logo2

ugm-logo

VIDEO: Smart People! Seperti Ini Loh Simulasi Bencana Anak Berkebutuhan Khusus

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID -- Video berdurasi 53 detik ini merupakan cuplikan dari sejumlah siswa berkebutuhan khusus yang mendapatkan pelatihan menghadapi bencana di SLB Negeri A Kota Bandung, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Senin (11/4/2016).

"Mereka mendapatkan pelatihan karena termarjinalkan dan mereka tidak dapat hak untuk safety. Mereka harus belajar bahwa di masyarakat umum ada cara dan strategi," ujar Wakasek Bimbingan Konseling SLB Negeri A Kota Bandung, Muftiah Yulismi.

Video simulasi bencana bisa dilihat di bawah ini:

Menurutnya, anak berkebutuhan khusus yang hadir pada pelatihan ini memiliki hambatan yang berbeda.

Sebab cara menghadapi bencana yang diberikan pun berbeda bergantung dengan hambatan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus.

"Ada visual seperti murid SLB A, mereka tdk bisa melihat tapi bisa menggunakan indera pendengaran. Berarti klue penanggulangan bencana dari suara," kata Muftiah. (*)

BPBD dan PMI Banjar Siap Melatih Penanggulangan Bencana Kepada Masyarakat

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjar mengaku siap melatih masyarakat Banjar dalam penanggulangan bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Rusmwan, SH mengatakan, pihaknya membuka lebar kepada institusi manapun yang berkeinginan belajar kesiapsiagaan bencana, terutama para siswa baik SD, SMP, serta SMA sederajat.

“Kami selalu siap dalam menjalankan tugas menanggulangi bencana maupun memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Banjar. Yang paling penting adalah koordinasi kepada kami supaya agendanya kita jadwalkan,” tegas Rusmawan kepada HR Online disela-sela kegiatan Perkemahan Jum’at Sabtu (Perjusa) Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Uswatun Hasanah, di lapang Doboku, Jum’at (08/04/2016).

Menurutnya Rusmawan, banyaknya bencana hingga menelan korban jiwa, diakibatkan pengetahuan terhadap lingkungan sekitar masih minim. Dia mencontohkan saat petir menggelegar, harusnya warga tidak diperkenankan menghidupkan televisi maupun alat elektronik lainnya bahkan keluar rumah. Tapi masih ada juga yang melakukan hal demikian, akibatnya korban jiwa pun tidak dapat dihindari.

“Betapa pentingnya edukasi terhadap masyarakat, merupakan kewajiban kita bersama menjaga sebaik-baiknya alam kita. Maka dari itu, siapapun yang berkenan belajar penanggulangan bencana, kami siap memfasilitasi,” katanya.

Hal senada dikatakan Depi, Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjar. Dia mengaku masyarakat perlu mencontoh negara Jepang yang setiap bencana selalu menolak relawan asing membantu dalam setiap bencana. Pasalnya, masyarakat Jepang sudah dididik peka terhadap alamnya yang sering terjadi bencana.

“Dari hal terkecil perlu kita disiplin dalam memahami kondisi alam, terutama edukasi terhadap anak-anak maupun penyandang disabilitas. Pasalnya, merekalah yang paling rentan dan diprioritaskan dalam setiapa kejadian bencana. Makanya kami sangat terbuka jika ada pelatihan semacam ini terhadap siswa,” ucapnya.

Depi mengungkapkan, siswa lebih cendrung aktif dalam kegiatan yang diramu dengan sebuah permainan. Seperti halnya yang dilakukan oleh SDIT Uswatun Hasanah. Para siswa sering melontarkan sebuah pertanyaan dasar yang sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami pernah jadi relawan di Aceh pada saat tsunami dan kami ceritakan pengalaman kepada siswa. Saya terkejut, pertanyaan bertubi-tubi datang dari para siswa. Artinya pendidikan siap siaga bencana lebih mengena terhadap siswa melalui permainan. Sekali lagi, kami membuka lebar kepada semua lembaga pendidikan untuk belajar penanggulangan bencana bersama BPBD dan PMI Kota Banjar,” tutupnya.

Sebelumnya, Perkemahan Jum’at-Sabtu (Perjusa) yang diadakan SDIT Uswatun Hasanah melibatkan sejumlah pemateri baik dari BPBD dan PMI Kota Banjar, untuk menyampaikan pengetahuan penanggulangan bencana melalui sebuah permainan yang disebut game bencana. (Muhafid/R5/HR-Online)

sumber: harapanrakyat

More Articles ...