Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kemensos melalui Sentra Efata Kupang sudah hadir di tengah-tengah pengungsi dan terus memberikan bantuan," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sentra Efata Kupang Tota Oceanna Zonneveld dalam keterangan, di Jakarta, Selasa.
Penyaluran bantuan terus dilakukan karena jumlah masyarakat terdampak dan jumlah pengungsi terus bertambah seiring dengan kembali erupsi Gunung Lewotobi.
Kemensos yang diwakili Sentra Efata Kupang dan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam sudah menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji, kasur, selimut, perlengkapan keluarga, perlengkapan anak-anak, tenda gulung, tenda serbaguna, tenda keluarga portable, dan toilet portable.
Selain itu, kata dia, ada juga bantuan bahan makanan untuk dapur umum dan masker untuk pengungsi dan petugas lapangan.
Kemensos juga menyalurkan bantuan melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sikka berupa makanan siap saji, perlengkapan anak-anak, kasur, velbed, selimut, terpal, tikar, pembalut, dan dua unit tenda Merah Putih.
Melalui Dinas Sosial Kabupaten Lembata, lanjutnya, Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik berupa tenda Merah Putih, tenda serba guna, tenda portable, selimut, kasur, dan satu set dapur umum lapangan.
Sedangkan melalui Dinsos Kabupaten Flores Timur, Kemensos menyalurkan bantuan logistik berupa tenda Merah Putih, tenda portable, tenda keluarga, tenda payung, dan lima set dapur umum lapangan.
Gunung Lewotobi Laki-laki pertama kali erupsi pada Selasa (2/1/2024) dan erupsi kembali pada Minggu (7/1) serta Senin (8/1) sore pukul 17.22 WITA.
Laman Magma ESDM menyebutkan tinggi kolom abu letusan teramati mencapai 1.500 meter di atas puncak atau sekitar 3.084 meter di atas permukaan laut.
Akibat erupsi tersebut, ribuan orang mengungsi ke pos pengungsian di Kantor Camat Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
Saat ini Kemensos elah mendirikan posko pengungsian di depan Kantor Desa Konga, Kecamatan Titehana, yang berada pada radius 15 km dari titik erupsi.
Pada Kamis (4/1) sebanyak 1.103 orang telah mengungsi di posko tersebut dimana terdapat kelompok rentan diberikan perlakuan khusus.
Jumlah tersebut masih terus bertambah mengingat banyak warga yang masih bertahan di rumah masing-masing dan gunung api yang masih berstatus siaga.
Tota mengatakan dapur umum masih tetap berjalan selama dibutuhkan dan tetap ada petugas yang berada di lokasi hingga siaga darurat usai.
"Dapur umum tetap berjalan, tim dari Sentra Efata juga tetap ada yang berada di lapangan hingga siaga darurat selama 14 hari selesai," kata Tota.
Gunung Ibu Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter ke Arah Barat
Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, kembali mengalami erupsi, Selasa (9/1/2024), pukul 09.41 WIT. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Ibu teramati 1.000 meter di atas puncak, atau 2.325 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu erupsi Gunung Ibu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 65 detik.
Warga dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Ibu diimbau tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas diluar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Erupsi Sebelumnya
Sebelumnya Gunung Ibu juga mengalami erupsi, Jumat pagi (5/1/2024) lalu. Menurut informasi yang dikutip dari Magma ESDM, kolom abu letusan mencapai 1.000 meter ke arah barat daya dan barat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu Efrita Lusy Andriany Saragih mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu.
"Saat laporan ini dibuat erupsi masih berlangsung," kata Efrita.
Gunung Ibu merupakan gunung api bertipe strato volcano yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara. Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar 1 kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.
More Articles ...
- Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, 26 Warga Nawakote Dievakuasi Tim SAR Gabungan ke Boru
- Korban Erupsi Lewotobi Kekurangan Obat-obatan, Kades Diminta Laporkan ke Posko Pusat
- Potret Jalan Rusak Berat Tapi Rumah di Sekitarnya Berdiri Kokoh Usai Gempa Jepang
- Korban tewas gempa di Jepang capai 100 orang, 211 belum ditemukan
- Khawatir Bencana Susulan, Warga Jepang Ogah Balik ke Rumah dan PilihTidur di Mobil
- Amukan Longsor di Subang yang Telan Korban
- Teknologi Mitigasi Gempa Jepang
- Petugas SAR Terus Cari Penyintas Gempa di Jepang, Korban Jadi 78
- Sumedang 10 Kali Diguncang Gempa Terdata 1.325 Bangunan Rusak
- Titik Banjir Pagi Ini: 21 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
- Gempa M5,9 Guncang Bayah Banten, Enam Rumah Rusak
- Pakar ITB Soal Gempa Sumedang: Waspadai Gempa Bumi yang Kekuatannya Tidak Terlalu Besar, Namun Tetap Berdampak Signifikan
- Gempa Magnitudo di Jepang Menewaskan 30 Orang
- Tim Penyelamat Mencari Korban Gempa di Bawah Reruntuhan Kota Wajima
- Pemerintah Jepang Jadikan Sekolah Tempat Evakuasi Warga
- Belajar dari Jepang, Manusia Bisa Berdamai dengan Gempa
- Takut Pulang ke Rumah Usai Gempa Dahsyat Jepang, Ribuan Warga Tinggal di Kamp Evakuasi
- 6 Orang Tewas Setelah Gempa Melanda Jepang di Hari Tahun Baru
- 8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024
- 8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024
- SANG DOKTER, PENGAWAS BPJS
- Ratusan Pelajar NU Malang Raya Ikuti Latihan Mitigasi Bencana
- Dorong Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, BRIN Bahas Strategi Pengelolaan DAS
- Garut Rawan Berbagai Bencana, Bupati Berharap Tagana yang Profesional
- Diguyur Hujan Deras, 13 Bencana Melanda Kota Bogor
- Mitigasi Bencana, BPBD Bondowoso Keruk Pohon dan Tebang Pohon Keropos
- Dinsos Rejang Lebong andalkan logistik bantuan bencana dari pusat
- BPBD sebut tiga hal penyebab NTT rawan bencana alam
- BPB-PK Kalteng Intruksikan Penanggulangan Bencana Wajib dan Memiliki SPM
- Banjir rendam 41 desa di Nagan Raya Aceh
- Kolaborasi Riset di Bidang Lingkungan dan Pemantauan Bencana
- Pentingnya Mengenalkan Mitigasi Bencana untuk Anak, Biar Makin Sigap
- Kabupaten Sukabumi Supermarket Bencana, Warga Diminta Waspada Saat Musim Hujan
- BPBD OKU aktifkan posko bencana banjir dan tanah longsor
- BPBD Garut Siapkan Sumber Daya Antisipasi Bencana Saat Musim Hujan
- Memitigasi bencana banjir di Kabupaten Bekasi
- 27 Daerah di Jawa Barat Waspada Bencana Alam
- Pesan Menlu Cina ke Israel: Cegah Bencana Kemanusiaan yang Lebih Serius
- Gaza Memburuk, Bencana Kemanusiaan dan Pembantaian Massal di Depan Mata
- Pemerintah Siapkan Bantuan Kemanusiaan Penanganan Bencana Banjir ke Libya
- Masuk Musim Pancaroba, BPBD Jabar Siapkan Mitigasi Bencana Alam
- Lewat JKN, BPJS Kesehatan Jamin Kesehatan Para Santri di Pesantren
- Taiwan, AS, Jepang, Australia, dan Saint Lucia Selenggarakan Lokakarya GCTF Penanganan Bencana Maritim
- Bencana karena Perubahan Iklim Paling Rugikan Negara Berkembang
- Tujuh Desa di Tulungagung Alami Bencana Kekeringan
- Lima Lembaga PBB Sebut Situasi di Gaza Bencana Besar Kemanusiaan
- Indonesia Negara Paling Rawan Bencana Kedua di Dunia
- BPBD: Wilayah terdampak bencana kekeringan di Trenggalek meluas
- BMKG Prediksi Bencana Alam Kian Ekstrem Apabila tidak Ada Transisi Energi
- UGM Terpilih Jadi Tuan Rumah Manajemen Kesehatan Bencana ASEAN
- Kesiapsiagaan Bencana dan Kompetensi Profesional diantara Penyedia Layanan Kesehatan
- Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)
- Framing Liputan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Media Online
- 16 RS di NTB berkumpul menyusun Hospital Disaster Plan
