logo2

ugm-logo

Pemanasan Global Sebabkan Es Mencair di Greenland hingga Permukaan Air Laut Naik

PR DEPOK – Peristiwa pemanasan global telah menyebabkan es mencair terutama di Greenland dan menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

Krisis iklim yang panjang dapat mengakibatkan banjir yang disebabkan kenaikan permukaan air laut.

Meningkatnya permukaan air laut ini sangat berdampak tidak baik bagi miliaran orang yang menggantungkan hidupnya di daerah pesisir laut.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari theguardian-com, kenaikan permukaan laut besar yang disebabkan oleh pencairan lapisan es Greenland saat ini tak terelakkan lagi. 

Penelitian menunjukkan pemanasan global hingga saat ini akan menyebabkan kenaikan permukaan laut minimum sebesar 27 cm (10,6 inci), dari Greenland saja berpotensi 110 triliun ton es mencair.

Dengan emisi karbon yang terus berlanjut, pencairan lapisan es lainnya dan ekspansi termal lautan, kenaikan permukaan laut beberapa meter tampaknya bisa terjadi.

Baca Juga: Indonesia Dipastikan Tidak Menggelar Kompetisi Domestik Piala Indonesia, Iwan Bule Buka Suara

Krisis iklim dalam jangka panjang mengakibatkan naiknya permukaan laut yang menyebabkan terjadinya banjir akan berimbas kepada miliaran orang tinggal di wilayah pesisir .

Para ilmuwan mengatakan, Jika rekor pencairan tahun 2012 di Greenland menjadi kejadian rutin di akhir abad ini, kemungkinan lapisan es akan menghasilkan kenaikan permukaan laut sebesar 78 cm.

Berdasarkan pemahaman keseluruhan para ilmuwan tentang bagaimana lapisan seperti Greenland kehilangan es ke laut, para peneliti mengatakan sebagian besar kenaikan akan relatif segera terjadi.

Bahkan pada tahun 2021, ilmuwan lain memperingatkan bahwa sebagian besar lapisan es Greenland berada di ambang titik kritis .

Gletser pegunungan di Himalaya dan Alpen sudah pada posisi kehilangan sepertiga dan setengah dari es mereka masing-masing, sementara lapisan es Antartika barat juga dianggap oleh beberapa ilmuwan telah melewati titik kritis.

Pemanasan lautan juga meluas, ini menambah kenaikan permukaan laut.Baca Juga: Login sso.bpjsketenagakerjaan.go.id untuk Cek Nama Aktif BPJS Ketenagakerjaan, BSU 2022 Segera Cair

Runtuhnya lapisan es Antartika timur yang sangat besar , yang akan menyebabkan kenaikan permukaan laut setinggi 52 meter jika semuanya mencair, dapat dihindari jika tindakan iklim yang diambil secara cepat.

Saat permukaan laut naik, orang yang tinggal di pesisir akan semakin rentan, dan mengancam sekitar $1 triliun kekayaan global.

Para pemimpin politik harus dengan cepat meningkatkan pendanaan untuk adaptasi dan kerusakan iklim.***

Bencana Baru Kini Ancam China

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali mengalami bencana baru pasca wabah Covid-19. Kali ini, fenomena gelombang panas mulai melanda Negeri Tirai Bambu.

Bencana ini pun membuat buah-buahan seperti persik dan buah naga gagal dipanen oleh petani. Ini diakibatkan kekeringan yang masih merupakan dampak turunan gelombang panas.

"Ini benar-benar pertama kalinya dalam hidup saya menghadapi bencana seperti itu. Tahun ini adalah tahun yang sangat menyedihkan," kata seorang petani dari wilayah Chongqing, Qin Bin, kepada AFP, Jumat (26/8/2022).

"Kita seharusnya memanen buah-buahan sekarang, tetapi semuanya hilang, mati karena terik matahari."

Panas yang ekstrim juga telah memaksa Qin dan rekan-rekan petani untuk bekerja pada jam-jam yang tidak biasa. Mereka bekerja dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi untuk menghindari cuaca panas.

"Tidak mungkin berolahraga di kebun, karena suhu tanah sekitar 60 derajat Celcius ... kami mengukurnya kemarin," jelasnya.

"Jika panas berlangsung hingga 4 September seperti yang dikatakan beberapa dari mereka (pemerintah), mungkin lebih dari separuh pohon yang kami upayakan siang-malam untuk menyelamatkan akan mati."

Wilayah China utamanya bagian Selatan telah mencatat periode suhu tinggi terlama sejak pencatatan dimulai lebih dari 60 tahun yang lalu. Ini pun mendorong pemadaman listrik.

Selain itu, Pemerintah China juga telah memperingatkan bahwa fenomena ini menimbulkan 'ancaman parah' bagi panen musim gugur negara itu. Beijing pun telah menjanjikan miliaran yuan bantuan segar kepada petani.

Namun bagi petani seperti Qin, bantuan apa pun akan dianggap terlambat. Pasalnya, panen yang merupakan sumber utama penghasilannya, telah mengering

"Pada dasarnya semua mati. Pemerintah telah melakukan upaya besar untuk membantu kami, tetapi itu hanya dapat menghidupkan pohon, bukan buah-buahan," katanya.

"Jika Anda berjalan-jalan di sekitar kota kami, Anda dapat merasakan skala bencana," tambahnya.

Diketahui, gelombang panas ini juga membuat sungai di China mengering. Bukan hanya itu, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) juga tak mampu memnuhi pasokan listrik warga dan beralih ke batu bara.

More Articles ...