah, hiperkalemia juga dapat menyebabkan gagal jantung sebagai komplikasinya. 
  • Asidosis Metabolik. Fungsi ginjal yang terganggu dapat menyebabkan asidosis metabolik, di mana cairan tubuh pengidap gagal ginjal mengandung terlalu banyak asam. Asidosis metabolik dapat menyebabkan komplikasi seperti batu ginjal atau penyakit tulang.
  • Komplikasi Sekunder. Banyak orang dengan gagal ginjal mengalami beberapa komplikasi sekunder. Misalnya seperti depresi, gagal hati, penumpukan cairan di paru-paru, kerusakan saraf, hingga infeksi kulit.

Pencegahan Gagal Ginjal

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal ginjal:

  • Ikuti instruksi pada label ketika mengonsumsi obat bebas. Contohnya, ibuprofen dan aspirin.
  • Jika diresepkan obat oleh dokter, pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang diresepkan. 
  • Berkonsultasilah dengan dokter untuk menangani gangguan ginjal. Ikuti rekomendasi dokter untuk menjaga tubuh dari serangan penyakit yang bisa memicu gagal ginjal. 
  • Menjaga dan mengelola kondisi kesehatan saat ini. Contohnya seperti pengidap diabetes yang perlu menjaga kadar gula darahnya tetap stabil. 
  • Menjalani gaya hidup sehat. Melakukan latihan secara rutin, menjaga pola makanan yang sehat, dan menghindari minuman beralkohol akan membantu menurunkan risiko mengalami gagal ginjal.

IDAI: 192 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius Ditemukan di 20 Provinsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak hingga Selasa (18/10/2022).

Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, kasus-kasus itu ditemukan di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Aceh.

Namun, Piprim mengklarifikasi, banyaknya penderita gangguan ginjal akut misterius ini bukan berarti karena adanya lonjakan kasus. Melainkan data dari cabang IDAI di beberapa provinsi yang baru diterima belakangan.

"Yang sudah terkumpul di kami adalah 192 kasus, dari 20 provinsi," kata Piprim dalam konferensi pers secara daring, Selasa (18/10/2022).

Piprim menjelaskan, data tersebut merupakan data kumulatif sejak Januari 2022. Rinciannya, 2 kasus di Januari, 2 kasus di bulan Maret, 6 kasus pada bulan Mei, 3 kasus pada Juni, 9 kasus di bulan Juli, 37 kasus di bulan Agustus, dan 81 kasus di bulan September.

Sementara itu, penderita masih didominasi oleh bayi di bawah usia lima tahun (balita).

"Jadi totalnya 192 (kasus). Tapi ini datanya dari anggota, jadi bukan real time yang bisa kita ikuti secara saksama," ucap dia.

Berdasarkan sebarannya, kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) paling banyak tersebar di DKI Jakarta dengan total mencapai 50 kasus.

Diikuti Jawa Barat sebanyak 24 kasus, Jawa Timur 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus.

Sejauh ini kata Piprim, IDAI bersama Kemenkes masih mencari penyebab pasti dari penyakit ini.

Dalam perjalanannya, ada beberapa dugaan yang muncul, seperti infeksi virus lain, keracunan (intoksikasi) etilen glikol, hingga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.

"Kalau MIS-C yang seperti biasa, kita pengalaman obat-obatannya. Tapi ada juga pasien yang enggak membaik (setelah pengobatan). Ada juga kecurigaan obat-obatan yang mengandung etilen glikol, ini sedang kita periksa," jelas Piprim.

Sebagai informasi, gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah.

Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Orang Tua Diminta Waspada

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.

Seiring dengan peningkatan tersebut, Kemenkes meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual ,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.

“Orang tua harus selalu hati-hati, pantau terus kesehatan anak-anak kita, jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” kata Plt. Direktur Pelayanan Kesenatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes.

Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sampai saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya, untuk itu pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Dari data yang ada gejala yang muncul di awal adalah terkait infeksi saluran cerna yang utama untuk itu Kemkes menghimbau sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan, pastikan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi.

Selain itu, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.

Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.

“Belajar dari pandemi COVID-19, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah agar penyakit ini bisa di cegah sedini mungkin. Karenanya kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal akut maupun penyakit lain yang berpotensi mengalami KLB,” imbuh dr. Yanti

Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Analisis BMKG soal Gempa Banten Hari Ini, Getarannya Terasa sampai Jakarta

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,5 mengguncang wilayah Pantai Tenggara Pandeglang, Banten pada Minggu (9/10/2022) pukul 17.02.44 WIB.

Getaran gempa itu dirasakan sejumlah masyarakat di beberapa daerah.

Bahkan, tanda pagar "Gempa" segera memuncaki trending topik di media sosial Indonesia, khususnys Twitter.

Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Berikut analisis BMKG gempa hari ini di Banten:

Dari rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (9/10/2022), Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memaparkan hasil analisis BMKG terkait gempa Banten.

Menurut Daryono, gempa Banten itu memiliki parameter update dengan magnitudo 5,3.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,01° LS ; 106,07° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22 Km arah Barat Daya Bayah, Banten pada kedalaman 47 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblique turun (normal oblique).

Akibat dari gempa tersebut, sejumlah wilayah ikut terdampak getaran yang ditimbulkan.

Getaran gempa hari ini di Banten dirasakan di beberapa daerah, termasuk Jakarta. Berikut intensitas dan wilayah getaran gempa Banten:

  1. Intensitas III-IV MMI: Kab. Sukabumi
  2. Intensitas III MMI: daerah Bayah, Sukabumi, Sagaranten, Cianjur, Panggarangan, Ciptagelar, Malingping, Cihara, Cibeber, dan Cilograng.
  3. Intensitas II-III MMI: daerah Citeko dan Cisarua
  4. Intensitas II MMI: daerah Pangandaran, Ciputat, Parung Panjang, Pandeglang, Majasari, Serang, Sawarna, Tamanjaya, Ujung Kulon, Merak, Tangerang, Jakarta, dan Depok.

Hingga pukul 17.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Imbauan BMKG

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menjauh dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.

Informasi resmi hanya terkait gempa bumi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, seperti @infoBMKG), www.bmkg.go.id atau infobmkg.