logo2

ugm-logo

Blog

Climate Change Adaptation Toolkit Untuk Memperbaiki Resiliansi Komunitas

simposium perubahan iklimPerubahan pola musim, kejadian cuaca ekstrim yang semakin banyak dan mencairnya glacier di dataran tinggi Himalaya - Tibet yang terus menerus memiliki implikasi jangka panjang untuk kualitas air, energi, dan keamanan pangan atau makanan pada negara yang berkaitan langsung dengan dataran tinggi ini. Glacier merupakan bongkahan es di puncak gunung dan tidak mencair selama musim panas. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim diperlukan untuk tetap bertahan. Terdapat toolkit yang dikembangkan untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Toolkit yang dikembangkan ini dinamakan IAP toolkit (the ICLEI ACCRN PRocess). Toolkit ini memiliki 6 fase yang terdiri dari tools yang dapat digunakan oleh pemerintah lokal untuk mengevaluasi resiko iklim dari berbagai sistem terkait dengan kerentanannya. Berdasarkan hal tersebut dapat diformulasikan dan diimplementasikan berbagai intervensi untuk merespon kelemahan dari sistem yang telah teridentifikasi. Secara keseluruhan fase-fase tersebut adalah fase engagement atau fokus pada mendapatkan dukungan secara politik dari pihak yang memiliki otoritas dan kelompok komunitas, penelitian terkait dengan perubahan iklim dan pengkajian dampak, pengkajian kerentanan, strategi resiliansi, implementasi serta monitoring dan review. Setiap fase ini harus dilalui untuk memperoleh strategi yang tepat dalam menciptakan resiliansi komunitas. 

Informasi selengkapnya Klik Disini

Fenomena Korban Lansia Pada Kejadian Bencana di Dunia

korban bencanaLansia merupakan salah satu kelompok rentan pada saat bencana terjadi. kerentanan kelompok ini diakibatkan oleh keterbatasan fisik maupun mental yang dialami. Masalah pendengaran, mobilitas fisik, penglihatan maupun daya ingat mempengaruhi tingkat survival saat bencana atau peristiwa kegawatdaruratan terjadi. Walaupun pada keadaan normal keterbatasan yang dialami dapat ditoleransi, hal tersebut sangat berpengaruh saat bencana terjadi. Keterbatasan tersebut membuat lansia kesulitan untuk bergerak lebih cepat atau meninggalkan rumah mereka pada saat kejadian bencana, khususnya pada bencana alam. Keadaan ini lebih buruk lagi pada lansia yang tinggal sendiri, lansia yang tinggal di fasilitas perawatan dapat memperoleh pertolongan jauh lebih mudah.

Kejadian kebakaran di California menjadi salah satu contoh akibat kerentanan lansia. Berdasarkan laporan yang diperoleh, umur rata-rata korban adalah 79 tahun. Pada kejadian badai Katrina jumlah kelompok lansia yang meninggal lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur lainnya, begitu pula dengan badai Sandy dengan umur meninggal terbanyak adalah 65 tahun. Fenomena ini terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti tsunami di Jepang maupun badai di Filipina. Tercatat 65% korban tsunami Jepang dan sepertiga korban di badai Filipina merupakan lansia. Peran keluarga dan pemerintah dalam membuat perencanaan untuk pelaksanaan evakuasi pada saat bencana terjadi. pendataan teerkait jumlah maupun keterbatasan lansia menjadi salah satu solusi penting yang dapat dipilih oleh pemerintah maupun pihak terkait. Informasi selengkapnya Klik Disini

Progress Pemerintah Amerika Serikat dalam Penanganan Kesehatan dan Bencana 2017

 trust in federalSurvey tingkat nasional yang dilakukan oleh Pew Research Center pada 29 November- 4 Desember 2017 ini dapat memberikan gambaran menyeluruh terkait pandangan publik terhadap pemerintah dalam menghadapi berbagai permasalahan. Terdapat 12 isu yang diangkat terkait masalah publik. Kepercayaan publik terhadap Pemerintah Amerika Serikat tinggi pada 1950-an dan 1960-an. Penurunan pesat terjadi sejak 1970-an, selama perang Vietnam. Berdasarkan hasil survey, positive rating publik terhadap pemerintah pada aspek akses ke pelayanan kesehatan menurun 20% dari 56% menjadi 36%. Pada periode yang sama presentase kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah dalam menjaga lingkungan dan merespon bencana alam menurun hingga 15%.