- Kurangi Potensi Bencana, Warga Diminta Jaga Kelestarian Alam
- Kebakaran Hutan dan Lahan Meluas hingga 140,3 Ha, Pemkab Paser Minta Pemasangan Alat Deteksi Asap
- Yunani Berjuang Hadapi 'Kebakaran Hutan Terbesar' dalam Sejarah Eropa
- Mitigasi Bencana Karhutla, Muhammadiyah Kalimantan Tengah Luncurkan Program Rumah Singgah dan Mobil Oksigen
- Bencana Alam Sepanjang Agustus, Perubahan Iklim Perparah Keadaan
- Simulasi KTB Yogyakarta Bangun Kesadaran dan Kesiapan Mitigasi Bencana
- Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan Wabah di Sulsel
- UGM Gelar Pelatihan Kedaruratan Kesehatan
- Satgas Karhutla Babel Gencarkan Edukasi Cegah Kebakaran Hutan
- Tim verifikasi BNPB mengecek kerusakan dampak bencana 2023 di Bima
- Proyek Ketangguhan Bencana: BNPB Gelar ToT Fasilitator Tingkat Kabupaten
- BNPB Gelar Semiloka untuk Penyempurnaan Dokumen Rencana Kontingensi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
- Tingkatkan Kewaspadaan Bencana, Tim PM ITB Batukaras Kembangkan Modul Siap Siaga Tsunami
- China lanjutkan upaya mitigasi bencana banjir dan topan
- UGM Buka Peluang Kerja Sama dengan Kabupaten Pati dalam Pengembangan Perikanan dan Mitigasi Bencana
- Ancaman Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG : Mitigasi Harus Terus Dilakukan, Jangan Teputus !
- ITB Sukses Selenggarakan Pelatihan Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim kepada Negara Anggota CARICOM dan SICA
- Kepala BNPB Pimpin Rakor Antisipasi Karhutla di Wilayah Kalsel
- BNPB dan LLHPB PP AISYIYAH Indonesia Perkuat Program Keluarga Tangguh Bencana
- Mitigasi Bencana Iklim Melalui Reboisasi, Pengabdian Masyarakat di Cikapek Sukabumi
- 7 Hal yang Harus Dilakukan saat Terjadi Gempa
- Mitigasi Bencana Sebelum Banjir , Saat Banjir dan Sesudah Banjir
- Jangan Sampai Lengah, Daftar Barang Yang Harus Ada Dalam Tas Siaga Bencana
- Dihantui Gempa dan Tsunami, Kabupaten Selatan Jawa Ini Bentuk Kampung Siaga Bencana
- Basarnas Manado melaksanakan latihan antisipasi bencana
- Kebakaran Mendominasi Bencana di Klaten, BPBD: El Nino Mulai Berpengaruh
- Kenalkan Mitigasi Bencana Sejak Dini, Ini yang Dilakukan FK Tagana Ciamis
- Mitigasi Bencana Kekeringan Sebelum, Saat, dan Sesudah Terjadinya
- Urgensi Mitigasi Bencana Akibat Anomali Cuaca
- Perubahan Iklim Nyata, Pemerintah Rugi Rp 22,8 Triliun per Tahun Akibat Bencana Alam
- Kemenkeu kembangkan PFB sebagai strategi pembiayaan bencana
- Gunungkidul Belum Terapkan KLB terkait Antraks Infeksi Puluhan Warga
- Warga DIY Meninggal Akibat Antraks, Kemenkes Akan Lakukan Penyelidikan Epidemiologi
- BNPB dan MPBI Luncurkan Pedoman Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas
- Gempa Bumi Bantul, Kemenko PMK Dorong Daerah Terdampak Bencana Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Eksplorasi Sistem dan Proses Biomimikri dalam Pengembangan Desain Produk untuk Mitigasi Bencana
- Polres OKU Selatan dengan BPBD Bentuk Posko Siaga untuk Penanggulangan Bencana Banjir
- Cegah banjir dan tanggulangi bencana, China alokasikan 320 juta yuan
- Bentuk Forum PRB, BPBD KSB Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana
- 75% Bencana Sejak Awal 2023 Disumbangkan 7 Provinsi Ini
- BMKG Ajak Dunia Tingkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Risiko Bencana
- Kepala BMKG Menekan Risiko Bencana
- BMKG: Teknologi dan pemahaman masyarakat tekan risiko bencana
- Kepala BNPB Ungkap Perubahan Iklim Picu Kejadian Bencana: Terbukti Meningkatkan Frekuensi
- Perkuat Kapasitas dan Ketangguhan Hadapi Bencana, BRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana
- BNPB: Perubahan iklim berpotensi picu kejadian bencana