logo2

ugm-logo

Perkenalkan Manajemen Bencana, Prodi Langka dengan Prospek Karier Menjanjikan

Jakarta - Indonesia tergolong ke dalam wilayah yang cukup rawan bencana. Hal ini bisa terjadi karena Indonesia bermukim di kawasan tumbukan lempeng yang aktif dan wilayah beriklim tropis.

Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Amien Widodo menyampaikan sejumlah bencana bisa terjadi di Indonesia.

"Artinya kita bermukim di kawasan rawan gempa, tsunami, likuifaksi, letusan gunung. Pada saat yang sama kita bermukim di kawasan banyak hujan, angin, panas, air laut pasang, ombak besar, yang terjadi berbulan bulan per tahun, juga fenomena el nino, la nina, siklon," papar Amien kepada detikcom.

Oleh karena itu, dengan kondisi ini, beberapa perguruan tinggi tergerak untuk berkontribusi aktif menanggulangi bencana melalui program studi (prodi) Manajemen Bencana yang disediakan.

Mengenal Prodi Manajemen Bencana

Melansir laman Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Prodi Manajemen bencana adalah bidang studi yang didedikasikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang andal dalam manajemen bencana baik sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, maupun pasca bencana.

Program studi ini memfokuskan diri dalam menciptakan SDM berbudi pekerti luhur yang memiliki kapasitas keilmuan kebencanaan yang komprehensif baik teori maupun praktis.

Harapannya prodi ini menghasilkan lulusan yang punya kemampuan manajerial berjiwa kepemimpinan baik, mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat pada saat kondisi krisis serta mampu merencanakan kegiatan pengurangan risiko bencana secara komprehensif.

Apa yang Dipelajari di Prodi Manajemen Bencana?

Nantinya mahasiswa akan mempelajari seputar sosiologi bencana, pemberdayaan masyarakat, kebijakan, dan kelembagaan dalam penanggulangan bencana serta pengelolaan multibencana.

Selain itu, mahasiswa juga belajar tentang penginderaan jauh dan sistem informasi manajemen bencana hingga monitoring sumber bencana dan peringatan dini.

5 Universitas yang Menyediakan Prodi Manajemen Bencana

Sejumlah universitas baik PTN maupun PTS yang memiliki prodi Manajemen Bencana yakni:

1. Universitas Gadjah Mada (UGM) - Program Pascasarjana
2. Universitas Airlangga (Unair) - Program Pascasarjana
3. Universitas Pembangunan Negara Veteran Yogyakarta (UPN VY) - Program Pascasarjana
4. Universitas Pertahanan RI (Unhan) - Program Pascasarjana
5. Universitas Budi Luhur - Program Sarjana

Dari semua kampus yang menyediakan prodi Manajemen Bencana, hanya Universitas Budi Luhur memiliki program di jenjang Sarjana (S1).

Prospek Karier Lulusan Manajemen Bencana

Dalam laman pasca.unair.ac.id dijelaskan, lulusan Manajemen Bencana bisa memiliki karier di berbagai posisi pekerjaan, antara lain:

- Pengamanan Negara (TNI, POLRI, TARUNA)
- Analisis tata kelola kebencanaan
- Konsultan kebencanaan
- Peneliti tentang kebencanaan
- Lembaga Swadaya Masyarakat bidang kebencanaan
- Ahli kebencanaan pada instansi kebencanaan (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan lain-lain).
- Ahli kebencanaan di instansi terkait (instansi kesehatan, sosial, pendidikan, dan lain-lain).

Kerap Banjir dan Longsor, BNPB Ingatkan Jaga Ekosistem di Perbukitan Garut

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyampaikan kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Garut sepanjang tahun 2022 telah mengakibatkan 19.546 jiwa terdampak dan 1.239 jiwa mengungsi.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor merupakan jenis bencana langganan yang kerap terjadi di Kabupaten Garut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bencana alam yang mengakibatkan korban jiwa paling tinggi terjadi pada tahun 2016.

"Dan itu kejadian bencana yang mengakibatkan kalau tingginya korban jiwa di tahun 2016 itu adalah tanah longsor 34 jiwa meninggal, 19 jiwa hilang, dan 6.361 jiwa mengungsi," papar Aam saat konferensi pers secara daring, Senin (25/7/2022).

Menurut Aam, sering terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut disebebkan oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor geografis yang banyak dikelilingi oleh perbukitan, dengan tingkat kecuraman yang tinggi.

Sehingga, guna mengurangi resiko bencana, Aam mengimbau kepada pemerintah setempat dan masyarakat untuk bersama menjaga ekosistem di daerah perbukitan tersebut dengan baik.

"Maka poin penting kita di sini ekosistem di daerah perbukitan yang harus kita jaga dengan baik supaya daerah resapan air di hulu dan daerah aliran sungai yang terkonservasi dengan baik bisa mengurangi resiko bencana banjir," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, faktor cuaca juga sangat berpengaruh. Berdasarkan informasi curah hujan satu hari sebelum terjadinya bencana banjir pada Jumat (15/7/2022) lalu, curah hujan di Kabupaten Garut sangat tinggi, sehingga mengakibatkan debit air di hulu tidak tertampung dan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

"Jadi kita lihat di sini memang curah hujan di Garut tanggal 14 Juli, 15 Juli itu sangat tinggi, mencapai 100 mm dalam 24 jam, 100 mm dalam 24 jam itu sangat tinggi," tukasnya.

More Articles ...