Pada masa pemerintahan Barack Obama, hasil survey yang dilakukan 2 tahun lalu menunjukkan hal yang positif baik pada publik, baik kelompok demokrat maupun republik. Hasil survey terbaru pada pemerintahan Donald Trump republik lebih memberikan evaluasi yang positif dibandingkan dengan demokrat. Namun teerdapat persamaan aspirasi yang terlihat pada topik sistem imigran. Kedua kelompok baik republik maupun demokrat berharap permasalahan terkait dengan sistem imigran dapat memperoleh solusi terbaik. Informasi selengkapnya Klik Disini

Kaleidoskop Kejadian Bencana Tahun 2017

29 kaleidoskopIndonesia merupakan salah satu negara dengan potensi bencana yang besar. Indonesia menduduki peringkat 5 besar kejadian bencana di Asia. Hal ini menunjukkan tingginya potensi bencana yang dihadapi oleh masyakarat di Indonesia. Sepanjang 2017, terdapat beberapa kejadian yang menjadi sorotan khalayak ramai. Dua diantaranya yaitu gempa Pidie Jaya hingga status terkini Gunung Agung. Gempa Pidie Jaya terakhir terjadi pada Februari lalu, mengingatkan kembali kejadian yang sama pada 7 Desember 2016 . Hingga saat ini, proses rehabilitasi dan rekonstruksi terus dilakukan. Bantuan hingga mencapai miliyaran rupiah disalurkan untuk mempercepat proses ini. kejadian terkini yang menjadi topik utama di berbagai media adalah Gunung Agung. Erupsi pertama yang terjadi pada 25 November 2017 lalu tidak hanya menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar gunung Agung namun juga masyarakat Bali. Pendistribusian masker juga akan dilakukan bagi masyarakat Lombok karena lokasinya yang dekat dengan Bali. Pemahaman masyarakat terkait dengan perubahan iklim dan faktor lainnya harus dipupuk melalui disaster risk reduction, sehingga dapat meminimalisir dampak kejadian yang berulang tersebut. Informasi selengkapnya Klik Disini

 

Mengenal Siklon Tropis sebagai suatu Ancaman atau Resiko Bencana

siklon tropis 1Pada 7 Desember 2017, Magister Manajemen Bencana UGM bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) melaksanakan “Rountable Discussion: Evaluasi dan Ancaman Siklon Tropis”. Kegiatan ini ditujukan untuk membahas siklon dan evaluasi tindakan penanganan yang telah dilakukan. Siklon tropis Cempaka yang terjadi di sebelah selatan Jawa Tengah berdampak pada pola cuaca di sekitar lintasannya. Hujan lebat terjadi di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pembicara menyebutkan bahwa peringatan dini telah diberikan sejak 25 November 2017 oleh BMKG pusat terkait 2 potensi siklon. BMKG menggandeng berbagai media antara berhadap peringatan dini tersebut dapat dijadikan acuan masyarakat untuk siap siaga dalam menghadapi dampak siklon yang berupa banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan lain-lain. Bencana tersebut membuat aktivitas masyarakat terhentime dan menimbulkan kerugian moril dan materil. Pada kesempatan ini juga dijelaskan penanganan dampak siklon di berbagai daerah di Yogyakarta. Lemahnya sistem peringatan dini terkait cuaca ekstrim, pengenalan resiko, analisis wilayah yang mengalami dampaknya serta penyampaian informasi merupakan pembelajaran yang diperoleh dari kejadian ini. Informasi selengkapnya Klik Disini