logo2

ugm-logo

Percepat Tangani Bencana, BPBD Klaten Luncurkan Penamas

KLATEN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten meluncurkan sistem aplikasi berbasis web, Pelaporan Bencana Masyarakat (Penamas). Aplikasi yang dapat diakses melalui bit.ly/pena-mas tersebut memudahkan masyarakat untuk melaporkan kejadian bencana yang berada di wilayah Kabupaten Klaten, sehingga mempercepat penanganan bencana.

“Penamas pelaporan bencana masyarakat dapat menggunakan HP (gawai) dan dapat mempercepat langkah evakuasi tim BPBD. Sehingga meminimalisasi terjadinya banyak korban dari bencana,” ujar Bupati Klaten Sri Mulyani saat peluncuran aplikasi.

Sri Mulyani mengatakan, aplikasi Penamas sangat bermanfaat, terlebih Kabupaten Klaten sesuai letak geografisnya merupakan daerah rawan bencana.

“Penamas dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat Kabupaten Klaten untuk memberikan pelaporan bencana di manapun mereka berada. Untuk segera ditindaklanjuti penanganannya maupun memberikan bantuan logisitik, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan kualitas dan kecepatannya,” jelas Sri Mulyani.

Sementara Kepala BPBD Klaten Sri Winoto menyampaikan, aplikasi Penamas dapat memberikan kemudahan tidak hanya bagi masyarakat Klaten, tetapi masyarakat luas yang saat terjadi bencana berada di wilayah Klaten.

“Saat masyarakat mengetahui ada bencana, dapat secara langsung saat kejadian (realtime) mengakses aplikasi berbasis web Penamas . Sehingga dengan adanya laporan masuk, maka akan direspon cepat oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD,” ujarnya.

Adapun bencana yang dapat dilaporkan antara lain bencana angin ribut, banjir, tanggul jebol, gempa bumi, tanah longsor, dan lainnya.

“Dengan mudahnya aplikasi Penamas, Harapan kami (BPBD) secepatnya merespon dan menangani bencana. Hal ini juga sebagai upaya kami dalam mewujudkan peningkatan pelayanan publik,” pungkasnya.

Secara daring, Deputi Bidang Pencegahan Pusat Badan Nasinonal Pengendalian Bencana (BNPB), Prashinta Dewi menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Klaten atas peluncuran aplikasi Penamas berbasis web.

“Aplikasi ini diharapkan bisa menjadi andalan dalam pelayanan saat ada bencana dan sebagai sarana edukasi kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat,” ujarnya.

Prashinta berharap, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik aplikasi tersebut untuk memberikan informasi laporan kejadian bencana.

BNPB Pastikan Penanganan Bencana di Garut Berjalan Optimal

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengunjungi sejumlah wilayah terdampak bencana di Kabupaten Garut, Selasa (19/7/2022). Melalui kunjungan itu, ia ingin memastikan penanganan bencana di daerah itu berjalan optimal. 

"Saya datang ke sini atas perintah Bapak Presiden untuk memastikan tahap penanganan bencana, khususnya pada masa tanggap darurat bencana, ini bisa berhalan lancar, tertib, dan sebagaimana mestinya," kata dia di Kabupaten Garut, Selasa.

Menurut dia, saat ini kondisi wilayah yang sempat diterjang bencanabanjir bandang pada Jumat (15/7/2022), sudah tak lagi digenangi air. Warga yang terdampak juga telah membersihkan rumahnya masing-masing.

Suharyanto menyebutkan, tak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Kabupaten Garut. Adapun adanya satu orang yang meninggal dunia, menurut dia, itu karena sakit stroke, bukan karena langsung terdampak bencana.

Kendati demikian, bencana itu membuat sejumlah infrasktuktur rusak, termasuk rumah warga. Berdasarkan data resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut per 18 Juli 2022, bencana yang terjadi pada Jumat malam itu berdampak terhadap 4.328 unit rumah, 17 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas ibadah, tiga unit fasilitas kesehatan, 33 unit fasilitas umum, 23 unit kantor pemerintahan, 81 unit kios, 10.103 meter TPT, 43 unit jembatan, 14.241 meter jalan, 4 juta meter persegi lahan pertanian atau kebun, 5 hektare hutan, 225 unit peternakan, 17 ribu hektare kolam, dan 77 unit konstruksi irigasi.

"Kami akan melakukan penanganan," kata Suharyanto. 

Ia mengatakan, Pemkab Garut telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari. Selama masa tanggap darurat bencana, kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak dipastikan akan terpenuhi.

"Keselamatan masyarakat terdampak akan jadi prioritas utama," kata dia.

Setelah masa tanggap darurat bencana berakhir, pihaknya akan melakukan kajian terkait kebutuhan yang masih diperlukan warga. Pemerintah setempat dibantu aparat TNI dan Polri disebur akan melakukan langkah pascabencana hingga tuntas.

Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor terjadi di 14 kecamatan yang berada di Kabupaten Garut pada Jumat malam. Berdasarkan data terkahir, terdapat 6.314 KK atau 19.546 jiwa terdampak dan 242 KK atau 785 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut.

More Articles ...